"Bao'er, tolong petikkan satu lagi untuk Ayah." Dalam hati Han Sen pantang menyerah. Jika jamur ini benar-benar bisa mengeluarkan roh hewan suci, tidak mungkin dia hanya dapat roh binatang biasa.
Bao'er mengiyakan dan mengulurkan tangan untuk memetik jamur. Tapi Han Sen buru-buru menambahkan, "Itu terlalu kecil, cuma sebesar kepalan tangan. Pasti tidak akan mengeluarkan roh binatang level tinggi. Ambilkan yang di sana itu, yang besar itu!"
Bao'er menggendong jamur seukuran bola sepak dengan kedua tangan dan memberikannya kepada Han Sen. Han Sen mengangkatnya, merasakan beratnya beberapa kali lipat lebih berat dibanding yang dia remas sebelumnya.
"Tumbuhan gen seperti ini, sekilas sudah bisa dilihat kualitasnya. Yang besar pasti menyerap lebih banyak energi vital, tumbuh lebih baik, sehingga peluang mengeluarkan roh binatang bagus lebih tinggi." Ujar Han Sen sambil meremas telapak tangannya.
Bruak!
Jamur sebesar bola sepak itu hancur diremas Han Sen. Seketika cahaya putih menyembur keluar dan masuk ke laut jiwanya.
"Memperoleh Roh Binatang Biasa: Bom Jamur."
"Gila, kok masih roh binatang biasa? Jangan-jangan yang kecil justru lebih bagus?" Han Sen bergumam dalam hati.
"Ayah, aku dapat roh binatang suci lagi!" Seru Bao'er gembira sambil meremas jamur lainnya sendiri.
“Poseku barusan pasti salah, aku pasti tidak bernasib sial seperti ini.” Han Sen mengatupkan gigi, lalu berkata pada Bao'er: "Bao'er, tolong petikkan satu lagi untukku, kali ini cari yang kecil. Yang besar tidak cocok denganku, Bazi-ku tidak klop."
“Apa itu Bazi?” Bao'er bingung memandang Han Sen.
“Jangan urusi itu, cepat petikkan yang kecil untukku!” kata Han Sen dengan terburu-buru.
Bao'er yang sangat patuh segera memetik jamur berukuran relatif kecil dan melemparkannya ke tangan Han Sen.
Dengan kedua tangan mengangkat jamur seperti mempersembahkan dupa ke langit, Han Sen menutup mata dan berdoa penuh khidmat: "Buddha, Tuhan, Santa Maria Ozawa, berkahilah hamba agar bisa mendapatkan roh hewan suci darah ilahi. Hamba akan rajin beribadah dan membakar dupa setiap hari, umatmu Han Sen bersujud..."
Setelah berdoa dengan tulus, Han Sen hendak menghancurkan jamur itu, tapi tiba-tiba teringat sesuatu. Ia memutar tubuhnya memilih posisi keberuntungan, baru kemudian menghancurkan jamur tersebut dengan genggaman keras.
"Mendapat roh binatang biasa Bomba Jamur."
"Jawaban apaan itu! Ini pasti masalah probabilitas. Bukan aku yang sial. Hal seperti ini bisa terjadi pada siapa saja. Ada yang bagus ada yang jelek, nilai rata-ratanya takkan jauh beda. Coba beberapa lagi pasti berhasil." Han Sen telah meninggalkan pemikiran takhayul dan memutuskan untuk percaya pada pendekatan ilmiah.
"Ayah, aku dapat lagi roh hewan suci darah ilahi. Kamu dapat apa?" tanya Bao'er riang.
"Ahem, Kita hampir sama. Tolong petikkan beberapa lagi untukku," ujar Han Sen sambil berdehem pelan.
Bao'er yang patuh segera memetik beberapa jamur lagi. Han Sen menarik napas dalam, memegang jamur-jamur itu sambil berpikir dalam hati: "Para dewa tak bisa diandalkan. Hanya ilmu pengetahuanlah kebenaran mutlak. Aku harus percaya pada sains."
“Memperoleh roh binatang biasa bomb jamur.”
“Ayah, kok semuanya roh hewan suci darah ilahi sih?”
“Memperoleh roh binatang biasa bomb jamur.”
“Membosankan banget, dapat roh hewan suci darah ilahi lagi. Cuma ini doang?”
“Memperoleh roh binatang biasa bomb jamur.”
“Ayah, aku dapat roh binatang super dewa bomb jamur nih!”
Haa!
Han Sen hampir menyemprotkan darah tua sambil mendongak ke langit, tangannya gemetar. Meski masih ada jamur di depannya, tapi dia benar-benar tak sanggup memijat lagi. Terlalu terpukul mental.
