Ji Qing dianggap sebagai remaja paling berbakat di generasi keluarga Ji ini. Dulu di Perlindungan Pertama, dia sudah berhasil membunuh Makhluk Dewa Super, dan akhirnya naik level dengan gen dewa super penuh, memperoleh tubuh super dewa Ji Hun.
Keluarga Ji terus melatih Ji Qing dengan segala upaya, dan dia sendiri sangat berjuang untuk membuktikan diri. Konon sekarang dia sudah menjadi Evolusioner, dan gen dewa supernya hampir penuh. Tak lama lagi dia akan naik level menjadi semi-dewa.
Han Sen sering mendengar tentang kehebatannya Ji Hun tubuh super dewa milik Ji Qing, tapi dia sendiri belum pernah melihatnya. Mengingat interaksi mereka sangat terbatas, meski kadang bertemu di acara-acara penting keluarga Ji, mereka hanya saling menyapa dengan percakapan singkat yang biasa-biasa saja.
“Kakak Ipar, Konon teknik pedangmu sangat hebat. Aku hampir naik level menjadi semi-dewa, nanti kita bisa bertarung adil untuk melihat siapa yang lebih ahli.” Ji Qing melihat Han Sen sambil tersenyum bahagia.
“Kamu punya tubuh super dewa tipe pedang, sudah pasti aku tidak bisa menandingimu.” Han Sen sudah melewati usia suka bersaing, tentu tak mau berkonflik sia-sia dengan Ji Qing. Tidak ada untungnya, kalau sampai melukai Ji Qing, nanti malah disalahkan keluarga Ji.
Ji Qing mengedipkan mata: “Harus bertanding dulu baru tahu. Pokoknya setelah aku naik jadi semi-dewa, harus bertanding pedang serius dengan Kakak Ipar sekali.”
“Ahem, nanti kita bicarakan lagi. Aku ada urusan, kakakmu menungguku di rumah. Aku pulang dulu.” Han Sen mengabaikan percakapan itu.
Setelah membawa Bao'er pergi, Han Sen berpikir dalam hati: "Lagipula aku biasa-biasa saja di perlindungan, kamu juga tidak bisa menyentuhku, pedang ini pasti tidak ada tandingannya, kecuali saat kamu naik level menjadi semi-dewa kebetulan sampai ke tempatku, perlindungan sebesar itu, mana mungkin kebetulan seperti itu."
Kembali ke taman kecil yang disiapkan keluarga Ji untuk mereka, Ji Yanran sedang menjemur Xiao Hua di taman, Zero juga duduk di samping menyeduh teh. Bao'er melompat ke sebelah Xiao Hua, memijit pipi Xiao Hua sambil bersuara kecil manja: "Xiao Hua ada kangen sama kakak?"
"Ka...kak..." Sekarang Xiao Hua sudah mulai bisa memanggil orang, meski hanya beberapa panggilan sederhana seperti Ayah, Ibu, Kakak, Nenek, atau Mbah, tapi sudah cukup membuat hati senang.
"Ada pengalaman apa belakangan ini?" Han Sen duduk, meneguk secangkir teh buatan Zero sambil mengawasi Ji Yanran bertanya.
Ji Yanran tahu yang ditanyakan Han Sen adalah urusan Klub Xinliu, menggelengkan kepala sambil berkata: "Tidak ada perkembangan apa pun, sepertinya mereka sudah melupakan persoalan ini."
Han Sen diam-diam mengerutkan kening: "Ini tidak masuk akal. Aku sudah merebut harta berharga sepenting itu dari mereka, mustahil Klub Xinliu sama sekali tidak bereaksi. Apakah sifat mereka memang sebaik ini?"
Sebenarnya bukan karena sifat baik Klub Xinliu, melainkan mereka belum memahami bagaimana Han Sen bisa menggunakan rompi anti peluru gen, sekaligus tidak yakin bisa melawan Han Sen yang menggunakan armor tersebut. Inilah yang membuat mereka ragu-ragu untuk bertindak.
Bahkan di dalam Klub Xinliu sendiri, hanya ada satu unit rompi anti peluru gen. Kecuali ketua klub yang turun tangan langsung, tidak ada seorang pun yang berani memastikan bisa mengalahkan Han Sen dalam pertarungan.
Kondisi fisik ketua Klub Xinliu sendiri belum sepenuhnya pulih. Berbagai faktor inilah yang membuat mereka belum kembali menyerang Han Sen, sambil menunggu timing yang tepat.
Tina juga mendapat beberapa hukuman, namun meski melakukan kesalahan sebesar itu tidak ada sanksi yang keras, menunjukkan kasih sayang ketua Klub Xinliu padanya.
Jika Han Sen saat itu membunuhnya, mungkin hasilnya akan berbeda. Sang ketua Klub Xinliu sangat mungkin nekat langsung menyerang Han Sen.
