Karena tak bisa mendapatkan harta di dalamnya, Liu Dao dan Tianzhu juga bersiap pergi. Si iblis wanita pun dengan enggan ikut meninggalkan tempat itu.
Untuk berjaga-jaga dan menghindari kesesatan, kali ini Han Sen menyuruh Binatang Suci Laut Bintang kembali melalui rute semula, kembali ke area tanpa bunga-bunga itu terlebih dahulu.
Binatang Suci Laut Bintang membawa mereka melewati puncak gunung gletser, menyusuri jalan yang pernah dilalui untuk kembali ke wilayah tak jauh dari tempat mereka sebelumnya menemukan Serangga Mayat Suci. Beruntung tidak ditemukan jejak serangga tersebut, entah apakah mereka telah mundur ke dalam lapisan es.
"Ahem, wilayah ini sudah aman. Aku harus pergi. Mulai sekarang kita masing-masing mengandalkan kemampuan. Siapa yang bisa merebut zat suci, itu tergantung nasib." Tianzhu bergegas pergi.
Melihat kepergian Tianzhu, Han Sen merasa kecurigaan yang mendalam: sebenarnya Tianzhu mungkin bisa mempelajari teknik rahasia itu.
Tapi setelah dipikir lagi, rasanya tidak mungkin. Sekalipun dia bisa menguasai jurus rahasia itu, tanpa kemampuan Binatang Suci Laut Bintang melintasi zat, ingin kembali ke Menara Logam Putih jelas bukan hal yang mudah.
"Lagi pula Binatang Suci Laut Bintang terbang lurus menembus, berapa gunung es yang dilewati di tengah jalan tak terhitung jumlahnya. Jika kita berjalan sendiri, berapa jauh harus berputar sulit diprediksi, sangat mungkin tak bisa menemukan posisi Menara Logam Putih."
Enam Jalan juga pamit pergi. Mereka adalah tipe penyendiri yang tidak suka ditemani, apalagi berbagi harta berharga dengan orang lain.
Han Sen membiarkan Binatang Suci Laut Bintang beristirahat beberapa waktu untuk memulihkan stamina fisik yang terkuras, baru kemudian membawa mereka melanjutkan perjalanan ke area Terowongan Cahaya Ilahi.
Meski banyak wilayah mengerikan di Reruntuhan Suci, makhluk hidup justru jarang. Selain Cacing Mayat Suci dan kuda laut es, sepanjang perjalanan mereka nyaris tak menemui makhluk hidup lain.
"Di depan ada gunung batu! Kita tidak salah jalan! Pasti di sanalah letak Terowongan Cahaya Ilahi!" teriak iblis kecil yang terbang paling depan tiba-tiba dengan girang.
Han Sen duduk di punggung Xiao Xing, menegakkan kepala melihat ke depan. Benar terlihat beberapa bukit batu berwarna abu-abu kebiruan di antara gletser yang tak berujung, sangat mirip dengan lokasi Terowongan Cahaya Ilahi yang disebutkan si iblis wanita.
Binatang Suci Laut Bintang mengangkat kuku berlari ke arah bukit batu. Sebelum mendekat, sudah terlihat banyak siluet makhluk hidup di sekitar area tersebut.
Tatapan Han Sen tiba-tiba berkedip. Di antara kerumunan itu, ia melihat sosok wanita mirip malaikat dan seekor anjing hina yang pernah dijumpainya.
Selain mereka, Han Sen juga melihat Yumiao dan Yu Xuan. Baik Dewi Angin maupun Yumiao, keduanya dikelilingi banyak bawahan yang tampaknya bertugas melindungi mereka di dalam reruntuhan suci ini.
Yang lebih mengejutkan, selain dua kelompok tersebut, Han Sen melihat siluet familiar lainnya - Raja Singa Kecil Yu Zhao yang sudah beberapa kali dijumpainya di Perpustakaan Inti Gen.
Meski kekuatan aslinya sendiri belum bisa dibilang kuat, tapi di sisinya ada banyak makhluk mutan mengerikan yang semuanya berlevel permata. Kekuatan keseluruhan mereka tidak kalah dari kelompok Dewi Angin dan Yumiao.
Ketika Han Sen melihat mereka, mereka juga memandang Han Sen dengan ekspresi yang berbeda-beda di wajah.
Yumiao dan Dewi Angin sama-sama mengerutkan kening halus. Tak menyangka Han Sen ternyata muncul di sini. Sementara Zhao Yu Xiaoshi Zi Wang sama sekali tidak menghiraukan Han Sen, dia tidak tahu kalau manusia ini adalah pemilik intikristal.
"Untuk apa kamu ke sini?" Yu Xuan melirik Han Sen sambil bertanya.
Selama ini dia mengira jiwa Han Sen mengalami trauma. Sekalipun sudah sembuh, tidak akan ada ruang untuk kemajuan lagi di masa depan. Makanya dia tidak terlalu mempedulikan Han Sen.
"Datang ke sini tentu untuk menjelajahi Terowongan Cahaya Ilahi. Kalau tidak, ngapain datang ke tempat angker begini?" Han Sen memicingkan matanya sambil berkata, tapi sorot matanya mengamati makhluk-makhluk di sekitar Yumiao dan Dewi Angin.
