Pada saat altar muncul, semua makhluk hidup di sekitarnya merasakan vitalitas dalam tubuh mereka mengalir deras keluar dari raga mereka sendiri, mengarah ke altar berwarna darah itu.
Makhluk hidup di sini sudah terlalu banyak. Vitalitas dalam jumlah besar sebagai persembahan mengalir ke altar, akhirnya mengkristal di patung dewa di pusat altar.
Han Sen saat ini sedang gelisah menunggu di dalam Perlindungan Suci Tuhan Keempat. Dia telah menerima kabar tentang makhluk roh menyerang perlindungan manusia, sehingga terus menunggu di Perlindungan Keempat.
Karena dia tidak tahu apakah menggunakan darah semi-dewa saja cukup untuk membuat Pemanggilan dengan Cawan Pengorbanan Langit. Jika gagal, mau tidak mau ibunya dan yang lain harus bertarung mati-matian.
Hatinya dipenuhi kecemasan, tiba-tiba merasakan tubuhnya seolah terbakar. Sebuah tenaga dari kehampaan datang langsung membanjiri tubuhnya.
Tenaga ini sangat kuat, membakar dalam tubuh Han Sen hingga membuat ruang di sekitarnya berdistorsi dan pecah.
Hati Han Sen langsung berbunga-bunga: "Tampaknya pemanggilan berhasil! Begitu banyak makhluk roh tingkat Kaisar yang membawa makhluk mutan bersatu datang, persembahan ritual pasti sudah cukup. Seharusnya ada tenaga yang cukup untuk membantuku merobek ruang dan turun ke Perlindungan Suci Tuhan ketiga."
Sementara Han Sen berpikir, tenaga yang membanjiri tubuhnya semakin kuat, langsung merobek ruang angkasa dan menarik raganya masuk ke saluran kehampaan. Dalam sekejap, dia menghilang, hanya menyisakan pintu ruang terdistorsi di tanah asal.
Pegunungan Hengtian di Perlindungan Ketiga.
Wajah Kaisar Tanpa Tuhan langsung berubah pucat melihat altar turun: "Sial! Kenapa altar semi-dewa lagi? Kenapa mereka setiap kali bisa sukses memanggil semi-dewa turun?!"
Memanggil semi-dewa sama sekali bukan hal sederhana. Sekalipun beruntung mendapatkan inti gen semi-dewa yang tertinggal di Perlindungan Ketiga, itu mungkin milik semi-dewa yang sudah mati. Belum tentu pasti bisa sukses dipanggil.
Sejak zaman dahulu, pemanggilan yang sukses bisa dihitung jari. Lagipula semi-dewa yang dipanggil sulit dikendalikan. Umumnya berdasarkan gen semi-dewa untuk memanggil semi-dewa yang sesuai.
Tapi terakhir kali di wilayah Sang Ratu Teratai Hitam, Han Sen berhasil memanggil ibu Sang Ratu. Kali ini Luo Lan bahkan lebih hiperbolis—patung dewa itu jelas-jelas Han Sen. Sungguh tak terbayang bagaimana mereka mencapai tingkat sukses setinggi ini. Sepertinya ini pemanggilan terarah, seperti bisa memanggil siapa pun yang mereka inginkan.
Kaisar Tanpa Tuhan mengatupkan gigi ingin kabur. Dia pernah menyaksikan kedahsyatan saat Yongye Sang Ratu turun ke dunia—bukan level yang bisa ditahan makhluk Perlindungan Ketiga.
Meski Han Sen baru naik level menjadi semi-dewa belum lama, dan kekuatannya mungkin tidak sekuat Sang Dewi Malam Abadi, tapi bagaimanapun dia tetap seorang semi-dewa. Apalagi sebelum menjadi semi-dewa, dia sudah tak terkalahkan di Perlindungan Ketiga. Selain Sang Kaisar Boneka, tak ada yang bisa melawannya.
Beberapa Kaisar dan Makhluk Dewa Super lain yang memiliki wawasan luas, sama seperti Kaisar Tanpa Tuhan, juga ingin kabur.
Tapi sebelum mereka sempat melarikan diri, tiba-tiba seluruh alam semesta seolah diselimuti kekuatan tak kasat mata. Semua indera mereka dipisahkan, seolah mereka bukan lagi bagian dari dunia ini. Mereka sama sekali tidak tahu harus kabur ke mana. Bahkan saat ingin melangkah, mereka menyadari tak bisa merasakan raga sendiri - persepsi inderawi mereka telah tercabut seluruhnya.
Mereka juga tidak bisa melihat makhluk lain di sisinya, tak mendengar maupun mencium. Medan pertempuran yang baru saja kacau balau, kini seolah hanya menyisakan diri mereka sendiri dan altar itu.
Mereka hanya bisa menyaksikan segala yang terjadi di altar tersebut. Barang apapun selain itu sepertinya tiada.
