"Kenapa harus menunggu beberapa hari?" tanya Han Sen.
Jia Sidao dengan wajah memerah menjawab, "Sebelumnya saya sudah berdiskusi dengan keluarga Luo tentang hal ini, hanya saja belum mencapai kesepakatan. Apapun hasilnya, kita harus menunggu keputusan akhir dulu. Tapi tenang, sekalipun kerja sama dengan Luo keluarga terealisasi, pasti akan ada jatah untukmu."
Han Sen langsung paham maksud licik si Jia Sidao. Orang ini tak mampu membunuh Makhluk Dewa Super sendirian, ingin berkolaborasi dengan keluarga Luo, namun khawatir dikhianati setelah tak dibutuhkan lagi.
Kebetulan kedatangan Han Sen kali ini dimanfaatkannya sebagai penyeimbang kekuatan antara dua pihak. Dengan begitu, ia bisa memetik keuntungan dari kedua belah pihak tanpa dikorbankan.
Pertemuan Han Sen dengan Luo Yu sebelumnya yang 90% direkayasa Jia Sidao, mungkin sengaja dirancang untuk menguji kebenaran rumor tentang hubungan buruk antara Han Sen dan keluarga Luo.
"Strategi licik Jia Sidao ini memang cerdik, sayangnya keluarga Luo yang otoriter mungkin tidak akan memberinya kesempatan ini. Aku khawatir pada akhirnya dia tetap harus membuat pilihan." Pikiran Han Sen ini tidak diucapkannya. Ia menyetujui permintaan Jia Sidao untuk tinggal sementara di Pembunuh Dewa Perlindungan sambil menunggu kabar terakhir.
Selama beberapa hari ini Han Sen tidak bermalas-malasan. Esensi Gen Kehidupan telah diserapnya semua. Kini Super Gen Tuhan-nya mencapai 26 poin, kemampuan fisiknya juga meningkat secara signifikan.
Memanfaatkan jeda waktu ini, Han Sen juga kembali ke Alliance untuk memberi kabar ke keluarga.
Baru dua tiga hari, Jia Sidao sudah menemui Han Sen lagi dengan senyum pahit: "Saudara Han, sungguh aku minta maaf. Luo Yu mendengar rencana partisipasimu dan sama sekali tidak menyetujui. Aku sudah berdebat mati-matian tapi percuma. Kau tahu sendiri, ini wilayah kekuasaan keluarga Luo, aku tidak bisa berbuat apa-apa..."
Han Sen tidak menghiraukan keluh kesah Jia Sidao si orang licik ini. Hal ini sudah sangat jelas, si licik Jia Sidao akhirnya memilih untuk bekerja sama dengan Luo Yu dan kawan-kawannya.
"Kalau sudah begini, ya sudah. Semoga kalian sukses." Setelah berkata demikian, Han Sen langsung pergi.
"Lao Jia, kamu benar-benar mau kerja sama dengan Luo Yu mereka?" Setelah Han Sen pergi, seorang semi-dewa yang mengikuti Jia Sidao bertanya dengan bingung.
"Tak kusangka dendam antara keluarga Luo dan Han Sen sedemikian dalam. Jika Han Sen ikut, Luo Yu dan kawan-kawannya akan mundur total. Kita harus memilih salah satu. Dibandingkan dengan Han Sen, keluarga Luo lebih bisa dipercaya. Jadi terpaksa kupilih ini." Jia Sidao menghela napas pasrah.
"Kenapa tidak pilih Han Sen? Bukankah dia sangat hebat? Kalau cuma dia sendiri, kita bisa dapat porsi lebih banyak." Semi-dewa itu masih belum sepenuhnya paham.
Jia Sidao menggelengkan kepala sambil berkata: "Han Sen memang hebat, tapi sejauh mana kehebatannya yang sebenarnya, kita semua belum pernah menyaksikan langsung. Sedangkan kekuatan keluarga Luo sudah jelas kita ketahui. Lagipula Han Sen tidak pernah berlatih 《Kitab Non-Surgawi》, jadi masih kurang bisa dipercaya dibanding anggota keluarga Luo. Ditambah kita ini memang mencari nafkah di wilayah kekuasaan keluarga Luo, lebih tepat memilih keluarga Luo."
……
Setelah meninggalkan tempat Jia Sidao, Han Sen bersiap untuk pergi dari Pembunuh Dewa Perlindungan. Awalnya dia hanya ingin mencoba hoki. Kini karena kesempatan sudah hilang, tak perlu lagi tinggal.
Tapi sebelum Han Sen sempat keluar dari gerbang perlindungan, dia melihat Luo Li berdiri di depan tidak jauh dari sana.
"Tuan Luo ingin bertemu denganmu," ujar Luo Li langsung bertanya.
