Han Sen berdiri kaku di dalam sebuah kamar dengan mulut menganga, ekspresi penuh keanehan terpaku di wajahnya selama beberapa saat.
Dari terowongan cahaya ilahi, area ini tampak seperti hamparan kegelapan. Tapi setelah benar-benar melangkah masuk, barulah tersadar bahwa kegelapan itu hanyalah lapisan tipis bak kain kasa.
Setelah melewati kegelapan, terdapat sebuah ruangan seukuran ruang istirahat. Andaikan ini hanya ruangan biasa, bahkan jika ada "monster" di dalamnya, itu takkan membuat Han Sen terkejut.
Bagaimanapun, dia sudah siap mental menghadapi bahaya sejak memutuskan datang ke sini. Tapi saat melihat jelas seluruh isi ruangan, Han Sen tetap tercekat tak bisa bicara.
Meja, kursi, bahkan gelas minum dan kursi malas untuk istirahat—barang-barang ini sendiri biasa saja. Yang mengejutkan adalah material pembuatnya: kristal yang sangat familiar bagi Han Sen.
Kristal jenis ini pernah sering dilihatnya di ruang kontrol utama planet kristal itu. Bahkan desain perabotan di sini mirip dengan yang ada di sana.
Han Sen yakin betul: ruangan yang seluruhnya terbuat dari kristal ini pasti adalah barang ras kristal.
“Bagaimana mungkin di belakang terowongan cahaya ilahi ada ruangan ras kristal?” Kepala Han Sen sekarang dipenuhi jutaan tanda tanya.
Secara prinsip, teknologi ras kristal seharusnya tidak mungkin digunakan di dalam perlindungan. Bahkan pesawat kumbang tanduk tunggalnya pun tidak bisa digunakan di sini.
Tapi di sini ada ruangan ras kristal yang lengkap, benar-benar melampaui dugaan.
“Mungkin ini cuma ruangan yang dipindahkan orang. Tapi ini kan ujung terowongan cahaya ilahi! Siapa yang mampu memindahkan seluruh ruangan ras kristal ke sini?” Sorot mata Han Sen menyapu sekeliling area, berharap menemukan petunjuk kecil yang tersembunyi.
Sambil itu dia juga mencari sumber debar yang dirasakannya tadi. Tapi setelah mengamati seluruh ruangan berulang kali, tak ditemukan benda apa pun yang benar-benar membuat jantungnya berdebar.
Di sini semuanya adalah Keseharian, Han Sen mencoba kursi-kursi tersebut, sama seperti yang pernah diliatnya di ruang kontrol utama dulu. Meski terbuat dari kristal, saat diduduki ternyata sangat lembut dan nyaman.
Sayangnya di dalam perlindungan tidak bisa mengaktifkan kumbang tanduk tunggal, kalau tidak bisa memintanya memberitahu lokasi sebenarnya tempat ini.
Sorot mata Han Sen akhirnya membeku di sisi kiri ruangan. Di sana, menempel pada dinding terdapat lemari kristal hitam. Han Sen mendekati lemari kristal itu, mengulurkan tangan untuk menariknya, ingin melihat apakah ada data atau sejenisnya di dalam.
Han Sen menarik dua kali, tapi pintu lemari sama sekali tidak bereaksi. Jelas-jelas terkunci.
Setelah ragu sejenak, Han Sen menghunus pedang Tai A. Sabetan pedangnya menghantam pintu lemari, percikan api berhamburan, namun bahkan bekas putih pun tidak tertinggal di permukaannya.
Ekspresi Han Sen berubah sedikit. Serangan ini sudah mengerahkan segala upaya, ternyata tidak meninggalkan jejak sama sekali. Tingkat kekerasan kristal-kristal ini benar-benar mengerikan.
Saat Han Sen mengerutkan kening sambil menatap lemari, tiba-tiba pola kumbang tanduk tunggal di tangannya berbinar-binar. Kumbang tanduk tunggal yang selama ini tidak bisa digunakan di dalam perlindungan, ternyata bisa aktif secara otomatis.
"Area kontrol terdeteksi, apakah akan dihubungkan?" Suara elektronik mirip AI utama dari kumbang tanduk tunggal terdengar dari telapak tangan Han Sen.
"Hubungkan." Han Sen merasa terkejut luar biasa: "Ternyata ini benar-benar ruang kontrol kristal, dan teknologi ras kristal seperti kumbang tanduk tunggal ini bisa berfungsi di sini?"