Tapi Han Sen berpikir lagi: "Bao'er memang berbeda. Dia bukan orang biasa, bisa dapat roh binatang level tinggi itu wajar. Hokiku juga tidak jelek, cuma setara orang biasa saja."
“Kalian ngapain sih? Jamur-jamur ini sebenarnya buat apa?” Ling Mei'er yang sudah lama mengamati dari samping akhirnya bertanya penasaran.
Han Sen langsung matanya berbinar, menyodorkan sebuah jamur ke Ling Mei'er sambil berkata: "Coba kamu remas jamur ini."
Di tiga perlindungan sebelumnya, makhluk roh kecuali tunduk pada manusia, tidak bisa menggunakan roh binatang. Entah di Perlindungan Keempat apakah sama.
Jika makhluk roh tidak mendapatkan roh binatang, apa yang akan mereka dapatkan setelah menghancurkan buah gen?
Han Sen masih menyimpan sedikit harapan, toh buah gen tak mungkin kosong hanya karena makhluk roh tak bisa memanfaatkan roh binatang.
Ling Mei'er yang melihat Han Sen dan Bao'er meremas jamur sejak tadi sudah tergoda, ingin mencoba. Kini diberi jamur oleh Han Sen, langsung diremasnya tanpa basa-basi.
Bruak!
Seberkas cahaya putih menyembur dari jamur itu, langsung terpancar ke dahi Ling Mei'er.
Wajah Ling Mei'er langsung berseri-seri: "Aku mendapatkan Jiwa Hewan Purba!"
Han Sen seketika merasa sesak di dalam hati. Meski hanya Jiwa Hewan Purba, tapi tetap lebih baik daripada roh binatang biasa miliknya.
Han Sen memberikan dua sisanya kepada Ling Mei'er. Hasilnya, Ling Mei'er berhasil meremas satu yang bermutasi dan satu purba lagi. Sepertinya ini baru kemampuan standar orang normal.
"Barang rongsokan macam apa ini? Aku sama sekali tak butuh! Dulu, roh binatang level tinggi yang kudapatkan dari berburu monster bisa mengelilingi Alliance tiga kali! Siapa yang peduli dengan rongsokan begini? Roh hasil cuma-cuma tanpa keahlian teknisi sama sekali! Jagoan sejati pasti tak sudi pakai. Petarung kuat sepertiku sama sekali tak memerlukan roh usang begini!" Sudut mata Han Sen berkedut tak henti, sorot matanya sedikit memucat sambil mencibir.
Bao'er limbung berjalan di antara hamparan jamur, sesekali membungkuk memetik satu. Terlihat ia sangat bahagia bermain di sana.
“Ayah, ini jamur untukmu.” Bao'er memeluk beberapa jamur lalu berlari ke hadapan Han Sen sambil berkata.
“Ahem, Ayah tidak perlu. Bao'er boleh main sendiri kalau suka.” Han Sen memutuskan untuk tidak mencetak lagi, merasa akan membuang-buang jika melanjutkan.
Meski jumlah jamur di sini cukup banyak——terlihat ada lebih dari 100, tapi jika Bao'er yang mencetak setidaknya bisa menghasilkan Roh Hewan Suci Darah Ilahi yang sangat berguna. Sedangkan roh binatang biasa sama sekali tidak ada gunanya.
Bao'er pergi memetik jamur untuk mencetak roh binatang, sementara Han Sen mempelajari fungsi sebenarnya dari roh-rah binatang ini. Semua roh yang berhasil dicetak adalah jamur bom dengan level berbeda-beda.
Roh binatang tumbuhan belum pernah dilihat Han Sen sebelumnya. Dia pun memanggil jamur bom level biasa.
Seketika sebuah jamur putih salju muncul di tangan Han Sen, membuatnya terkejut. Barang ini tidak mengalami perubahan apa pun, masih mempertahankan bentuk aslinya.
"Bomba Jamur, apa bisa digunakan sebagai bom?" Han Sen sekadar melemparkan Bomba Jamur di tangannya.
Dor!
Bomba Jamur jatuh ke tanah. Seketika terdengar dentuman keras. Setelah jatuh, bomba itu langsung meledak, menghasilkan awan jamur putih. Sebuah batuan hancur berkeping-keping.
"Gila, benar-benar bisa dipakai sebagai bom! Daya hancurnya lumayan. Level biasa saja sudah sehebat ini, bagaimana dengan level darah suci dan super?" Kegembiraan luar biasa mengisi hati Han Sen.
"Sayangnya, roh binatang Bomba Jamur ini sekali pakai. Habis dipakai langsung hilang." Pikiran keserakahan muncul di benaknya.
Tiba-tiba, terdengar teriak histeris tajam dari dalam gua. Sepertinya ada sesuatu yang menyerbu ke arah mereka.