Kaisar Tanpa Tuhan mati-matian mengkristalkan tenaga di tubuhnya, ingin melepaskan diri dari ikatan ini. Tapi dia sama sekali tidak bisa merasakan keberadaan raganya, apalagi tenaga di dalam tubuh. Bahkan Pisau Tanpa Tuhan yang tergenggam di tangannya, sama sekali tidak memberi respons.
Sejak Pisau Tanpa Tuhan dihancurkan Han Sen waktu itu, Kaisar Tanpa Tuhan berjuang berat untuk menyatukan kembali pisau yang menyatu dengan dirinya. Tapi tak disangka, pisau yang telah menjadi bagian tubuhnya ini, sekarang ternyata juga tak bisa dirasakan.
"Bagaimana mungkin... Apakah dia sudah lebih kuat dari Yongye Sang Ratu? Baru berapa lama dia naik level menjadi semi-dewa?" Hati Kaisar Tanpa Tuhan berdebar kencang. Saat menghadapi Yongye Sang Ratu dulu dia masih bisa kabur, tapi sekarang muncul perasaan cemas dan putus asa bahwa dirinya tidak mungkin melarikan diri.
Kecemasan dan keputusasaan ini bukan hanya dirasakan Kaisar Tanpa Tuhan seorang. Seluruh makhluk roh dan mutan saat ini dipenuhi kecemasan dan keputusasaan di hati mereka, tubuh bergemetar. Mereka tidak bisa merasakan keberadaan makhluk hidup lain, seolah hanya diri mereka sendiri yang menghadapi altar mengerikan itu, tanpa rasa aman sama sekali.
Di atas altar tersebut, patung dewa telah berubah menjadi tubuh sejati Han Sen yang melangkah turun langkah demi langkah. Setiap langkahnya terasa seperti menginjak jantung mereka, membuat hati mereka dipenuhi keputusasaan yang menyakitkan.
“Akhirnya aku kembali!” Hati Han Sen dipenuhi kebahagiaan saat ini. Melintas ke dunia ini dan kembali ke Perlindungan Ketiga, ini bukanlah kesempatan yang dimiliki setiap semi-dewa. Sebenarnya, sebagian besar semi-dewa tidak memiliki peluang seperti ini.
Namun perasaan kembali ke Perlindungan Ketiga tidak sepenuhnya indah. Ia merasa seperti berada di dalam lumpur, bahkan napasnya terasa seperti menelan lumpur, membuat raganya terasa sangat menyakitkan.
Di saat yang sama, Han Sen merasakan tenaganya dieskalasi tanpa batas di sini. Kekuatan yang diredam oleh Perlindungan Keempat justru bisa sepenuhnya dilepaskan di tempat ini, bahkan terasa semakin kuat. Mengingat ia telah menyerap begitu banyak vitalitas, di sini Han Sen merasa dirinya bagaikan Tuhan yang serba bisa, seolah dengan mudah bisa membinasakan seluruh ruang.
Aura Dongxuan menyelimuti ke bawah, semua makhluk roh dan makhluk mutan musuh telah kehilangan delapan indera mereka. Jangankan melihat atau mendengar, bahkan tubuh mereka sendiri tak bisa mereka rasakan. Bagai benda mati, mereka hanya bisa terdiam membatu menyaksikan Han Sen melangkah mendekat, bahkan menggerakkan jari pun tak sanggup. Sekuat apapun Kaisar Gui Xu dan Kaisar Tanpa Tuhan, nasib mereka sama.
Ratu dan yang lain justru memandang Han Sen dengan takjub. Tak ada yang menyangka Han Sen bisa turun dari Perlindungan Keempat. Hal semacam ini belum pernah terjadi sebelumnya.
Situasi yang hampir runtuh itu berbalik seratus delapan puluh derajat dalam sekejap mata.
Itu kan semi-dewa! Makhluk yang mampu menghancurkan Perlindungan Ketiga sendirian. Di sini, mereka adalah personifikasi kekebalan mutlak.
Meski tak tahu seberapa kuat Han Sen sekarang, hanya dengan melihat para Kaisar dan makhluk dewa super itu membeku tak berdaya bahkan untuk menggerakkan jari, betapa mengerikannya kekuatan Han Sen saat ini sudah jelas terlihat.
"Anakku, orang-orang jahat ini mengganggu ibumu yang cantik baik hati, terbuka, lembut dan perhatian, lemah lembut, sensual nan cantik..." Suara Luo Lan masih terdengar getir, matanya berkaca-kaca seolah mengalami ketidakadilan tingkat dewa.
Entah bagaimana, para makhluk mutan dan roh mendengar ucapan Luo Lan. Hati mereka bergetar, namun dalam diam mereka mengutuk: "Mengganggu apa sih? Bahkan sehelai rambutmu tak tersentuh! Justru kamilah yang dibantai banyak! Ini namanya diganggu?"
