Namun saat Han Sen baru tiba di arena pertarungan dan hendak mendaftar, dia melihat Gu Qingcheng dan Si Merah ternyata sudah berada di sini, jelas-jelas juga ingin ikut kompetisi.
Han Sen langsung membeku sejenak. Jika mereka mendaftar di Perlindungan Liying, berarti ketiganya harus bertarung lebih dulu untuk menentukan siapa yang berhak maju ke perang para dewa.
"Ahem, kalian juga mau ikut Perang Para Dewa?" Han Sen sebenarnya ragu apakah dia bisa mengalahkan Gu Qingcheng dan Si Merah.
Inti Gen-nya belum mencapai level super. Dia hanya bisa mengandalkan kemampuan fisik dan roh binatang. Dia tidak takut pertempuran grup, tapi juga tidak punya keunggulan signifikan dalam duel satu lawan satu.
"Kamu juga ikut bertarung?" Gu Qingcheng menatap Han Sen sambil bertanya.
"Kalau kalian berdua ikut, lebih baik aku mundur saja." Han Sen mengangkat tangan dan keluar dari arena pertarungan.
Tentu saja dia tidak akan menyerah berkompetisi. Tapi jelas tidak mungkin ikut melalui Perlindungan Liying. Dia harus mencari tempat perlindungan lain untuk menghindari konflik internal.
Setelah berpikir, Han Sen memutuskan untuk ikut melalui perlindungan Ling Mei'er. Lagipula dia sudah pernah melihat transformasi Super Di Ling-nya. Daripada harus menyamar di tempat lain yang tetap bisa dikenali Mei'er, lebih baik langsung di sana saja untuk menghemat waktu.
Untungnya Ling Mei'er memiliki sifat yang sangat polos dan kepercayaan penuh pada Han Sen, jadi tidak akan menimbulkan masalah besar.
Apalagi dengan kekuatan Han Sen saat ini, sebenarnya dia tidak terlalu khawatir identitasnya terbongkar. Hanya karena keberadaan organisasi misterius itulah yang membuatnya enggan terlalu banyak mengekspos diri.
Beruntung Ling Mei'er tidak berniat ikut Perang Suci, dan tidak ada makhluk lain di dalam perlindungan yang ikut bertempur. Setelah Han Sen mendaftarkan diri, dia tinggal menunggu untuk merebut posisi pertama.
Sebelum berbagai perlindungan menentukan pemenangnya, jarak sebelum Perang Suci sesungguhnya dimulai masih lebih dari sebulan. Han Sen awalnya berencana terus melatih Jing Dongxuan untuk melihat apakah payung penghalang langit bisa ditingkatkan ke tingkat super.
Tapi belum beberapa hari kemudian, Han Sen mendengar dari Ling Mei'er bahwa utusan dari Bidang Ilahi datang ke dunia bawah tanah dan mengunjungi leluhur ras Darkling di Perlindungan Dark Spirit.
"Mereka datang ke dunia bawah tanah untuk apa?" Han Sen mengerutkan kening sambil bertanya.
"Perhitungannya dengan Dewi Angin belum diselesaikan. Awalnya dia berencana menunggu Inti Gen naik ke level super dulu baru pergi ke bidang ilahi untuk menagih hutang, tapi tak disangka orang-orang bidang ilahi malah datang ke dunia bawah tanah."
"Dari Yang Mulia Leluhur, mereka ingin merekrut Shi Zhong kembali untuk membantu menyerang sebuah Reruntuhan Tuhan," kata Ling Mei'er.
"Mengajak Leluhur Dark Spirit menyerang Reruntuhan Tuhan? Bukankah klan Darkling terikat Aliansi Seratus Suku yang melarang meninggalkan dunia bawah tanah?" tanya Han Sen dengan bingung.
"Meninggalkan boleh saja, hanya saja jika tewas di luar, kami tak akan mendapat perlindungan Aliansi. Lagipula Yang Mulia Leluhur adalah petarung kuat masa kini, bebas pergi ke mana saja. Asal tidak membunuh makhluk ras lain di wilayah mereka, ras-ras lain juga tak akan protes," jelas Ling Mei'er.
"Reruntuhan Tuhan mana yang ingin mereka serang? Kenapa harus meminta bantuan Leluhur Darkling?" tanya Han Sen lagi.
"Yang Mulia Leluhur mengatakan, karena reruntuhan Tuhan itu diliputi kegelapan abadi, bahkan petarung level Kaisar pun sulit melihat di dalamnya. Tapi klan Dark Spirit memiliki keunggulan mutlak dalam hal ini. Itulah mengapa mereka ingin meminta Yang Mulia Leluhur bertindak. Namun beliau sudah menolak mereka," kata Ling Mei'er.
Setelah mendengar penjelasan lengkap Ling Mei'er, hati Han Sen berdebar. Setelah berbicara sebentar dengan Mei'er, dia segera meninggalkan Tempat Perlindungan.
Leluhur Dark Spirit menolak utusan bidang ilahi. Sekarang para utusan itu baru saja keluar dari Tempat Perlindungan Bawah Tanah. Masih ada waktu untuk mengejar mereka.