"Aku tak ingin bertemu dengannya." Han Sen yang tidak punya rasa suka pada Luo Haitang langsung menolak Luo Li. Dia menghindarinya dan segera meninggalkan Pembunuh Dewa Perlindungan.
"Ini tentang Han Yan." Kalimat Luo Li itu membuat Han Sen menghentikan langkahnya.
"Apa yang perlu dibahas tentang Xiao Yan? Jangan pikir dengan menipunya berlatih Jing Feitian, kalian bisa menyeretnya ke dalam. Dia bermarga Han, bukan Luo." Han Sen berkata dengan ekspresi suram.
"Bicara padaku percuma. Bukankah lebih baik langsung berdiskusi jelas dengan Tuan Luo? Atau... kamu takut?" Luo Li berkata dengan tenang.
"Baik, aku akan pergi berdiskusi jelas dengannya." Meski tahu Luo Li sedang memancing emosinya, Han Sen mengakui kebenaran perkataan itu. Kekuatannya sekarang sudah cukup untuk menghadapi Luo Haitang.
Bagaimanapun, Han Sen tak akan membiarkan Han Yan terlibat dalam pusaran tak berujung itu - lubang tanpa dasar yang akan membawa malapetaka bagi generasi mendatang, kecuali garis keturunan Giok Asura dihapuskan. Dia sama sekali tak mengizinkan hal ini menimpa adik perempuannya.
“Silakan.” Luo Li membuat gerakan mengundang, lalu memimpin jalan di depan.
Han Sen mengikuti Luo Li hingga tiba di sebuah ruangan perlindungan. Awalnya Han Sen mengira tempat tinggal Luo Haitang pasti megah atau setidaknya sangat elegan.
Tapi kenyataannya justru membuat Han Sen terkejut.
Tempat tinggal Luo Haitang sangat sederhana. Hanya ada sebuah ranjang, meja, dan kursi. Selain itu tidak ada apa-apa lagi. Seluruh ruangan terasa sunyi sepi.
Saat tubuh Han Sen bermasalah dulu, ia pernah bertemu Luo Haitang. Kini bertemu lagi, tak ada perubahan pada sosoknya. Masih sama persis seperti kesan pertama dulu.
Luo Haitang duduk di balik meja, sorot matanya mengamati Han Sen. Sang legenda Pembunuh Dewa Da Luo yang menebar teror di perlindungan ini, kini tampak bagai orang paruh baya biasa. Tak tersisa sedikit pun aura mengerikan, hanya tatapan tenang yang menatap Han Sen.
“Kamu jangan mengincar Xiao Yan. Dia bermarga Han bukan Luo. Kau tidak layak menyuruhnya mempertaruhkan nyawa untuk Keluarga Luo.” Han Sen berbicara langsung kepada Luo Haitang.
Ekspresi Luo Haitang tetap tenang. Ia hanya melambaikan tangan, membuat Luo Li segera keluar ruangan dan menutup pintu dari luar.
“Aku sebentar lagi mati.” Saat Han Sen hendak berbicara lagi, Luo Haitang akhirnya membuka mulut. Ucapannya membuat Han Sen terkejut.
Han Sen menatap Luo Haitang. Ia menemukan vitalitas dalam diri pria itu bergelombang bak lautan, sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda kepunahan. Malah terkesan sangat mengerikan, tidak mirip orang yang hendak meninggal.
“Kau pikir dengan begini bisa menipu Xiao Yan untuk mengabdi pada Keluarga Luo? Hidup matimu urusan internal keluarga Luo, tidak ada hubungannya dengan kami yang bermarga Han.” Han Sen berkata dengan nada dingin.
Luo Haitang menghela napas pelan: “Andai ada orang kompeten di Keluarga Luo, aku tak akan mencari kalian kakak-beradik secara bergantian, apalagi menggunakan cara seperti itu.”
Luo Haitang terhenti sejenak, lalu melanjutkan: "Sekalipun aku bisa terus bertahan hidup, aku tak akan membiarkan generasi muda seperti kalian memikul takdir seberat ini. Tapi sungguh, nyawaku tinggal kurang dari lima tahun. Sedangkan duel berikutnya dengan garis keturunan Giok Asura masih enam tahun lagi. Aku takkan sanggup menunggu sampai saat itu. Ketika waktunya tiba, hanya Han Yan yang bisa menggantikanku bertarung, barulah ada secercah harapan."
"Menang atau kalah kalian, apa urusannya dengan kami? Kukatakan sekali lagi, Xiao Yan sama sekali tidak akan bertarung untuk keluarga Luo!" kata Han Sen dengan dingin.
Luo Haitang menggelengkan kepala halus: "Dia sudah mempelajari Kitab Non-Surgawi yang sesungguhnya. Sekalipun dia tidak mau pergi, Giok Asura akan datang mencarinya."
