Zhuo Donglai mondar-mandir di luar Prasasti Gen Inti, awalnya ingin menunggu Ming Yue keluar.
Dia juga menyadari telah tertipu oleh Ming Yue, ingin menangkapnya saat keluar untuk menanyakan detail situasi.
Tapi siapa sangka prasasti gen itu tiba-tiba memancarkan kilatan cahaya menyilaukan, yang muncul bukan Ming Yue, melainkan beberapa makhluk roh dan mutan beraura sangat kuat.
Wajah Zhuo Donglai langsung berubah pucat, dia berbalik dan kabur secepat mungkin.
Para makhluk itu serentak mengejarnya sambil berteriak, "Apa kamu Zhuo Donglai?"
"Bajingan Ming Yue itu malah menyuruh binatang-binatang bodoh ini untuk membunuhku, benar-benar kejam!" Zhuo Donglai gemetar antara takut dan marah, mengira ini petarung kuat yang dikirim Ming Yue, semakin mati-matian lari tanpa menjawab.
"Ngapain kamu lari cepat-cepat? Aku tanya, apa kamu Zhuo Donglai?" Makhluk roh di belakangnya berteriak lagi mengejarnya.
"Aku bukan Zhuo Donglai, kalian salah orang!" Zhuo Donglai terus berlari sambil berteriak. Sebagai pemain lama sepertinya, dia sama sekali tidak ambil pusing dengan reputasi, bertahan hiduplah yang terpenting.
"Masa iya bukan Zhuo Donglai? Persis seperti deskripsi Tian Jian. Pasti kamu Zhuo Donglai!" Makhluk roh itu masih tidak percaya, terus mengejar sambil berseru.
"Tian Jian? Mungkin maksudnya si bajingan Ming Yue itu? Paling dia sadar diri, tahu dirinya hina." Dalam hati Zhuo Donglai bergumam, sementara kaki dan mulutnya tetap gesit: "Aku benar-benar bukan Zhuo Donglai, juga tidak kenal Tian Jian atau Di Jian apapun, kalian pasti salah orang!"
"Tidak mungkin salah! Kamulah itu! Tian Jian jelaskan detail: tua, jelek, plus janggut kambing. Manusia model gini kalau bukan kamu, siapa lagi?" Makhluk roh itu bersikeras.
“Jawaban apaan itu, kau yang tua dan jelek! Ini namanya endapan waktu.” Zhuo Donglai bentak marah.
Tapi sekejap kemudian, hatinya langsung berteriak: Habislah! Berbagai cahaya berkilauan, beberapa makhluk roh dan mutan telah mengejarnya, langsung menutup jalan kaburnya. Makhluk-makhluk dari belakang yang mengejar pun mengurungnya di bagian tengah.
“Sepertinya hari ini Zhuo Donglai akan mati di sini. Sayangnya aku tak bisa membunuh bajingan itu sendiri.” Melihat tak ada harapan kabur, dengan gaya jomblo tulen dia berteriak: “Ayo! Hari ini Kakek Zhuo akan solo melawan kalian semua. Kalau mau membunuhku, kalian harus bayar harga termahal!”
Tapi para makhluk itu memandangnya seperti melihat orang gila. Makhluk roh yang tadi berteriak padanya malah langsung berkata: “Kau kenapa jadi gila? Siapa yang mau membunuhmu? Tianjian meminta kami membantumu kembali ke teleportasi. Ngomong kosong apa lagi ini?”
Zhuo Donglai langsung membeku, hampir mengira dirinya sedang bermimpi. Setelah tertegun beberapa saat barulah berkata: "Siapa itu Tian Jian yang kalian maksud? Kenapa dia menyuruh kalian mengantarku?"
"Bukankah Tian Jian teman manusia-mu? Dia bilang kau adalah temannya, baru kami setuju membantu. Jangan-jangan kau benar-benar bukan Zhuo Donglai?" Para makhluk roh dan organisme mutan itu memandangnya curiga.
Zhuo Donglai cepat-cepat mengangkat tangan: "Aku memang Zhuo Donglai, tapi tiba-tiba tak bisa mengingat siapa Tian Jian itu. Beri aku waktu untuk berpikir lagi."
Dalam hati Zhuo Donglai bergumam: "Siapa yang begitu bodoh memberi diri nama 'Tian Jian'? Sepertinya aku tak kenal orang seperti itu. Tapi yang penting aku mengaku dulu, menjaga nyawa ini paling utama."
"Oh ya, nama asli Tian Jian sepertinya Han Sen," tambah salah satu makhluk roh.
Mata Zhuo Donglai langsung membelalak: "Orang yang kalian maksud adalah Han Sen?!"
