“Ada masalah apa di sini?” Han Sen mengerutkan kening sambil menatap sekeliling, tidak menemukan keanehan apapun.
Tianzhu dengan ekspresi serius berkata: “Bukan ada masalah, tapi sangat bermasalah. Aku pernah ke area ini sebelumnya, bunga-bunga di sini sangat mengerikan, jangan sekali-kali kalian menyentuhnya.”
“Bunga-bunga ini memang agak aneh, mekarnya sangat mencolok tapi tidak ada tanda-tanda kehidupan.” Enam Jalan juga mengamati bunga-bunga berwarna-warni itu.
“Bagaimana jika tidak sengaja menyentuhnya?” tanya Han Sen.
Tianzhu terkekeh: “Dulu aku tak sengaja menyentuh bunga merah, harus menghabiskan satu ruas jari baru bisa menyelamatkan nyawa. Kalau penasaran, coba saja.”
Han Sen melihat ke telapak tangan Tianzhu, masih terlihat utuh. Mungkin sudah tumbuh kembali, entah ceritanya benar atau tidak.
Tapi melihat Tianzhu yang biasanya berani sampai segitu juga waspada, Han Sen pun tak berani mendekati bunga-bunga itu.
"Sekarang metode terbaik tetap menggunakan hewan peliharaanmu ini, bukan, Xiao Xing, biarkan dia membawa kita keluar dari sini. Raga-nya tidak akan menyentuh zat-zat material, bunga-bunga ini sama sekali tidak mempengaruhinya." Tianzhu menambahkan.
Han Sen mengangguk, saat ini memang hanya cara ini. Meski bunga-bunga di sekeliling tidak banyak, tapi tubuh Xiao Xing yang luar biasa besar jika berjalan normal mungkin akan menyentuh beberapa.
Semua orang kembali duduk di punggung Binatang Suci Laut Bintang. Han Sen melirik sekeliling lalu bertanya pada Tianzhu: "Karena kamu pernah ke sini, ke arah mana kita harus pergi sekarang untuk bisa keluar?"
"Aku hanya pernah datang ke area ini, tapi tidak sampai ke lokasi ini. Kalau kamu tanya arah sekarang, aku juga tidak tahu." Tianzhu membentangkan kedua tangan sambil berkata.
Liu Dao juga diam seribu bahasa, jelas dia pun tidak mengetahui tempat ini.
Liu Dao adalah Kaisar bawaan lahir. Di masa lalu dia sama sekali tidak bisa memasuki wilayah ini, ini juga pertama kalinya dia masuk.
"Kalau begitu kita hanya bisa mencoba hoki." Han Sen asal menunjuk satu arah, memerintahkan Binatang Suci Laut Bintang membawa mereka maju.
Dalam cahaya bintang yang samar-samar, Binatang Suci Laut Bintang menembus gletser dan bunga-bunga. Barang-barang itu sama sekali tidak bisa menyentuh mereka, sehingga secara alami tidak ada bahaya.
Tapi semakin mereka berjalan, Han Sen dan yang lain mulai merasakan sesuatu yang tidak beres. Saat menembus gletser, terlihat bunga-bunga di sekitar mereka ternyata semakin banyak.
"Kukatakan Sobat, arah yang kau pilih ini tidak benar. Kok malah semakin banyak bunganya? Kita justru semakin masuk ke dalam," kata Tianzhu.
"Kan sudah kubilang ini coba-coba hoki. Kalau tidak setuju, kau saja yang pilih arah." Han Sen membentangkan kedua tangannya.
"Ke arah sini." Tianzhu berpikir sejenak lalu menunjuk suatu arah.
Han Sen pun menyuruh Binatang Suci Laut Bintang mengikuti arah yang ditunjuk Tianzhu. Namun tak lama kemudian, mereka menemukan bunga-bunga di sekitar justru semakin banyak, bahkan sudah terlihat hamparan bunga yang luas.
"Cepat putar balik! Jangan lanjutkan! Bunga di sini semakin banyak!" teriak si Iblis Wanita kecil dengan panik.
Tapi pada saat ini, cahaya bintang di tubuh Binatang Suci Laut Bintang tiba-tiba meredup, raganya pun perlahan mulai mematerialisasi.
Han Sen buru-buru memeriksa tubuh Binatang Suci Laut Bintang dan menemukan aura-nya melemah drastis. Ternyata proses perpindahan dimensi ini menguras energi aura-nya secara serius, hingga hampir tak mampu bertahan.
Han Sen terpaksa menyuruh Binatang Suci Laut Bintang mencari area tanpa bunga di sekitarnya untuk mendarat.
"Sial! Sekarang ingin kembali pun jadi masalah," gumam Tianzhu sambil menatap sekeliling. Di sekitar mereka, hanya area seluas lapangan basket yang mereka pijak ini yang bebas bunga, sementara wilayah lain dipenuhi hamparan bunga-bunga.
