Meski tidak tahu siapa sebenarnya Kakek Kedua, Zuo Lan mendengar nama "Han Sen" dan mengenal Ning Yue. Ditambah ekspresi Yu Hetian, tiba-tiba ada kilatan ide di kepalanya.
"Han Sen... Tidak mungkin... Bangsawan super peringkat pertama di Alliance itu... Jangan-jangan dia sendiri adalah Xie Qing Di?" Zuo Lan memandang Han Sen dengan ekspresi rumit, jutaan niat berlalu dalam hatinya.
Dengan logika Zuo Lan, jika benar Han Sen yang dia pikirkan - dengan identitas sebagai bangsawan super, bagaimana mungkin mau menjadi manajer orang lain? Kemungkinan besar 《CEO Otoriter Cinta Cinta Cinta》 adalah karyanya sendiri. Hanya ingin merahasiakan, maka menggunakan identitas manajer.
Membayangkan Xie Qing Di adalah Han Sen, Zuo Lan merasa jantungnya berdegup kencang seperti mau meledak.
Sosok dengan kekuatan sehebat itu ternyata memiliki bakat menulis sempurna, sulit dipercaya.
Jika Han Sen tahu apa yang dipikirkan Zuo Lan dalam hati, pasti dia akan sangat merasa malu. Karena memang tidak punya sel seni sama sekali, dan juga tidak terlalu tertarik dengan komik-komik Xie Qing Di itu.
"Bos kedua? Bos kedua yang mana?" Jantung Han Sen berdebar kencang. Dia mulai menebak-nebak siapa yang dimaksud, tapi masih belum bisa percaya.
"Ning Lao Er, bos kedua bilang cukup sebut nama ini, kamu pasti paham." Ning Yue berkata dengan tenang.
Yu Hetian mendengar tiga kata "Ning Lao Er", jantungnya rasanya mau kena sedot. Wajahnya pucat membiru, keringat dingin mengucur deras.
Ternyata bos kedua sendiri yang mengajukan proposal tiga kata ini. Sungguh tak terduga! Terakhir kali ada yang berani teriak tiga kata ini di hadapannya masih seorang semi-dewa, yang langsung dilempar ke taman bos kedua jadi pupuk.
"Kapan?" Akhirnya Han Sen memastikan, bos kedua keluarga Ning itu memang Ning Lao Er yang dulu - sama seperti Gu Qingcheng - tidak pernah berdoa di hadapan Tuhan.
Han Sen tidak tahu mengapa dia ingin bertemu dirinya, tapi Han Sen kebetulan juga memiliki banyak pertanyaan yang ingin diajukan. Jadi Han Sen memutuskan untuk pergi menemuinya.
"Jika Anda punya waktu, sekarang juga akan saya minta Direktur Yu mengantarmu ke sini." Ning Yue berkata.
"Baik." Han Sen mengangguk.
"Direktur Yu… Direktur Yu…" Ning Yue memanggil beberapa kali sebelum Yu He Tian akhirnya menyadari.
"Ya… Ya… Apa perintah Tuan Yue?" Yu He Tian buru-buru menjawab.
"Antarkan tamu ini ke tempat Kakek kedua. Sepanjang perjalanan, saya tidak ingin ada keluhan apapun darinya." Ning Yue berkata dengan datar.
"Siap, Tuan Yue tenang saja. Saya pasti akan mengantarkan tamu ini dengan aman ke tempat Kakek kedua. Saya jamin dia akan merasa di rumah sendiri, tidak akan ada protes sedikitpun." Ujar Yu He Tian sementara matanya dipenuhi ekspresi kesakitan.
"Ahem, Han Sen... maksudku... Han Semi-dewa... tadi aku salah... aku pantas mati... Tolonglah beri aku jalur bertahan hidup..." Yu Hetian dalam hatinya memiliki 1.200 ketidakinginan, namun mengingat Kakek Kedua dan Ning Yue, semua wataknya langsung lenyap, hanya tersisa ketakutan yang mendalam.
Melihat Yu Hetian yang terus-menerus menampar wajahnya sendiri dengan keras, Wei Minzhen terpaku ketakutan.
"Apa yang kamu lihat? Cepat minta maaf pada Han Semi-dewa..." Melihat sikap Wei Minzhen, Yu Hetian langsung tidak bisa menahan amarah. Andai saja wanita ini tidak memaksa untuk memfilmkan 《CEO Otoriter Cinta Cinta Cinta》, pasti masalah ini tidak akan terjadi. Dengan geram ia menamparnya dengan tamparan keras sambil mengutuk.
Zuo Lan justru merasa puas melihatnya. Ia sudah muak menghadapi sikap orang-orang ini, namun sebagai penanggung jawab PT Kesan Budaya, biasanya hanya bisa menahan diri.
"Pantas disebut peringkat pertama bangsawan super di Alliance, bahkan Grup Xingyu keluarga Ning saja memperlakukan Dia seperti itu. Ditambah lagi bakat luar biasa yang bisa melukiskan komik viral 《CEO Otoriter Cinta Cinta Cinta》, benar-benar sempurna. Sayangnya sudah menikah, kenapa pria teladan selalu milik orang lain?" Zuo Lan diam-diam berimajinasi dalam hati.
