Raja Tikus berhenti di dekat lubang-lubang pasir itu, mengeluarkan suara mencicit ke arah gerombolan tikus di belakang. Seketika kawanan tikus pasir itu menyusup masuk ke dalam lubang-lubang tersebut.
Entah seberapa dalam lubang-lubang itu, seperti lubang tanpa dasar. Berapapun tikus yang masuk, tetap tak ada reaksi sama sekali.
"Lubang seperti ini tidak mungkin bisa kumasuki." Kyōgiri Kiri menggelengkan kepala sambil menatap lubang-lubang seukuran tinju itu.
Sumera malah mengusulkan: "Bagaimana kalau kita gali lubang pasirnya untuk melihat apa isinya?"
Kyōgiri Kiri menggelengkan kepala: "Kalau bisa digali, Raja Tikus tidak akan bertahan di luar. Dalam hal menggali lubang, dia jauh lebih hebat dari kita."
Sumera berpikir sejenak lalu mengangguk. Jika memang bisa digali, bagaimana mungkin Raja Tikus Super itu hanya berdiri di sana tanpa masuk?
Gerombolan tikus pasir masih terus menyelinap ke dalam lubang pasir. Lin Feng menatap Raja Tikus itu: "Menurut kalian, apakah dia bisa berevolusi menjadi Super karena sesuatu di dalam lubang itu?"
Mata Kyōgiri Kiri berbinar: "Jika benar demikian, maka dia membawa seluruh anak cucunya ke sini agar mereka juga bisa berevolusi bersama. Artinya, di bawah sana mungkin ada harta yang memicu evolusi!"
"Benar! Pasti begitu! Ayo kita coba menggali lubang ini!" Sumera langsung bersemangat.
"Tak perlu repot. Naiklah semua ke punggung Xiao Xing." Han Sen melompat ke punggung bintang kecil itu, memanggil mereka.
Meski Lin Feng dan Kyōgiri Kiri tak tahu kemampuan Si Bintang Kecil, mereka menduga makhluk itu mungkin ahli dalam kemampuan menggali lubang atau sejenisnya.
Semua orang telah naik ke punggung Si Bintang Kecil. Tiba-tiba cahaya bintang berkilauan menyelubungi seluruh tubuhnya bersama Han Sen dan yang lain, lalu menyusup ke arah lubang pasir.
Lin Feng dan Kyōgiri Kiri yang awalnya mengira Si Bintang Kecil punya kemampuan menggali, terkejut dan ngeri melihatnya langsung menembus lapisan pasir-batu bak kemampuan menembus tembok.
"Kemampuan melintasi zat?" Lin Feng memandang Si Bintang Kecil dengan mata berbinar.
Han Sen mengangguk perlahan. Konfirmasi ini membuat Lin Feng dan Kyōgiri Kiri semakin tercengang - kemampuan sejenis itu sungguh langka dan sangat kuat tiada tara.
Dari eksekusi Han Sen pada Sang Putri Tulang Darah, kekuatan petir penyembuh Si Perak Kecil, hingga kemampuan melintasi zat Si Bintang Kecil - semua ini membuat Lin Feng dan Kyōgiri Kiri tak kuasa menahan kekaguman dalam hati.
"Lao Han, kau ini benar-benar primadona Tuhan. Semua barang bagus jadi milikmu. Bagaimana kita bisa bertahan nanti?" Kyōgiri Kiri tersenyum.
Han Sen juga ikut tertawa: "Di tempat perlindungan ini masih banyak barang berharga. Aku cuma punya sedikit hoki saja."
Lin Feng dan Kyōgiri Kiri hanya bisa tersenyum pahit. Jika ini disebut 'hoki kecil', mereka benar-benar tak tahu apa arti sukses sebenarnya.
Lubang pasir itu dalam transparan. Setelah menembus ribuan meter, saluran-saluran kecil itu menyatu membentuk terowongan batu bawah tanah raksasa.
Han Sen melihat sungai bercahaya fluor mengalir di terowongan itu. Kawanan tikus terus mengejar dari belakang.
Karena Raja Tikus tidak bisa masuk, hanya tikus-tikus biasa yang mengikuti aliran sungai. Banyak yang sudah tak sanggup mengimbangi kecepatan arus, tapi tetap berlari sampai mulutnya berbusa dan kaki kejang-kejang, terus merangkak mati-matian.
Sayangnya mereka tidak mungkin bisa mengejar sungai itu lagi. Han Sen dan yang lain melihat semakin banyak tikus pasir yang tertinggal, namun tak bisa menghiraukan semuanya. Mereka mempercepat kecepatan dan akhirnya berhasil menyusul sungai itu.
