"Gangguan kecil" yang disebut perempuan berbaju hijau itu ternyata tidak mudah diatasi Han Sen.
"Perempuan Berjubah Hijau bisa mengirimnya langsung ke dalam Kuil Roh, tepat di depan patung dewa roh. Tapi Han Sen harus mengambil Batu Jiwa dari dahi patung itu sebelum seekor Makhluk Dewa Super yang Mengamuk penjaga patung itu membunuhnya."
Menurut Perempuan Berjubah Hijau, Makhluk Dewa Super yang Mengamuk itu sudah menjadi pengikut setia leluhur ras Underworld sejak sebelum kematiannya.
Setelah melewati pencucian waktu yang tak berujung, kini kekuatan makhluk itu sudah tak terukur. Peluang sukses mengambil Batu Jiwa di hadapannya bisa ditebak.
Setelah menanyakan detail postur tubuh dan kemampuan makhluk itu, Han Sen masih ragu untuk menyetujui.
"Biar saya pertimbangkan dulu." Han Sen tidak langsung menolak.
"Waktumu tidak banyak. Setelah Gu Qingcheng kembali, kesempatan koordinasi kedua tidak akan ada lagi." kata Perempuan Berjubah Hijau.
"Biar saya pikirkan lagi." Han Sen tetap tidak tergoyahkan oleh bujukan sang perempuan.
Kelebihan terbesar Han Sen adalah memiliki kesadaran akan kemampuan diri. Dia sangat paham apa yang bisa dan tidak bisa dilakukannya, seperti memetik Batu Jiwa di hadapan Makhluk Dewa Super yang mengamuk.
Kecuali makhluk super dewa yang mengamuk itu tidak memperhatikannya, sekalipun dia berdiri di depan patung dewa spiritual, itu tetap seperti jarak sedepa bagai antariksa.
Perempuan berbaju hijau juga tidak mendesak Han Sen lagi, hanya berkata: "Apa kamu tahu Gu Qingcheng pergi melakukan apa?"
"Jangan-jangan kamu tahu?" Han Sen menangkap maksud tersirat dalam ucapan perempuan itu.
Perempuan berbaju hijau melanjutkan: "Kamu pernah masuk ke Perpustakaan Inti Gen, seharusnya tahu tentang Medan Gen kan?"
"Tentu saja." Han Sen mengangguk.
"Di dalam Perpustakaan Inti Gen, ada dua jenis Medan Gen. Satu yang pernah kamu lihat, dan satu lagi yang membutuhkan perpustakaan inti gen khusus untuk masuk." jelasnya.
"Maksudmu, Gu Qingcheng pergi ke Medan Gen lainnya? Untuk apa dia ke sana?" tanya Han Sen.
Perempuan berbaju hijau berkata dengan suara melankolis: "Meski sama-sama Medan Gen, tapi berbeda dengan medan gen untuk duel, medan gen lainnya adalah medan kematian untuk merebut Inti Gen."
"Apa maksudnya?" Han Sen mengerutkan kening bertanya.
"Para semi-dewa yang masuk ke Medan Gen bisa menumbuhkan Inti Gen mereka dengan cepat dengan cara membunuh lawan dan menelan Inti Gen mereka, sehingga level Inti Gen mudah ditingkatkan." Perempuan berbaju hijau menjelaskan.
"Ada tempat seperti itu? Bagaimana cara masuk ke Medan Gen semacam itu?" Han Sen bertanya dengan terkejut.
"Untuk masuk ke Medan Gen itu, harus melalui Perpustakaan Inti Gen khusus yang berbeda dari yang biasa. Gu Qingcheng pergi untuk mengubah Perpustakaan Inti Gen Sanctuary Dunia Bawah menjadi seperti itu. Setelah kebangkitanku, dia akan memaksaku masuk ke sana agar Inti Genku cepat naik level."
"Apa keuntungannya bagi dia?" Han Sen merenung sambil berkata.
“Apa keuntungannya bagi dia aku tidak tahu, tapi sebagai imam besar-ku, kamu harus masuk ke Medan Gen bersamaku. Persentase kematianmu di dalam sana jauh lebih tinggi dibandingkanku.” Perempuan berbaju hijau berkata.
“Kenapa? Menurutku kekuatanmu seharusnya masih di bawahku.” Han Sen tersenyum.
Perempuan berbaju hijau berkata dengan nada mengejek: “Jika aku mati di dalam, masih bisa regenerasi melalui Batu Jiwa. Tapi jika kamu mati di sana, itu benar-benar akhir. Yakin mau bandingkan denganku?”
