"Masih ada urusan apa?" Han Sen mengerutkan kening sambil menatap Luo Yu.
Luo Yu mencibirkan bibir: "Katanya kamu ingin berburu Makhluk Dewa Super? Demi menghormati Luo Lan, kuberi kamu kesempatan ini."
Han Sen agak terkejut. Ia mengira Luo Yu punya niat jahat, ternyata malah mengajaknya berburu Makhluk Dewa Super bersama. Pasti itu makhluk yang ditemukan Jia Sidao.
"Perlukah segininya?" Han Sen tersenyum sinis sambil mengawasi Luo Yu. Ia sudah bisa menebak sebagian maksud tersembunyi pria itu.
"Tidak berani pergi?" Luo Yu berkata dengan meremehkan.
"Boleh pergi, tapi Makhluk Dewa Super yang kuburu, aku mau bagi separuh." Han Sen tidak ambil pusing dengan niat Luo Yu, selama bisa merebut Esensi Gen Kehidupan, tidak masuk akal untuk menolak.
"Baik, asal kau punya kemampuan itu." Luo Yu justru dengan kelancaran menyetujui.
"Kapan kita berangkat?" Han Sen langsung to the point.
"Besok." Jawab Luo Yu.
"Baik." Han Sen mengiyakan, lalu meninggalkan taman untuk berkumpul dengan Si Perak Kecil dan yang lain.
"Kakak Kedua, kita akhirnya berhasil bernegosiasi dengan Jia Sidao untuk menendangnya keluar, kenapa sekarang malah harus membawanya?" Luo Hui bertanya kebingungan.
Luo Yu berkata dengan suara dingin: "Menendangnya keluar adalah untuk membuatnya tahu kekuatan keluarga Luo. Membawanya juga untuk memperlihatkan kekuatan kita pada bos besar, bahwa keluarga Luo bukan tak berpenghuni, hanya saja dia tidak memberi kita kesempatan."
“Memang benar, kita juga nggak tahu sebenarnya apa yang dipikirkan bos besar. Ada orang dalam sendiri nggak dipakai, malah maksa pakai orang luar marga Han.” Luo Hui juga berkata dengan nada tidak senang.
Pilihan Luo Haitang membuat banyak anggota keluarga Luo merasa penuh kekesalan dalam hati. Namun keputusan Luo Haitang tidak bisa mereka pertanyakan, meski di dalam hati tetap tidak terima. Ketika bertemu Han Sen kali ini, mereka tentu ingin menunjukkan performa di hadapan Luo Haitang, membuktikan bahwa mereka lebih unggul daripada keluarga Han.
Luo Yu dan kawan-kawan sama sekali tidak menganggap diri mereka lebih buruk dari Han Sen. Gelar super bangsawan pertama di Alliance itu, bagi mereka cuma lelucon kosong belaka.
Berkat bantuan Luo Haitang, keluarga Luo sebenarnya sudah lama memperoleh Super Gen Tuhan. Hanya saja karena terikat aturan ketat keluarga, mereka tidak menampakkannya secara terbuka.
Mendengar perkataan Luo Yu, Luo Li hanya tersenyum pahit dalam hati. Dia tahu betul bagaimana karakter Luo Yu dan Luo Hui sebenarnya.
Kemampuan dan bakat memang ada, tapi tidak bisa dibilang menonjol. Ditambah status Luo Haitang dan Pembunuh Dewa Perlindungan yang terlalu tinggi, sejak kecil mereka sudah terlalu dimanjakan oleh pujian. Bahkan para semi-dewa yang superior di Alliance pun memberi kesempatan tiga bagian pada mereka. Hal ini membuat mereka merasa di bawah Luo Haitang dan segelintir petarung kuat, merekalah yang terkuat. Dari dalam tulang, mereka sangat meremehkan semi-dewa biasa dan terlalu melebih-lebihkan kemampuan sendiri.
Hari kedua tiba di waktu janji, Han Sen langsung membawa Si Perak Kecil ke alun-alun Pembunuh Dewa Perlindungan. Benar saja, Luo Yu dan kawan-kawan sudah ada di sana.
Jia Sidao juga sudah datang. Melihat Han Sen, ia tertegun sejenak lalu tersenyum dipaksakan: "Saudara Han, kok bisa kebetulan sekali?"
"Bukan kebetulan. Aku yang memanggilnya. Gerak-gerik kali ini dia ikut bersama kita." kata Luo Yu.
Jia Sidao dengan canggung berdehem pelan dua kali, tidak tahu sebenarnya apa maksud Luo Yu. Dialah yang meminta Han Sen dikeluarkan, tapi sekarang malah secara aktif mengajak Han Sen ikut.
