Han Sen sendiri bingung. Meski dia bertemu Luo Haitang di Pembunuh Dewa Perlindungan, tapi sama sekali tidak menyetujui permintaannya, bahkan tak menunjukkan ekspresi ramah. Kenapa tiba-tiba dia mengirim barang, seolah aktif berbaik hati pada Luo Lan?
Melihat watak Luo Lan saja, Han Sen sudah tahu bagaimana sifat Luo Haitang. Bertahun-tahun tak menemuinya, tak ada sepatah kata atau komunikasi. Kalau benar-benar berminat mengirim barang, pasti sudah dilakukan sejak lama, takkan menunggu hingga hari ini.
Alasan pengiriman barang sekarang jelas terkait pertemuan Han Sen dengannya sebelumnya.
"Bu, aku benar-benar tidak melakukan apa-apa untuknya, apalagi menyetujui permintaannya." Han Sen menceritakan pertemuannya dengan Luo Haitang secara verbatim.
"Kamu berhasil menghindari serangan telapak tangannya?" Luo Lan langsung membelalakkan matanya melihat Han Sen, wajahnya penuh ketidakpercayaan.
"Meski aku belum pernah mempelajari , tapi seperti yang kau tahu, aku cukup memahami kitab ini. Apa masalahnya bisa menghindari serangannya?" Han Sen tertegun sejenak sambil bertanya. Ia sendiri tak merasa ada yang aneh.
"Tidak ada masalah! Bagus, yang kau lakukan sangat hebat!" Luo Lan tiba-tiba berseri-seri. Kedua tangannya menggenggam pipi Han Sen dengan kuat: "Pantas disebut anak baikku. Yang kau lakukan benar-benar luar biasa!"
"Sebenarnya apa maksudnya ini?" Ekspresi curiga muncul di wajah Han Sen. Ia tak mengerti situasi yang terjadi, jarang melihat Luo Lan sebahagia ini.
"Tidak ada. Sudah cukup seperti ini." Luo Lan pergi sambil tersenyum manis, tak menjawab pertanyaan Han Sen.
Setelah beristirahat dua hari di rumah, saat Han Sen kembali masuk ke shelter, ia langsung menuju kamar tempat Gu Qingcheng tinggal.
Han Sen mengangkat tangannya hendak mengetuk, tapi tiba-tiba mendengar suara Gu Qingcheng dari dalam: "Masuklah, pintu tidak terkunci."
Han Sen meraba hidungnya, lalu tanpa basa-basi mendorong pintu masuk. Di dalam terlihat Gu Qingcheng sedang berdiri di depan meja melukis dengan kuas tinta kuno.
Han Sen ingat dari pelajaran sejarah, kuas itu disebut "kuas tinta", alat tulis manusia di era prasejarah yang sudah lama tak digunakan.
Saat ini hanya segelintir penggemar dan seniman yang masih menggunakan kuas tinta. Tak disangka Gu Qingcheng memiliki hobi seperti ini, dan lukisannya terlihat sangat bagus.
Meski tak punya sel seni, Han Sen bisa merasakan bahwa goresan kuas itu mustahil tercipta tanpa latihan bertahun-tahun.
"Ada keperluan apa?" Gu Qingcheng meletakkan kuasnya, menikmati lukisan yang baru saja diselesaikannya sambil bertanya santai.
Han Sen bertanya sambil tersenyum: "Aku baru-baru ini bertemu seseorang, dari dia kudengar beberapa hal tentangmu. Entah apakah dia benar-benar penipu atau bukan, jadi aku datang untuk menanyakan apakah benar kamu melakukan hal-hal yang dia katakan itu."
"Oh, apa yang dia katakan tentangku?" Gu Qingcheng memandangi Han Sen dengan penuh minat.
Han Sen merapikan alur pikirannya lalu berkata dengan senyuman: "Dia bilang kamu pernah membunuh Jue Chi, benar atau tidak?"
Gu Qingcheng mengerutkan kening sambil berpikir: "Aku tidak ingat. Sudah banyak makhluk mutan yang kubunuh."
"Jue Chi kan makhluk semi-dewa super yang sangat terkenal. Jika benar kamu pernah membunuhnya, seharusnya tidak mungkin lupa kan?" Han Sen terlihat tidak percaya.
"Lupa ya lupa. Apa perlu aku menipumu?" Gu Qingcheng mencibirkan bibir sambil berkata.
Han Sen berpikir lagi dan menyadari memang benar. Jika Gu Qingcheng ingin menipunya, cukup jawab "ya" atau "tidak". Dia pun tak bisa membedakan kebenarannya. Sungguh tidak perlu berbohong seperti ini.