Ini melampaui imajinasinya. Dalam kesan baik yang tertanam sejak kecil, mustahil menggunakan produk teknologi di dalam perlindungan.
Ribuan orang pernah melakukan berbagai percobaan di dalam perlindungan, namun hasilnya sama: Mulai dari senjata api paling sederhana hingga meriam kuantum dan rompi anti peluru super canggih, semuanya tidak bisa diaktifkan dan hanya menjadi besi tua tak berguna.
Sebelumnya, bahkan teknologi kristal seperti kumbang tanduk tunggal juga tidak bisa digunakan di dalam perlindungan, tapi entah kenapa sekarang ternyata bisa menggunakan teknologi kristal.
"Sedang menghubungkan dengan ruang kontrol..." Pola kumbang tanduk tunggal memancarkan kilatan cahaya yang menyinari lemari kristal hitam itu.
Tak lama kemudian, terdengar suara "kres" - pintu lemari yang awalnya tertutup rapat ternyata terbuka otomatis.
"Koneksi berhasil." Cahaya pada pola kumbang tanduk tunggal perlahan memudar setelah lemari terbuka.
Han Sen melihat ke dalam lemari dan menemukan instrumen kristal yang berkilauan dengan aliran cahaya, seperti semacam konsol kontrol. Aliran cahaya yang berkedip-kedip itu tampak seperti aliran data, hanya saja Han Sen tidak tahu apa sebenarnya benda itu.
"Apa ini?" tanya Han Sen pada kumbang tanduk tunggal.
Kumbang tanduk tunggal menjawab dengan suara seperti mesin: "Ini adalah Otak Utama."
"Apa kegunaan ini?" Han Sen bertanya lagi.
"Keterbatasan data, tidak bisa menjawab." Pola kumbang tanduk tunggal berkilauan sambil memberikan respons.
Han Sen mengerutkan kening halus. Pengetahuannya tentang teknologi ras kristal benar-benar nihil, sekalipun tahu apa ini pun tak berguna, tetap saja tak bisa Dia kendalikan.
Saat Han Sen sedang bergolak berbagai pemikiran tentang bagaimana harus bertindak, tiba-tiba ia melihat di sisi lain ruangan telah terbuka sebuah pintu yang entah sejak kapan ada di sana.
Dengan penasaran, Han Sen mendekati pintu itu dan mengintip ke dalam. Tampak sebuah kamar dengan ranjang kristal besar yang terlihat sangat nyaman.
Di atas ranjang masih tergeletak selimut dan perlengkapan tidur lainnya. Sebagian ujung selimut teracak-acak, seolah-olah sang tuan rumah pergi terburu-buru tanpa sempat merapikannya.
Han Sen berjalan ke depan ranjang dan membuka selimut untuk melihat. Di bawah juga tidak ada barang apa pun. Lalu ia melihat ke meja samping tempat tidur kristal besar di sebelahnya. Di atasnya terdapat botol kristal yang masih berisi sepertiga cairan merah menyala, warnanya lebih muda sedikit dari anggur merah, dengan nuansa merah muda yang sangat cantik.
Botol tersebut ditutup rapat. Han Sen sekadar menarik tutupnya secara sembarangan, dan tutup itu langsung terbuka. Aroma alkohol segar segera menyebar keluar.
"Apakah ini anggur? Ras kristal juga minum alkohol?" Han Sen merasa sangat sulit memahaminya.
Setelah berpikir sejenak, Han Sen menutup kembali botol itu dan menyimpannya. Kemudian ia membuka laci meja samping tempat tidur, berharap bisa menemukan barang berguna lainnya.
Setelah laci terbuka, Han Sen langsung menunjukkan ekspresi gembira. Di dalamnya tidak hanya ada barang-barang, tapi jumlahnya sangat banyak. Ada beberapa barang yang terlihat seperti jepit rambut, beberapa aksesori cantik, dan lebih banyak botol kecil halus yang mirip botol kosmetik untuk wanita.
Di antara tumpukan sampah tak berguna itu, Han Sen ternyata menemukan buku harian kertas.
Mengambil buku harian dari dalam laci, Han Sen langsung membuka sampulnya. Tampak banyak kata-kata tertulis dengan tulisan tangan yang elegan, sepertinya karya seorang wanita.
Yang membuat Han Sen semakin bersemangat adalah tulisan tersebut menggunakan literasi kuno manusia yang bisa dipahaminya.
Kini Han Sen merasa sangat lega telah mempelajari literasi kuno selama ini. Tanpa itu, mustahil baginya memahami isi buku harian ini.
