Qiu Ming sama sekali tidak menyangka, kemampuan fisik Han Sen tumbuh jauh lebih cepat daripada perkembangan Inti Gen-nya. Tubuhnya bahkan lebih kuat daripada Inti Gen-nya. Sekalipun menggunakan Inti Gen, tidak akan lebih kuat dari serangan ini.
"Ditemukannya Sanctuary membuat manusia memiliki kekuatan super. Ini hal bagus sekaligus buruk. Sisi baiknya, manusia punya kemungkinan tak terbatas. Namun justru karena kemungkinan tak terbatas ini, banyak manusia menjadi sombong dan menganggap diri mereka bisa berada di atas hukum dan makhluk lain," kata Ji Yanran sambil mengemudikan pesawat ruang angkasa pulang ke rumah.
"Semi-dewa tetaplah bukan Tuhan. Kalau mau berada di atas makhluk lain, tunggu sampai mereka benar-benar jadi dewa dulu," jawab Han Sen dengan datar.
Membicarakan dewa, Han Sen teringat pada 'Tuhan' yang menjebak Senja dan kawan-kawan. Dia masih belum tahu makhluk seperti apa sebenarnya itu, apakah termasuk organisme dari Sanctuary Kelima. Semua pertanyaan ini masih belum terjawab.
Setelah refreshing meski sempat menemukan gangguan kecil, kondisi hati Han Sen terasa lebih lega.
Kembali ke Sanctuary, posisinya masih berada di dalam area taman.
“Kamu lihat teknik pedangku ini Tidak.” Han Sen barulah masuk ke taman, langsung mendengar suara wanita dari lukisan batu. Kali ini wanita itu ternyata aktif berbicara.
Han Sen agak terkejut melihat ke dinding batu. Memang, wanita berjubah hijau dalam lukisan itu sudah menutup payungnya, menggunakan payung sebagai pengganti pedang sedang melemparkan teknik pedang.
Kali ini yang dia gunakan tetap Jalan Hati Pedang, tapi sudah berbeda dari duplikasi murni sebelumnya. Teknik pedang itu dipenuhi kepedihan tersembunyi yang seperti ratapan, membuat siapa pun yang melihatnya tak tahan merasakan kesedihan menggelora di hati. Untungnya Han Sen memiliki keteguhan yang tak tergoyahkan. Jika diganti dengan wanita yang sensitif, mungkin sudah terisak-isak saat menonton.
“Jika hatimu dipenuhi dendam, lebih baik Coba ceritakan. Mungkin aku bisa membantumu.” Setelah wanita berjubah hijau dalam lukisan itu menyelesaikan satu set teknik pedang, Han Sen berkata sambil berkesedihan.
Tapi wanita berjubah hijau dalam lukisan itu tak lagi bersuara. Payungnya telah terbuka kembali, dia masih membelakangi Han Sen sambil berdiri di jembatan, di tengah rintik hujan yang berkabut, terlihat semakin penuh keluhan.
Selama beberapa hari berikutnya, wanita berjubah hijau itu tak lagi berbicara. Han Sen justru memanfaatkan waktu ini untuk menyatukan kembali intikristal dan payung penghalang langit.
Entah ini ilusi atau tidak, intikristal dan payung penghalang langit yang telah direkonstruksi ini sepertinya menjadi lebih tahan lama dibanding sebelumnya.
Wanita yang lama tak terlihat itu akhirnya muncul kembali di taman. Kecantikannya masih sama mengagumkannya, seolah tak ada yang bisa meninggalkan jejak di wajahnya.
Terkadang Han Sen tak bisa menahan pertanyaan: Berapa usia sebenarnya wanita ini? Apakah dia juga seperti senja yang telah berikrar di hadapan Tuhan untuk keinginan akan keabadian masa muda?
Tapi Kakek Serangga sudah memberitahunya dengan pasti, wanita ini dan leluhur keluarga Ning itu tidak pernah berdoa di hadapan Tuhan, mereka adalah dua-satunya anggota Tim Aksi Ketujuh yang tidak pernah memanjatkan permohonan.
Yang paling tidak dipahami Han Sen adalah, Han Jingzhi yang baru memasuki dunia perlindungan setelah keluar dari Sekte Darah Hidup, seharusnya sudah memiliki pemahaman yang jelas bahwa itu bukanlah Tuhan sejati. Mengapa dia juga berdoa?
"Gui Yue mencariku. Dia ingin menggantikanmu sebagai Imam Besar. Kau hanya punya dua bulan. Jika dalam dua bulan kau tidak bisa membuat Putra Suci bangkit, dia akan menjadi Imam Besar yang baru," kata wanita itu.
"Jika dia benar-benar mampu, biarlah dia yang jadi Imam Besar," jawab Han Sen.