Kecuali mereka bisa terbang keluar dari langit, hampir mustahil menghindari sentuhan dengan bunga-bunga itu.
Bagi Han Sen dan kawanan mungkin masih bisa diatur, tapi postur tubuh Binatang Suci Laut Bintang yang sedemikian besar pasti akan menyentuh bunga-bunga itu tanpa perlindungan kemampuan perpindahan dimensi.
Adapun terbang keluar, sebenarnya bukan tidak mungkin, tapi setelah melihat awan-awan mengerikan di langit, mereka akhirnya menyerah pada niat itu.
Menurut informasi yang didapat si iblis wanita, di dalam reruntuhan dewa kita tidak boleh terbang terlalu tinggi, sama sekali tidak boleh melewati puncak gunung gletser. Kalau tidak, kekuatan mengerikan akan turun dari awan. Banyak makhluk yang masuk ke reruntuhan dewa di masa lalu tewas karena tenaga mengerikan dari awan tersebut.
Han Sen dan yang lain sedang berdiskusi tentang langkah selanjutnya, tiba-tiba melihat siluet-siluet muncul di langit jauh. Tak lama, sebelas kuda laut besar yang terbuat dari es mistis terbang melintas, menarik sebuah tungku besi besar berwarna hitam pekat di belakangnya. Dari ventilasi tungku itu menyembur nyala es yang terlihat sangat menyeramkan.
"Apa sih itu?" Tianzhu mengernyitkan alisnya sambil bertanya, karena belum pernah melihat kuda laut es mistis semacam itu.
Liudao juga memusatkan pandangannya ke kuda laut es di langit, seolah sedang memikirkan sesuatu yang dalam.
Meski Han Sen sudah pernah melihat mereka sekali, tetap tidak tahu sebenarnya mereka apa.
Berbeda dengan pertemuan sebelumnya, kali ini hanya ada kuda laut es mistis ini, tidak ada kuda laut es biasa yang muncul. Entah mereka mengalami masalah atau tetap bertahan di hutan beku.
"Mereka bisa terbang di udara, tidak mungkin kita tidak bisa. Mari kita coba kabur lewat udara," kata Tianzhu sambil mengawasi kuda laut es mistis itu.
Namun Han Sen tidak seoptimis itu, menggelengkan kepala sambil berkata: "Silakan kamu yang mencoba. Kami akan menunggu di sini sampai Xiao Xing pulih tenaga lalu kembali lewat rute semula."
Meski tergoda, Tianzhu akhirnya menahan diri. Utamanya karena kemampuan terbangnya sangat buruk, bahkan lebih pantas disebut lompat tinggi daripada terbang sebenarnya.
Sebelas kuda laut es mistis yang menarik tungku besi besar itu segera menghilang di kejauhan. Liu Dao masih terus mengawasi arah menghilangnya sambil mengerutkan kening, seolah sedang merenungkan sesuatu.
"Liu Dao, kau mengenali kuda laut es mistis dan tungku besi itu?" Han Sen bukan orang buta, dengan jelas melihat ekspresi Liu Dao yang sepertinya menyimpan sesuatu.
Liu Dao merenung sejenak: "Pernahkah kau dengar tentang Perang Besar yang terjadi di Perlindungan Keempat dulu? Pertempuran itu melibatkan banyak pihak, bahkan petarung level Kaisar dan makhluk suci yang mengamuk tak terhitung jumlahnya gugur."
"Aku pernah dengar kabar para petarung super yang selamat kemudian membentuk Aliansi Seratus Suku, apakah itu hasil dari perang tersebut?" tanya Han Sen.
Liu Dao mengangguk: "Benar, perang itu terjadi sebelum kelahiranku. Detailnya memang tidak kuketahui persis, tapi dulu pernah kudengar dari seekor makhluk dewa super yang mengamuk yang terlibat - konon perang itu terjadi karena perebutan harta legendaris. Ironisnya, kebanyakan pihak yang bertarung bahkan tak pernah melihat wujud harta itu, mereka hanya terseret karena hubungan klan atau persahabatan."
Semua orang diam menunggu Enam Jalan melanjutkan ceritanya. Mereka tahu Enam Jalan tidak akan tiba-tiba menyebut perang besar itu tanpa alasan.
Enam Jalan terhenti sejenak lalu berkata: "Makhluk Dewa Super yang mengamuk yang kukenal itu termasuk sedikit makhluk yang pernah melihat harta tersebut. Katanya, harta itu adalah tungku besi raksasa berwarna hitam legam."
Hati mereka serentak berdebar kencang. Dalam hati bertanya: "Jangan-jangan itu tungku besi yang barusan lewat?"