“Kalau ini tidak kamu ingat tidak apa-apa. Dia juga menyebut banyak hal, seperti katanya kamu pernah minum urine Yutu hingga tidak mati kehausan di gurun, dan...” Han Sen memutuskan memberi beberapa 'obat keras', namun sebelum sempat menyelesaikan kalimat, ekspresi Gu Qingcheng sudah mulai berubah.
“Tidak mungkin! Hal ini mustahil diketahui orang! Bagaimana kau bisa tahu?!” Gu Qingcheng menatap dengan tatapan tajam ke arah Han Sen, ekspresinya seperti melihat hantu.
“Kamu benar-benar melakukan itu? Lalu apakah kamu pernah bersembunyi di dalam buah zakar Lie Tian Shou sampai dierami selama sebulan lebih?” Han Sen kembali bertanya.
“Tidak mungkin... Hal ini semakin tidak mungkin diketahui... Siapa yang memberitahumu?!” Wajah Gu Qingcheng berubah pucat mendadak, dalam sekejap sudah berada di depan Han Sen sambil mencengkeram kerah bajunya.
"Bukankah sudah kubilang, sebelumnya aku bertemu seseorang, semua ini diceritakannya padaku. Katanya dia menyaksikan langsung, awalnya kukira dia cuma ngibul, ternyata semuanya benar." Han Sen merasa takjub sekaligus girang, sekarang hampir bisa dipastikan Gu Qingcheng adalah Nomor Empat yang disebut dalam buku catatan itu.
"Mustahil! Saat aku melakukan hal-hal itu, manusia bahkan belum tahu apa itu mesin uap. Bagaimana mungkin ada yang melihat?" Gu Qingcheng mendidih kemarahannya.
Han Sen langsung membeku, matanya membelalak menatap Gu Qingcheng. Dengan suara penuh ketidakpercayaan dia bergumam: "Mesin uap... Bukankah itu benda dari Era Kuno... Kau masuk ke tempat perlindungan sejak zaman itu?!"
Han Sen hampir-hampir tak percaya dengan kesimpulannya sendiri, tapi ucapan Gu Qingcheng tadi jelas-jelas mengarah ke situ.
Gu Qingcheng mengerutkan kening halus, mengawasi ketat Han Sen sambil berkata: "Kamu benar, aku orang dari era itu. Sudah masuk ke perlindungan sejak era kuno. Beri tahu aku, sebenarnya orang apa itu yang memberitahumu hal-hal ini? Saat aku melakukan semua ini, manusia sama sekali tidak mungkin muncul di perlindungan, apalagi menyaksikan tindakanku."
"Tidak mungkin kan? Di era kuno, perangkat teleportasi saja belum ada, apalagi generator listrik. Bagaimana mungkin kamu bisa masuk ke perlindungan saat itu? Kamu sedang bercanda denganku, bukan?" Meski Han Sen sudah mendengar jelas, dia tetap tak percaya ini kenyataan.
"Apa kelihatannya aku sedang bercanda?" Gu Qingcheng berkata dengan datar.
"Tapi ini tidak masuk akal. Sekalipun kamu bisa masuk perlindungan saat itu, jarak era kuno dengan sekarang sudah mencapai puluhan ribu tahun. Meski saat itu kamu sudah naik level menjadi semi-dewa, umurmu hanya ratusan tahun saja. Bagaimana mungkin bertahan sampai sekarang?"
Justru karena Gu Qingcheng mengakui kejadian seaneh ini, Han Sen menjadi semakin tak percaya.
“Percaya atau tidak, itu bukan urusanku. Aku hanya ingin kamu memberitahu, sebenarnya siapa yang memberi tahu hal-hal ini?” Gu Qingcheng merengut sambil bertanya.
Sekarang dia hanya merasakan kedinginan di tulang punggung. Saat melakukan semua itu, mustahil ada manusia yang menyaksikan. Jangankan manusia, dua hal yang disebut Han Sen ini menurutnya hanya diketahui diri sendiri, bahkan makhluk roh dan mutan pun tak mungkin tahu.
Kini Han Sen malah mengungkitnya, membuat bulu kuduknya berdiri. Hanya ada satu kemungkinan: seseorang telah mengawasinya diam-diam sejak era purba. Bagi Gu Qingcheng, ini terasa terlalu mengerikan.
"Bagaimana aku bisa percaya kamu benar-benar manusia dari era kuno?" Han Sen yang melihat ekspresi serius Gu Qingcheng ini, dalam hatinya telah bergulir ribuan skenario, tak kuasa bertanya lagi.