Wanita itu tersenyum: "Aku ingat pernah berkata, jika kau gagal, aku akan memenggal kepalamu. Janji itu masih berlaku. Dua bulan. Jika kau tidak bisa, bersiaplah untuk menerima konsekuensinya."
Han Sen langsung frustasi. Dia awalnya berharap Gui Yue bisa menggantikannya sebagai Imam Besar, sehingga dia bisa terhindar dari bencana. Siapa sangka wanita itu ternyata enggan melepaskannya.
"Untuk melatih Putra Suci dengan lebih baik, aku punya satu permintaan." Han Sen berkata pada wanita itu.
"Coba ceritakan." Wanita itu menatap Han Sen dengan penuh minat.
"Aku ingin menggunakan Perpustakaan Inti Gen di dalam perlindungan." Han Sen berpikir sejenak lalu berkata.
Ingin meminta wanita itu melepaskannya? Itu jelas mustahil. Untuk sementara, kejar dulu sedikit ruang kebebasan. Setidaknya Perpustakaan Inti Gen tidak berada di dalam taman. Asal bisa pergi ke sana, berarti dia bisa meninggalkan taman. Saat itu tiba, mungkin dia bisa menemukan kesempatan untuk kabur.
"Apa hubungannya penggunaan Perpustakaan Inti Gen dengan pelatihan Putra Suci?" tanya wanita itu.
"Bagaimana aku bisa mengajari Putra Suci jika kekuatanku sendiri terlalu rapuh? Sekarang tidak ada tempat lain untuk meningkatkan kemampuan. Jadi aku ingin masuk ke Perpustakaan Inti Gen untuk memperkuat inti gen-ku." Jawab Han Sen.
Wanita itu mengangguk pelan: "Boleh, tapi kamu harus ingat, kamu hanya punya sisa dua bulan. Jika sampai saat itu kamu belum bisa membangkitkan Putra Suci, aku pasti akan membabat kepalamu."
"Aku akan berjuang maksimal." Han Sen berseri-seri dalam hati.
Han Sen mengira wanita itu belum tahu bahwa sosok perempuan berjubah hijau dalam lukisan sudah bisa bicara. Dengan ini, dirinya sudah berada di posisi tak terkalahkan, sehingga tidak merasa terbebani secara psikologis.
Setelah wanita itu pergi, Han Sen langsung meninggalkan taman. Kali ini benar-benar tidak dihentikan oleh Penjaga, lancar tanpa hambatan sampai di Perpustakaan Inti Gen.
Sementara itu, di dalam Kuil Roh Perlindungan Dunia Bawah, wanita itu dengan santai berbaring di atas tahta. Di hadapannya tergantung sebuah cermin kuno yang memantulkan gambar Han Sen yang sedang berada di perpustakaan inti gen saat ini.
"Benar-benar anggota yang menarik, ternyata bisa membuat Putra Suci berbicara sendiri. Aku memang tidak salah memilih orang, pantas disebut keturunan Han Jingzhi si penipu tua itu, paling jago menipu, terutama pandai menipu wanita." Wanita itu bergumam lirih, matanya terus mengawasi setiap gerak-gerik Han Sen di cermin kuno.
Han Sen telah memasuki Perpustakaan Inti Gen, memanggil payung penghalang langit-nya. Dia berniat membuat payung itu meraih peringkat pertama dulu, menyelesaikan sembilan kali penguatan terlebih dahulu.
Belakangan saat mempelajari Jing Dongxuan, dia mulai merasakan dirinya hampir berhasil mencapai terobosan. Mungkin sebentar lagi payung penghalang langit-nya bisa naik ke level Inti Gen Perak. Karena itu dia tak bisa menunggu lagi, agar tidak melewatkan kesempatan sembilan kali penguatan di Pustaka Inti Gen Perunggu.
Wanita itu menyaksikan Han Sen mengaktifkan Perpustakaan Inti Gen dengan payung penghalang langit-nya, pupil matanya memancarkan kilasan aneh: "Inti Gen berbentuk payung? Mirip sekali dengan Inti Gen Putra Suci. Bagaimana mungkin ada kebetulan seperti ini?"
Han Sen memasuki Perpustakaan Inti Gen, sekali lagi datang menghadapi setan batu. Seperti dua kali sebelumnya, setan batu mengaktifkan tes untuk payung penghalang langit.
Wanita itu menutup cermin kuno yang hanya bisa menampilkan gambar di dalam perlindungan. Karena Han Sen telah masuk ke Perpustakaan Inti Gen dan keluar dari cakupan pantauan cermin, melanjutkan pengamatan pun tak bermakna lagi.
"Tuan, peringkat Inti Gen Perunggu kembali berubah. Ada Inti Gen Perunggu baru yang langsung menerjang ke posisi pertama." Seorang makhluk roh dari ras Underworld masuk melapor.