“Tidak usah dibandingkan.” Han Sen menggelengkan kepala sambil tersenyum pahit.
“Jika tidak ingin masuk Medan Gen, hanya ada satu jalan: rebut kembali Batu Jiwa-ku. Aku akan bantu kamu kabur dari perlindungan dunia bawah.” Perempuan berbaju hijau menjelaskan.
“Tapi ada Makhluk Dewa Super yang mengamuk yang menjaga, bahkan jika aku melepas Batu Jiwa-mu dari patung dewa spiritual di atas sana, tetap tidak mungkin kabur. Soalnya setelah aku melepas Batu Jiwa, kamu bukan lagi penguasa perlindungan dunia bawah. Harusnya kamu tidak bisa mengeluarkan aku dari bawah sorot mata Makhluk Dewa Super yang mengamuk itu kan?”
“Siapa bilang tidak bisa? Kalau hal kecil seperti ini saja tidak sanggup, bertahun-tahun jadi Putra Suci-ku sia-sia dong.” Perempuan berjubah hijau berkata dengan suara mendayu: “Aku sudah menyiapkan jalan mundur untukmu. Begitu kau lepas Batu Jiwa itu, aku punya cara langsung mengeluarkanmu dari dalam Kuil Roh.”
“Biar aku pertimbangkan lagi.” Meski agak tergoda, Han Sen tidak mempercayai perempuan berjubah hijau ini. Bagaimanapun mereka masih orang asing, Han Sen sama sekali tidak memahami latar belakang perempuan ini.
“Pengecut.” Perempuan itu mendengus keras lalu diam, jelas terlihat kesal.
Han Sen sama sekali tidak peduli apakah dia marah atau tidak. Dibandingkan mengambil risiko ke Kuil Roh, dia lebih memilih pergi ke "Medan Gen" itu, siapa tahu bisa mencari keuntungan agar Inti Gen-nya bisa berevolusi dengan cepat.
Dalam beberapa hari berikutnya, perempuan berbaju hijau beberapa kali menyebut soal mencuri Batu Jiwa, tapi Han Sen selalu berhasil mengelabui.
Perempuan itu mungkin sadar Han Sen benar-benar bertekad tidak mau ambil risiko. Sikapnya terhadap Han Sen langsung berubah 180 derajat, sama sekali tidak menghiraukannya lagi.
Setelah Gu Qingcheng kembali dan melihat Han Sen masih bertahan di taman dengan selamat, senyuman mengembang di wajahnya: "Kau memang tidak mengecewakanku. Pantas disebut keturunan Han Jingzhi si penipu tua itu. Hanya kalian yang bisa menipu, tak ada yang bisa menipu kalian."
"Tai Yeye saya memang bernama Han Jingzhi, tapi dia cuma staf kecil biasa, bukan 'yang itu' yang Anda maksud." Han Sen menghela nafas.
Sekarang Han Sen sudah menemukan satu hal: pasti ada sesuatu yang terjadi antara Gu Qingcheng dan Han Jingzhi, membuat Gu Qingcheng sangat tidak senang. Han Sen merasa alasan Gu Qingcheng tidak menyukainya, kemungkinan besar karena hubungan dengan Han Jingzhi.
Gu Qingcheng berkata dengan penuh cibir: "Jangan bicara omong kosong! Han Jingzhi si orang licik itu bisa menipu orang lain, tapi tidak bisa menipuku. Kau tidak tertipu oleh Santo dan melakukan kebodohan, performamu cukup bagus. Pertahankan terus."
"Kau tahu dia sudah bangun, kan?" Han Sen menatap Gu Qingcheng sambil bertanya.
Gu Qingcheng mengangguk pelan: "Lebih baik jangan percaya satu katapun dari ucapannya. Kalau tidak, kau bahkan tak akan tahu bagaimana kau mati nanti."
"Lalu untuk apa kau pergi kali ini?" Han Sen kembali bertanya.
"Untuk memodifikasi Perpustakaan Inti Gen tingkat Kaisar, dibutuhkan material genetik yang sangat berharga dan langka. Hanya Aku yang bisa merebutnya kembali dari dalam perlindungan dunia bawah." Wajah Gu Qingcheng menampakkan sukacita: "Perpustakaan Inti Gen akan segera selesai dimodifikasi. Saat itu tiba, Kamu bisa masuk bersama Putra Suci."
"Dalam hal ini, wanita dalam lukisan ternyata tidak berbohong." Hati Han Sen bergetar pelan.