Luo Yu melihat Han Sen membawa beberapa makhluk mutan, tidak berkomentar banyak. Atau lebih tepatnya, dia tidak menganggap Si Perak Kecil dan yang lain berarti. Bagaimanapun, menjinakkan makhluk mutan kuat bukanlah hal mudah. Di dalam Pembunuh Dewa Perlindungan pun hanya ada segelintir Makhluk Dewa Super, dan mereka pun tidak akan patuh pada perintah manusia.
Menjinakkan Makhluk Dewa Super jauh lebih sulit daripada membunuh mereka. Makhluk-makhluk super milik Han Sen kebanyakan dipelihara sejak kecil. Seperti kuda merah dewasa itu, tidak akan semudah Si Perak Kecil dalam menuruti perintah Han Sen, apalagi untuk dijadikan alat.
Rombongan berangkat di bawah petunjuk Jia Sidao. Luo Li juga ikut serta, meski kemampuan bertarungnya tidak terlalu kuat—baru tingkat permata. Luo Yu dan Luo Hui membawanya hanya agar Luo Li menjadi saksi, tidak berharap dia bisa membantu.
Meski bukan darah keluarga Luo sejati, Luo Li bertanggung jawab atas kehidupan sehari-hari Luo Haitang. Kesempatannya bertemu Luo Haitang lebih sering daripada Luo Yu dan lainnya. Apa yang dilihat Luo Li sama artinya dengan yang disaksikan Luo Haitang.
Sepanjang perjalanan, Luo Yu dan Luo Hui tidak pernah bertindak. Makhluk-makhluk mutan yang ditemui sudah ditangani oleh beberapa semi-dewa yang mengikuti mereka. Meski menempelkan diri pada keluarga Luo, mereka tidak memiliki darah Luo dan tentu tidak mempelajari 《Non-Heavenly Scripture》.
Setelah berjalan lebih dari empat hari, akhirnya mereka tiba di lembah pasir yang disebutkan Jia Sidao.
Lembah pasir dipenuhi pasir putih, dari kejauhan terlihat bayangan-bayangan hijau yang tersebar - kaktus dan kaktus bulat raksasa.
Jia Sidao menunjuk kaktus-kaktus itu: "Semua waspada! Kaktus dan kaktus bulat itu bukan tumbuhan, mereka adalah makhluk mutan di sini. Makhluk Dewa Super yang kumaksud ada di kedalaman lembah pasir."
"Kemampuan apa yang dimiliki kaktus-kaktus ini?" tanya Luo Yu sambil menatap Jia Sidao.
Sebelum berangkat, Jia Sidao enggan mengungkapkan apapun, jadi informasi yang diketahui Luo Yu dan kawan-kawan hampir sama dengan Han Sen.
Jia Sidao tidak lagi menyembunyikan informasi: "Kaktus-kaktus itu tidak bisa bergerak, tapi duri-duri di tubuhnya bisa menyembur hingga jarak seribu meter. Kita harus tetap berhati-hati."
"Tidak masalah," kata Luo Yu sambil memanggil perisai roh binatang. Dengan perisai di depan, ia mulai mendekati kaktus itu.
Saat mendekati kaktus hingga jarak ratusan meter, tanaman itu langsung mendeteksi Luo Yu. Duri-duri besi sepanjang 30 cm di tubuhnya tiba-tiba menyembur keluar, berjejal sangat rapat dengan jumlah minimal ratusan buah.
Namun duri-duri tersebut tidak mampu menembus perisai Luo Yu. Semua berhasil dihalau oleh perisai. Luo Yu melanjutkan langkahnya menuju kaktus tersebut.
Duri-duri di tubuh kaktus seolah tak pernah habis. Setelah satu putaran tembakan, duri baru muncul begitu saja dan mulai menyembur dengan daya hancur tinggi dalam putaran berikutnya.
Karena daya tembak duri yang relatif lemah, semuanya berhasil dihalau perisai. Luo Yu berhasil menerobos hingga di hadapan kaktus, lalu dengan sekali tebasan langsung memenggal tanaman itu.
"Memang makhluk mutan, tapi cuma tingkat mutasi saja. Kepala Cabang Jia, apa Anda yakin di sini ada kaktus Tingkat Dewa?" tanya Luo Yu setelah membunuh kaktus itu, menatap Jia Sidao.
"Ada, pasti ada yang tingkat Super God. Waktu itu aku tidak sengaja masuk ke sini, melihat ada kaktus yang terbuat dari emas murni di dalam, itu level darah suci. Dari jauh juga kulihat ada semacam tongkat dewa berbentuk pilar kristal, pasti makhluk Dewa Super tanpa salah lagi." Jia Sidao cepat-cepat menjelaskan.
"Kalau begitu, mari kita lanjutkan ke dalam." Luo Yu menatap tajam kedalaman lembah pasir, mengangkat perisainya dan berjalan masuk.