Terowongan bawah tanah menjalar ke segala penjuru bagaikan jaring laba-laba. Sungai yang mengalir di sana sama sekali tidak meninggalkan jejak. Jika tidak terus-menerus mengikutinya, pasti akan tersesat di dalam terowongan bawah tanah.
Han Sen dan rombongan mengikuti sungai bawah tanah selama lebih dari empat puluh jam. Dalam perjalanan, mereka menyaksikan semakin banyak tikus pasir yang tertinggal. Yang bisa bertahan kurang dari satu persen.
Meski hanya satu persen, jumlahnya masih mencengangkan - setidaknya mencapai sepuluh ribu ekor. Sebagian besar adalah tikus pasir tingkat mutasi, sisanya level purba.
Bertahan hingga sekarang membuat mereka kelelahan. Banyak tikus pasir purba yang hampir tidak bisa kabur lagi, mulutnya terus memuntahkan buih putih.
Pada saat itu, sungai di depan tiba-tiba berhenti. Han Sen dan kelompoknya juga menghentikan langkah kaki, tidak terburu-buru mengejarnya.
Terowongan batuan di depan semakin luas, membentuk ruang bawah tanah yang luar biasa besar. Sungai fluor memasuki gua dan membentuk danau bawah tanah yang diam tak bergerak.
Mengikuti kawanan tikus pasir, mereka tiba di tepi danau. Seketika terlihat di posisi pusat danau, ternyata ada pulau kecil dengan pohon yang berbuah mirip pir.
"Memang ada barang bagus! Kita tidak salah datang." Sumera berseri-seri tak bisa menyembunyikan kegembiraannya, hendak terbang menyeberangi danau menuju pulau tengah.
Han Sen menarik lengan Sumera sambil menggelengkan kepala: "Tunggu dulu. Kalau benar harta berharga, tak mungkin semudah ini diambil orang."
Dalam sekejap, tikus-tikus pasir itu telah menerjang ke dalam danau, berebut-rebut berenang ke pulau tengah, sepertinya ingin memakan buah-buah itu.
Banyak tikus pasir berenang ke danau, awalnya tidak terjadi apa-apa. Hingga saat mereka hampir mencapai tengah, tiba-tiba seolah ditarik sesuatu dari bawah air. Satu per satu tikus itu tercebur ke dalam danau fluor, menghilang dalam sekejap mata.
Han Sen dan yang lain saling pandang dengan raut tegang. Meski sudah mengamati cukup lama, mereka tetap tak bisa melihat apa yang menarik tikus-tikus itu ke dasar.
Meski air danau fluor bercahaya terang, justru transparansinya rendah. Cahaya yang menyilaukan itu malah menyulitkan penglihatan ke dalam air.
Suara plung-plung terus terdengar saat tikus-tikus itu tercebur, seolah hantu air yang menarik mereka ke dalam.
Namun kawanan tikus tak menyerah. Mereka terus berenang ke arah pulau tengah danau dengan nekad. Banyak yang tertarik ke bawah, tapi beberapa yang beruntung perlahan mendekati pulau itu.
“Tidak semua tikus pasir tenggelam, seharusnya bukan masalah air danau. Ada sesuatu di dalamnya.” Kyōgiri Kiri mengawasi permukaan danau berkata.
“Apa kita tidak masalah jika terbang dari atas?” Sumera bertanya.
“Boleh dicoba, tapi semua harus tetap memperhatikan keamanan.” Han Sen mengangguk pelan.
Para pemain melihat beberapa tikus pasir hampir mencapai pulau tengah danau. Tanpa ragu lagi, mereka sekaligus menggunakan kemampuan terbang, berusaha mencapai ketinggian lebih tinggi sambil menuju arah pulau di tengah danau.
Awalnya tidak terasa apa-apa. Tapi baru terbang separuh jalan, tiba-tiba Han Sen merasakan tenaga aneh menariknya ke arah permukaan danau.
Namun saat menatap ke bawah, tak terlihat apapun. Di bawahnya hanya ruang kosong tanpa penghalang.
Plung! Plung!
Han Sen memanggil Inti Gen Dewa dan Roh Binatang Raja Semut Haus Darah, berhasil menghentikan momentum jatuhnya. Tapi dia melihat Long Nu, Sumera, Lin Feng, dan Kyōgiri Kiri sudah terjatuh ke dalam danau, bahkan terus tenggelam dengan cepat.