Setelah beristirahat dua hari di rumah, Han Sen kembali masuk ke Perpustakaan Inti Gen untuk segera meningkatkan level inti gennya.
Setelah berpikir, Han Sen tetap menggunakan intikristal sebagai kunci untuk membuka Perpustakaan Inti Gen. Kini peringkat intikristal turun drastis, efek penguatan sebelumnya juga melemah. Harus merebut kembali posisi pertama.
Sepuluh tahun waktu telah membuat orang melupakan keberadaan intikristal sebagai Inti Gen yang kuat ini. Setelah Han Sen masuk, dia menantang Inti Gen yang peringkatnya lebih tinggi. Lawannya justru dengan mudah menerima tantangan, memungkinkan Han Sen menembus masuk ke dalam sepuluh ribu teratas dan seribu teratas. Dengan meraih peringkat seribu, barulah Han Sen bisa menantang Inti Gen dalam kategori seratus teratas. Setelah mendapatkan peringkat seratus, baru bisa menantang peringkat sepuluh teratas. Pada akhirnya, barulah dia bisa merebut kembali posisi pertama.
Namun ketika intikristal masuk ke dalam seribu teratas, mencoba menantang peringkat dalam seratus teratas ternyata tidak semudah itu. Inti Gen dalam seratus teratas sudah tidak akan sembarangan menerima tantangan lawan, demi mencegah penurunan peringkat mereka. Han Sen beberapa kali mengirimkan tantangan, tapi lawan sama sekali tidak meresponsnya.
"Kalau begini terus, berapa lama lagi baru bisa merebut kembali posisi pertama?" Dulu Han Sen selalu Langsung Menyerang peringkat pertama, sudah terbiasa mengambil jalan pintas. Sekarang harus naik langkah demi langkah, terasa sangat lambat baginya.
Tapi tidak ada cara lain yang bisa dilakukan, Han Sen hanya bisa memandang 100 besar Prasasti Gen Inti Perak. Selama nama-nama itu masih menyala, dia mengirimkan undangan tantangan satu per satu, mencoba hoki untuk melihat apakah ada yang mau menerima tantangannya.
Hasilnya, tantangan-tantangan itu pada dasarnya seperti batu tenggelam di lautan. Tak ada yang merespons. Han Sen terus mengirim undangan tantangan satu per satu.
Saat Han Sen dengan santai mengirim tantangan, tiba-tiba dia melihat Prasasti Gen Inti memancarkan kilatan cahaya menyilaukan, berubah menjadi pintu cahaya yang menyedotnya masuk.
"Ada yang menerima tantanganku!" Hati Han Sen langsung berbunga-bunga. Dia yang selama ini mengirim tantangan secara acak, tidak tahu siapa sebenarnya yang menerima. Berdiri di Medan Gen, dia menatap ke kejauhan, ingin menyaksikan lawannya yang sebenarnya.
Seekor singa putih muncul di seberang Medan Gen. Tubuhnya perkasa luar biasa, lebih besar dari gajah. Badannya seperti pahatan giok putih, surai kristalnya berkilauan, memancarkan keanggunan legendaris yang sangat menakjubkan.
Han Sen tidak mengenali siapa singa putih ini. Tapi jika diganti dengan makhluk mutan atau roh asli Perlindungan Keempat yang lebih berpengalaman, mereka akan langsung mengenalinya sekilas.
Sang Singa Putih dari Gunung Kepala Singa, makhluk Dewa Super yang mengamuk yang terkenal di seluruh Perlindungan Keempat. Karena konflik dengan seorang Kaisar di wilayah terdekat, dalam semalam ia menghancurkan ribuan perlindungan, membersihkan semua wilayah bawahannya sampai sang Kaisar kabur tercerai-berai, tak berani muncul lagi di sekitar Gunung Kepala Singa.
Singa putih ini adalah keturunan Sang Singa Putih. Garis keturunannya meski tidak 100% murni, tapi ibunya sendiri adalah Makhluk Dewa Super dengan gen yang tak kalah hebat dari Sang Singa Putih.
Raga kristal gioknya diwarisi dari ibu Shiba Yu Shi yang legendaris.
Dengan memiliki darah Sang Singa Putih dan Singa Sihir Giok sekaligus, ia dijuluki Anak Singa Giok Kecil yang terkenal sebagai anak dewa kedua di Perlindungan Keempat.
Selain memiliki orang tua yang kuat, kekuatan pribadinya juga luar biasa. Setelah naik ke level perak, hasil tesnya langsung menempati peringkat kesebelas.
Meski Han Sen telah menantang begitu banyak inti gen peringkat top 100 tanpa respon, Anak Singa Giok Kecil tak punya keraguan. Ini pertama kalinya ada yang menantangnya sejak ia masuk ranking, sehingga langsung menyetujui tantangan Han Sen tanpa pikir panjang.