Di sisi mereka ada puluhan makhluk roh atau mutan tingkat permata yang mengikuti. Han Sen sedang menghitung apakah kemampuannya cukup untuk mengalahkan Dewi Angin, anjing hina itu, Yumiao, dan Yuxuan di bawah perlindungan mereka.
Dewi Angin dan anjing hina itu adalah target utama Han Sen. Sebagai makhluk mutan, jika dibunuh mereka takkan bisa hidup kembali.
Yumiao dan Yuxuan adalah roh. Meski sekarang dibunuh bisa beregenerasi, tapi jika memungkinkan lebih baik dihabisi dulu sekali sebagai pembayaran bunga.
Sorot mata Han Sen menyapu makhluk-makhluk di belakang Dewi Angin. Tatapannya membeku sejenak saat melihat sosok berwajah manusia.
"Kenapa dia ada di sini?" Di kubu Dewi Angin, Han Sen terkejut melihat Ratu Huangfu Jing.
Setelah kembali ke Alliance, kabarnya Huangfu Jing sudah naik ke level semi-dewa. Tapi dia belum kembali, mungkin terjadi insiden di Perlindungan Keempat.
Tidak menyangka Ratu ternyata tiba di Perlindungan Bidang Ilahi, bahkan ikut serta dengan Dewi Angin ke reruntuhan ilahi.
Ratu tentu saja mengenali Han Sen, namun ekspresi wajahnya sama sekali tidak berubah. Seharusnya dia tidak ingin bertegur sapa dalam situasi seperti ini untuk menghindari masalah yang tidak perlu bagi Han Sen.
Han Sen tidak tahu apakah Ratu terjebak oleh kontrak atau sejenisnya, juga tidak buru-buru menyapanya agar Dewi Angin dan anjing hina itu tidak memanfaatkan Ratu untuk mengancamnya.
Yang lebih mengejutkan Han Sen, saat memandang kelompok Yumiao, dia melihat lagi orang yang akrab - Tang Zhenliu ternyata berdiri di antara sekelompok makhluk roh di belakang Yumiao.
Sama seperti Ratu, Tang Zhenliu juga bersabar tidak menampakkan kilasan aneh, jelas terlihat masih memiliki pertimbangan hati-hati.
Yu Xuan yang ditimpali Han Son langsung wajahnya masam, menatap Han Sen dengan suara dingin: "Terowongan Cahaya Ilahi ini menurutmu bisa seenaknya dimasuki? Sekarang Terowongan Cahaya Ilahi menjadi milik Perlindungan Tianwai kami. Mau masuk boleh, bayar dulu satu Inti Gen Batu Permata."
Sebelum Han Sem sempat bicara, Sang Anak Singa Yu Xiao sudah berseru: "Mana mungkin Terowongan Cahaya Ilahi jadi milik Perlindungan Tianwai kalian? Ini wilayah Gunung Singa Raja kami!"
"Ngomong apa sih? Kami dari Bidang Ilahi yang empunya Terowongan Cahaya Ilahi. Tidak lihat karakter 'Tuhan' di nama kami? Kalian ikut-ikutan apa?" anjing hina di sisi Dewi Angin menggonggong.
Barulah Han Sen paham kenapa mereka semua kebekuan di situ tanpa ada yang masuk ke Terowongan Cahaya Ilahi - ternyata tiga guild sama-sama ingin memonopoli dan memungut biaya jalan.
Di pegunungan sekitar, masih bisa terlihat beberapa makhluk mutan dan roh yang mengerumuni secara sporadis. Mereka bukan bagian dari tiga kubu besar, situasinya mirip dengan Han Sen, masuk ke reruntuhan suci sendirian, paling banyak dua atau tiga makhluk yang masuk bersama.
"Kalian ini terlalu otoriter! Mau menguasai Terowongan Cahaya Ilahi, tidak takut memancing amarah semua makhluk roh dan mutan di dunia?" Seorang makhluk roh penyendiri yang terus gagal masuk ke terowongan itu berkata dengan suara dingin penuh kekesalan.
"Tidak puas? Kalau berani, coba hadapi kekuatan Cap Hati Singa milikku ini! Jika bisa bertahan dari satu pukulanku, aku akan mengizinkanmu masuk." Raja Singa Kecil Zhao Yu sama sekali tidak ragu, langsung memanggil Inti Gen Cap Hati Singa.
Melihat Inti Gen Cap Hati Singa itu, Han Sen langsung mengerutkan kening halus. Inti Gen itu jelas bukan Inti Gen Kehidupan Pertama sang raja singa, tenaga yang terpancar darinya mengerikan, jelas-jelas sudah mencapai level Inti Gen super.
Han Sen langsung paham, meski petarung kuat dengan Inti Gen Kehidupan Pertama level super tidak bisa masuk, tapi mereka bisa membawa Inti Gen Super non-kehidupan pertama masuk.
Tampaknya tidak hanya Anak Singa Kecil Yu Xuan, Dewi Angin dan Yumiao pasti juga membawa Inti Gen Super.