Entah apakah Dewi Angin ada di antara mereka. Jika dia ikut, ini kesempatan tepat untuk membalas permusuhan masa lalu.
Begitu keluar dari Tempat Perlindungan Bawah Tanah, Han Sen langsung berubah menjadi status Super Di Ling. Dia melacak sisa molekul yang ditinggalkan makhluk-makhluk bidang ilahi.
Sayangnya tidak ditemukan sisa molekul Dewi Angin. Setelah berhasil mengejar rombongan itu, memang dia tidak melihat sang Dewi.
Han Sen agak ragu. Dia hanya punya dendam besar dengan Dewi Angin, tidak ada permusuhan dengan makhluk lain dari bidang ilahi. Tidak terlalu berminat untuk membunuh mereka.
Baru saja ingin mundur, tiba-tiba mendengar makhluk dewa yang mirip malaikat pemimpin mereka berkata: "Leluhur Dark Spirit tidak mau membantu. Sepertinya kita harus mencari Yongye Sang Ratu."
Mendengar nama Yongye Sang Ratu, Han Sen langsung berhenti dan terus mengikuti mereka sambil menguping.
Yongye Sang Ratu adalah ibu dari Sang Ratu Teratai Hitam. Dulu dipanggil turun oleh Gelas Ritual Han Sen, bahkan membantu Han Sen cukup banyak.
Yang penting, hubungan Han Sen dengan Sang Ratu Teratai Hitam sangat baik. Saat Han Sen dipanggil ke Perlindungan Ketiga dulu, Sang Ratu Teratai Hitam sudah naik level menjadi semi-dewa sehingga tidak sempat bertemu lagi.
Sekarang tidak tahu di mana keberadaan Sang Ratu Teratai Hitam. Meski sama-sama di Perlindungan Keempat, wilayah ini terlalu luas. Sangat sulit mencari dia.
Makhluk mutan lain yang menyerupai naga dari legenda Barat berkata: "Tapi Sang Ratu Yongye sudah menolak kita, mencari beliau lagi mungkin tidak akan berguna."
"Hmph! Jika tidak mau membantu, kita gempur perlindungannya dan rebut Batu Jiwanya. Reruntuhan Tuhan ini sangat krusial bagi bidang ilahi kita, bagaimanapun juga harus direbut!" Makhluk ilahi itu berkata dengan suara dingin.
"Bagaimana jika Sang Ratu Yongye lebih memilih meledakkan diri daripada membantu kita?" Naga itu kembali bertanya.
"Jangan khawatir. Bukankah beliau masih memiliki putri yang sangat dimanjakannya? Aku tak percaya beliau akan mengabaikan anak kesayangannya sendiri sekalipun dirinya rela mati." Makhluk ilahi itu berkata sambil tersenyum sinis.
"Hanya bisa berharap beliau cukup cerdas untuk langsung menyetujui permintaan kita, agar kita tidak perlu repot-repot." Ujar naga itu.
Han Sen yang mendengar percakapan ini mengerutkan kening halus, membatalkan niat pulangnya, lalu diam-diam mulai melacak gerombolan makhluk mutan dari bidang ilahi tersebut.
"Putri yang mereka sebutkan itu, kemungkinan besar adalah Sang Ratu Teratai Hitam. Sekalipun bukan, demi menjaga muka Sang Ratu Teratai Hitam, kita tidak bisa mengabaikan Sang Ratu Yongye."
Sepanjang perjalanan mengikuti makhluk mutan Divine Domain ke barat, harus diakui Divine Domain memang terlalu kuat. Baik makhluk mutan maupun roh-roh gaib, semuanya memberikan muka. Tidak ada yang mengganggu rombongan ini selama perjalanan, bahkan para penguasa tempat perlindungan super pun hanya menunjukkan sikap bersahabat.
"Pantas disebut sebagai salah satu tempat perlindungan terbaik di Perlindungan Keempat, pengaruh mereka memang luar biasa besar." Han Sen diam-diam menyeringai dingin dalam hatinya.
Karena hampir tidak berbelok-belok sama sekali dan tidak menemui rintangan, hanya dalam waktu empat hari lebih, rombongan Divine Domain telah tiba di depan sebuah tempat perlindungan.
Dari kejauhan, Han Sen sudah melihat bendera bertuliskan "Yongye" berkibar di tempat perlindungan tersebut. Bendera itu mirip dengan Panji Yongye yang pernah dilihatnya sebelumnya, kemungkinan besar memang tempat perlindungan Sang Ratu Yongye.
Han Sen sedikit ragu, tapi tetap mengikuti makhluk mutan dari bidang ilahi dari belakang. Sekarang sudah terlambat baginya untuk memberi peringatan lebih awal. Selain itu, selain Sang Ratu Yongye dan Sang Ratu Teratai Hitam, makhluk hidup lain di dalam perlindungan tidak mengenalnya. Mustahil mereka langsung percaya begitu saja pada perkataannya. Untuk bertemu Sang Ratu Yongye masih memerlukan usaha lebih, sedangkan waktu sudah sangat mendesak.