Zhuo Donglai merasa seolah-olah sedang dalam mimpi, ternyata dikawal sekumpulan makhluk roh dan makhluk mutan kembali ke teleportasi, lalu dari teleportasi kembali ke perlindungan yang terbengkalai itu.
"Mungkin aku memang sudah tua, remaja zaman sekarang benar-benar luar biasa, ternyata memiliki pengaruh seperti ini di antara makhluk roh dan makhluk mutan. Sepertinya hari-hari dimana umat manusia bisa menstabilkan diri di Perlindungan Suci Tuhan Keempat tidak akan lama lagi," Zhuo Donglai tak bisa menahan diri untuk tidak berkomentar.
Setelah berpisah dengan Liu Dao dan sekelompok makhluk roh, Han Sen segera kembali ke teleportasi tempatnya masuk, karena hanya dari situ dia bisa melakukan teleportasi keluar.
Sepanjang perjalanan Han Sen mempelajari Inti Gen kupu-kupu itu. Jika benar-benar harus bertarung, Inti Gen super kupu-kupu ini mungkin menjadi andalan terbesarnya.
Inti Gen kupu-kupu memang bukan elemen api asli. Melalui proses kejadian di medan pertempuran utama yang disinari cahaya ilahi, Inti Gen yang cacat itu telah diperbaiki menjadi lengkap, sekaligus mengalami beberapa perubahan.
Inti Gen Kupu-kupu seluruh tubuhnya berkilau seperti ruby, namun di dalamnya terdapat pola api biru yang menyerupai bunga api, terlihat sangat megah dan cantik, pantas disebut sebagai yang tercantik di antara semua inti gen milik Han Sen.
Tapi jika berbicara tentang kemampuan, Inti Gen Kupu-kupu justru yang paling gamblang, tidak perlu dipelajari pun sudah bisa diketahui fungsinya.
Inti Gen Kupu-kupu mampu menempelkan diri pada raga Han Sen, membuatnya tumbuh sepasang sayap kupu-kupu. Berbeda dengan roh binatang terbang, sayap hasil transformasi inti gen ini tidak hanya memiliki kemampuan terbang, tapi juga tenaga dahsyat yang menyediakan kekuatan setara Makhluk Dewa Super bagi Han Sen.
"Pantas disebut Inti Gen Dewa, sungguh terlalu kuat!" Hati Han Sen dipenuhi kejutan yang semakin menjadi setelah menguji kemampuan inti gen kupu-kupu ini.
Memiliki Inti Gen Kupu-kupu sama saja dengan punya modal untuk melawan petarung super, setidaknya dalam hal tenaga dan kecepatan tidak akan terlalu dirugikan.
"Mungkin kali ini kemampuan untuk kabur dari Sanctuary Underworld benar-benar bergantung padamu." Han Sen diam-diam berimajinasi dalam hati.
Kembali ke teleportasi tempat dia masuk sebelumnya, Han Sen memikirkan semua detail sekali lagi dengan lebih dalam, baru kemudian melangkah ke teleportasi.
Teleportasi kali ini memang berhasil diaktifkan secara normal. Ruang di depan Han Sen berdistorsi, dan dalam sekejap mata dia sudah kembali ke Perpustakaan Inti Gen Sanctuary Underworld.
Pandangan yang terlihat, Perpustakaan Inti Gen dipenuhi ras kita yang pernah dilihatnya di aula makhluk roh, termasuk Ming Yue.
Gu Qingcheng berdiri di area kurang dari dua meter dari Han Sen, sorot matanya mengawasi dengan ketat.
"Mana Putra Suci? Aku ingat pernah bilang, jika Putra Suci hidup kau pun hidup, jika Putra Suci mati kau juga harus mati. Jangan katakan Putra Suci tidak berhasil keluar dengan selamat." Gu Qingcheng menatap Han Sen dengan dingin.
Sorot mata Han Sen menyapu tubuh para anggota ras kita, akhirnya berhenti di wajah Gu Qingcheng yang cantik luar biasa. Dengan gerakan mantap, dia memanggil payung Yinming berwarna darah dan perlahan membuka bidang payung itu, memperlihatkan lukisan wanita berjubah hijau di atasnya.
"Putra Suci yang kau maksud, bukanlah dia kan?" Han Sen berkata dengan datar.
"Bagaimana mungkin Putra Suci ada di dalam Payung Yinming?" Seluruh ras kita serentak panik. Wajah Gu Qingcheng langsung berubah pucat, tangannya segera meraih payung itu.
"Jangan ada yang bergerak! Siapa yang maju selangkah lagi, akan kubuat Putra Suci kalian bersama payung ini musnah tak bersisa!" teriak Han Sen dengan suara dingin menggetarkan.
"Berani kau!" Para petarung kuat ras kita menggeram kompak, aura mengerikan yang mereka lepaskan sanggup melenyapkan sebuah "kota".