Han Sen juga tidak berbuat macam-macam pada Yu Hetian. Mengingat Yu adalah bagian dari keluarga Ning, sekalipun mau membereskannya, Han Sen akan membiarkan keluarga Ning yang mengurus sendiri. Bagaimanapun, sekarang Dia masih belum tahu apakah hubungannya dengan keluarga Ning musuh atau sekutu. Beberapa hal sebaiknya tidak dilakukan terlalu ekstrem.
Yu Hetian dengan setia mengantar Han Sen ke planet tempat Kakek kedua tinggal. Tapi bahkan tidak berani mendaratkan pesawatnya, beralasan Kakek kedua tidak suka ada pengunjung sembarangan ke planetnya. Langsung pergi setelah sampai di pelabuhan antariksa.
Ning Yue sudah menunggu Han Sen di pelabuhan antariksa. Dengan menggunakan sebuah pesawat ruang angkasa kuno, Dia membawa Han Sen menuju ke permukaan planet.
Planet ini terlihat sangat purba, dipenuhi hutan purba dan berbagai macam makhluk hidup liar, seolah-olah sama sekali belum dikembangkan.
Setelah pesawat mendarat, Ning Yue masih mengajak Han Sen berjalan kaki melewati hamparan rumput dan hutan, bahkan tidak ada satu pun jalan layak di sekitar sini.
"Kakek kedua tidak menyukai teknologi modern, juga melarang barang-barang itu mendekati tempat tinggalnya. Beliau biasanya tidak mengurus urusan keluarga Ning, selama puluhan tahun ini bisa dibilang setengah hidup sebagai pertapa. Tiba-tiba ingin bertemu kamu, bahkan aku sendiri merasa terkejut." Ning Yue berbicara sambil berjalan, santai seperti sedang mengobrol dengan teman lama. Sama sekali tidak terlihat bahwa Han Sen pernah membuatnya terpaksa menyepi bertahun-tahun, lebih menderita dari pertapa.
"Mungkin demi urusan generasi tua." Han Sen sangat mengagumi Ning Yue. Sekalipun sebagai musuh, hal itu tidak menghentikan kekagumannya.
Han Sen bertanya pada diri sendiri: Jika dia berada di posisi Ning Yue dulu, mungkin tidak bisa mencapai level yang sama seperti yang dilakukan Ning Yue.
Ning Yue yang sekarang terlihat tidak berbahaya, justru semakin sulit dipahami. Bahkan Han Sen pun tak berani meremehkan pria ini separuh pun.
Di perjalanan, ketika Yu Hetian secara diam-diam memohon dengan putus asa pada Han Sen, dia pernah mengatakan: Di Keluarga Ning ada dua orang yang tak boleh diusik - satu adalah Kakek Er, satunya lagi adalah Ning Yue.
Shen Tianzi yang berwatak pemarah justru tidak termasuk dalam daftar itu. Ini sudah cukup menjelaskan banyak hal.
Hamparan rumput liar dan bunga-bunga liar bermekaran di lereng bukit. Dari kejauhan Han Sen melihat beberapa pondok kayu dengan pagar tanaman dari ranting-ranting yang ditancapkan, jelas dibangun secara manual. Meski tak bisa dibilang indah, namun menyatu harmonis dengan pemandangan alam pedesaan yang penuh nuansa.
"Kakek Er, Han Sen sudah sampai." Berdiri di depan pintu, Ning Yue memanggil lembut.
Pondok kayu berderit kreek saat terbuka, seorang pria paruh baya keluar dari dalam. Tatapannya yang lembut mirip Ning Yue, namun lengan bajunya tergulung, cangkul di tangan dan sandal di kaki membuat penampilannya terlihat tidak karuan.
"Masuklah. Di sini tidak ada orang luar, anggap saja seperti rumah sendiri." Kehangatan tak terduga dari Kakek Ning kedua membuat Han Sen mempertanyakan keaslian sosok legenda keluarga Ning ini.
Berdasarkan deskripsi Yu Hetian, citra Kakek Ning kedua seharusnya lebih cocok sebagai raja iblis yang membunuh tanpa berkedip. Namun realita di depan mata sama sekali tidak bisa disinkronkan dengan gambaran itu.
"Ada keperluan apa Kakek memanggilku?" Han Sen memberi hormat dengan sopan sebelum bertanya.
Sebagai sosok sezaman dengan Han Jingzhi, memanggilnya "Kakek" merupakan pilihan strategis selama hubungan kedua keluarga masih dalam koridor persekutuan.
Mata tajam Kakek Ning menyapu tubuh Han Sen. "Kau belum pernah melihat wajah Han Jingzhi secara langsung, bukan?"
Ini adalah ucapan yang sangat biasa, tetapi kalimat ini membuat jantung Han Sen berdebar kencang dan raut wajahnya pun berubah.
"Apakah dia masih hidup di dunia ini?" Han Sen menatap Er Ye sambil bertanya perlahan.
