Sumera juga ikut meninggalkan Perlindungan Tungku Virtual bersama Han Sen, resmi menjadi murid yang belajar darinya.
Meski Han Sen sendiri tidak terlalu bisa mengajar murid, tapi asal mengambil beberapa metode dari sistem pendidikan Alliance, itu sudah cukup untuk mengajari Sumera.
Kemampuan mengajar makhluk roh jika dibandingkan dengan manusia, itu benar-benar payah.
Makhluk roh memiliki umur tak terbatas, mau belajar bagaimana atau kapan pun bisa, tidak ada prinsip efisiensi yang jelas.
Tapi manusia berbeda. Di Era Kuno ada pepatah "Hidup sampai 70 tahun itu langka". Saat itu bisa mencapai usia 70 tahun sudah dianggap panjang umur, dan karena keterbatasan fisik, sebenarnya setelah usia 30 tahun kemampuan belajar akan semakin menurun. Jadi sejak zaman dahulu, manusia sudah melakukan penelitian mendalam tentang pembelajaran.
Bagaimana caranya menguasai pengetahuan terbanyak dalam waktu tersingkat? Berbagai metode pendidikan ilmiah yang terstruktur dan turun-temurun jumlahnya tak terhitung, bisa ditelusuri kembali hingga era kuno.
Baik sistem pendidikan terpadu maupun sekolah bela diri swasta, konsep pendidikannya sangat canggih, puluhan kali lebih baik dibanding makhluk roh.
Jadi Han Sen tidak merasa ada tekanan saat mengajar Sumera. Dia hanya meminta AI utama membuat rencana pengajaran dan mengikuti jadwal tersebut untuk mendidik Sumera.
Meski ada manusia di Perlindungan Tungku Virtual, mana mungkin makhluk roh mau mendengarkan ocehan tidak penting manusia. Apalagi ini adalah Kaisar top-tier. Sumera yang belum pernah terpapar metode pengajaran manusia merasa teknik mengajar Han Sen sangat menarik dan penuh kejutan, sehingga dia belajar dengan tekun.
Justru Luo Li, Luo Yu, dan Luo Hui yang terlihat aneh. Menurut mereka metode pengajaran Han Sen biasa-biasa saja, materinya juga tidak istimewa. Tapi entah kenapa Sumera sangat menghormatinya.
Mereka semakin bingung: Bagaimana mungkin Kaisar Xu Lu dan Kaisar Lihuo yang begitu agung juga menunjukkan rasa hormat pada Han Sen?
Bagaimanapun, sekarang Luo Yu dan Luo Hui tidak berani lagi membahas hal lain. Dalam hati, mereka mulai merasa kagum sekaligus takut pada Han Sen.
"Han Sen, ikut kami kembali ke Pembunuh Dewa Perlindungan yuk?" Setelah keluar dari lembah pasir, Luo Li mengajak Han Sen pulang bersama.
"Aku mau kembali ke perlindunganku sendiri. Kalian jaga diri baik-baik." Han Sen tidak menyukai keluarga Luo dan tidak punya niat untuk bergaul dengan mereka. Langsung membawa Si Perak Kecil dan rombongannya pergi bersama Sumera.
Jia Sidao tahu ada ketidakcocokan antara Luo Yu dkk dengan Han Sen, tak berani banyak bicara. Tapi diam-diam berpikir: "Rupanya genetika ini sulit diprediksi. Keluarga Luo mungkin akan merosot. Masa depan adalah era keluarga Han. Bisa jadi pencapaian Han Sen nanti akan melebihi Luo Haitang. Arah pengembangan Dojo Tinju Besi harus diubah."
Han Sen membawa Sumera kembali ke perlindungannya. Dengan generasi kedua super ini mengikuti, sepanjang jalan baik makhluk roh maupun mutan memberi muka. Sama sekali tidak menemui masalah.
Adapun Reruntuhan Tuhan di sana, Han Sen juga tidak pergi lagi. Menurut keterangan Xu Lu, Reruntuhan Tuhan sudah ditutup. Jika ingin dibuka kembali, mungkin harus menunggu puluhan tahun.
Xiao Singa Yuzhao juga sudah kembali ke Gunung Singa Raja. Lagipun, kalau dia ke Reruntuhan Tuhan lagi juga percuma.
"Kaktus kristal di Lembah Pasir itu apa sih?" Han Sen tidak tahan lagi bertanya pada Xu Lu.
Xu Lu tersenyum sambil menjelaskan: "Itu adalah Makhluk Dewa Super, tapi bukan yang biasa. Namanya Jarum Dewa. Ayah dan ibuku bekerja sama menghabiskan banyak upaya baru bisa menaklukkannya, lalu menugaskannya menjaga pintu masuk Perlindungan Tungku Virtual. Kristal kaktus dan tongkat yang kalian hancurkan di awal itu cuma perpanjangan dirinya, tidak terlalu berpengaruh. Kecuali kalian menemukan tubuh aslinya dan membunuhnya, dia akan terus-menerus memanggil perpanjangan diri tanpa batas. Setiap perpanjangannya kekuatannya hampir setara Makhluk Dewa Super biasa. Benar-benar makhluk yang sangat kuat."
“Makhluk Dewa Super yang luar biasa, kemampuannya mungkin tidak kalah dengan Makhluk Dewa Super yang sedang mengamuk pada umumnya.” Han Sen berdecak kagum.
“Tentu saja hebat, kalau tidak orang tuaku tidak akan mengeluarkan biaya dan usaha sebesar itu untuk menaklukkannya.” Sumera berkata dengan bangga.
Han Sen dan rombongan berhasil kembali ke Perlindungan Liying. Han Sen menempatkan Sumera di dalam perlindungan, lalu memanggil Domba dan Kerbau Hijau untuk menanyakan perkembangan terakhir di sana.
“Bos, selama ada kami, tenang saja. Semua urusan di sini terorganisir dengan baik…” Domba langsung memuji kinerjanya sendiri, tak lupa minta penghargaan pada Han Sen.
Tapi memang pengelolaannya bagus, semua urusan remeh-temeh diurus dengan rapi, membuat Han Sen cukup puas.
Si Merah masih tinggal di taman belakang, tapi Kucing Darah Sembilan Nyawa itu belum juga kembali, entah ke mana perginya.
Gu Qingcheng dan Ming Yue juga masih berada di dalam perlindungan, terlihat dalam waktu dekat belum ada rencana untuk pergi.
Gu Qingcheng jarang meninggalkan perlindungan, sementara Ming Yue sering pergi keluar. Namun setiap beberapa waktu dia pasti kembali, hanya saja jarang berinteraksi dengan makhluk lain. Biasanya setelah kembali langsung menuju ke tempat Gu Qingcheng.
Han Sen ingin menanyakan beberapa hal pada Gu Qingcheng, memastikan apakah dia adalah "tanggal empat" yang disebutkan di Buku Harian. Tapi setelah dipikir-pikir, dia memutuskan pulang dulu ke Alliance untuk memberi kabar pada keluarga sambil memeluk anaknya. Sudah lama tidak pulang, Han Sen sangat merindukan mereka.
"Sayangnya bunga kecil masih terlalu muda untuk masuk perlindungan. Saat ini aku belum punya kekuatan cukup untuk memastikan Yanran bisa naik level menjadi semi-dewa dengan aman. Andai seluruh keluarga bisa bersama-sama berburu makhluk mutan, pasti lebih seru. Tidak perlu sering-sering terpisah seperti sekarang." Han Sen menghela nafas dalam hati.
Setibanya di rumah, Han Sen merasakan suasana yang tidak beres. Ibunya Luo Lan dan Ji Yanran sudah menunggunya di rumah, sorot mata mereka tajam seperti mengawasi pelaku kejahatan.
"Ada apa terjadi di rumah?" Hati Han Sen berdesir, buru-buru bertanya.
"Tidak ada masalah di rumah, tapi kamu yang punya masalah besar." Luo Lan menatap Han Sen layaknya hakim, berkata dengan sangat khidmat.
"Masalah apa yang kumiliki?" Han Sen bertanya dengan bingung.
"Kau pergi ke Pembunuh Dewa Perlindungan?" tanya Luo Lan.
Han Sen mengangguk: "Kebetulan lewat sana karena ada urusan, tapi Ibu tak perlu khawatir, aku sama sekali tidak berhubungan dengan anggota keluarga Luo."
Luo Lan menunjuk beberapa kotak hadiah di atas meja, sorot matanya berkobar: "Kalau tidak ada hubungan, kenapa si keras kepala itu mengirim barang-barang ini?"
"Keras kepala? Maksudmu anggota Luo Timur itu? Apa yang dia kirim? Jangan-jangan mau memaksa Han Yan belajar teknik rahasia anehnya lagi? Aku peringatkan, itu dipelajari, bisa merusak umur..." Han Sen berseru penuh ketidaksabaran.
Luo Lan menggelengkan kepala: "Ini semua camilan yang dulu aku suka. Bertahun-tahun sudah, tak kusangka dia masih ingat. Jujur deh, apa yang kamu janjikan padanya? Dengan watak keras kepala itu, bagaimana mungkin dia mau menundukkan kepala padaku, malah menyuruh Luo Li mengirimkan barang-barang ini? Meski katanya dari Luo Li, beberapa barang ini bahkan tidak diketahui Luo Li. Pasti barang kiriman dia."
Meski mulutnya bilang takkan pernah kembali ke keluarga Luo, pengiriman barang-barang oleh Luo Haitang ini membuat hatinya terasa aneh.
Ada keharuan, ada perasaan lega. Setelah bertahan dengan susah payah bertahun-tahun, akhirnya mendapat pengertian dari Luo Haitang. Walau Luo Haitang sendiri tak datang, barang-barang ini mewakili banyak hal. Dengan karakter keras Luo Haitang, bisa melakukan sampai level seperti ini, Luo Lan dulu tak berani membayangkan akan ada hari seperti ini.
Tapi Luo Lan juga merasa khawatir, takut Han Sen mengorbankan sesuatu demi mendapatkan aksi Luo Haitang yang seperti ini.
