Awalnya perhatian manusia terhadap Perang Para Dewa di Perlindungan Keempat tidak terlalu besar, paling-paling hanya melihat sekilas sambil mengamati kekuatan makhluk mutan dan petarung kuat tingkat atas makhluk roh.
Tapi kemunculan nama 'koin emas' justru memicu perhatian banyak semi-dewa manusia.
“‘Koin emas’ ternyata juga ikut bertempur. Pertandingan ini pasti akan aku tonton.” Tang Zhenliu berkata dengan mata berbinar.
“‘Koin emas’!” Shen Tianzi juga menyorotkan matanya, tapi dengan ekspresi tidak senang.
“Konon Dewa B bahkan langsung menghantam makhluk mengerikan seperti Serigala Pemusnah Dunia. Mungkin kali ini Dewa B berkesempatan naik ke posisi pertama?”
“Ini mungkin sulit diprediksi, sekuat apa pun Dewa B, dibandingkan monster-monster yang sudah bertahan hidup di Perlindungan Keempat selama entah berapa tahun, perbedaan waktu latihan masih terlalu besar.”
“Takut apa? Dewa B tetaplah Dewa B, aku percaya Dia pasti bisa menciptakan mukjizat.”
……
Saat Han Sen kembali ke Alliance, Tang Zhenliu langsung menariknya masuk ke ruang obrolan holografik.
Han Sen melihat Tang Zhenliu, Wang Yuhang, Huangfu Jing, Lin Feng, dan Kyōgiri Kiri semuanya ada di sana.
“Han Sen, menurutmu apakah 'koin emas' ini adalah 'Koin Emas' itu?” tanya Tang Zhenliu sambil menatapnya setelah Han Sen masuk.
“Mungkin iya, sepertinya tidak ada orang lain yang memakai nama itu,” jawab Han Sen sambil mengangkat bahu.
“Kalau benar-benar Koin Emas, bisakah Dia mengalahkan Kaisar Enam Jalan?” tanya Tang Zhenliu lagi.
“Dari mana aku tahu,” jawab Han Sen dengan senyum pahit.
“Menurutku agak menggantungkan, Kaisar Enam Jalan pernah kulihat sebelumnya, dia benar-benar tangguh. Konon dalam Perang Para Dewa seratus tahun lalu, Kaisar Enam Jalan hampir menyerbu Tianxia, akhirnya kalah tipis dari juara pertama saat itu. Makhluk roh ini terlalu ganas, koin emas mungkin kesulitan.” Kata Wang Yuhang.
“Belum tentu juga. Meski Kaisar Enam Jalan sangat kuat, tapi koin emas bukan manusia biasa. Ditambah kecepatan evolusi manusia sebenarnya lebih cepat daripada makhluk mutan dan roh. Asalkan ada sumber daya cukup, koin emas mencapai tingkat super, bukan tidak mungkin menang melawan Kaisar Enam Jalan.” Kyōgiri Kiri jelas-jelas tidak setuju dengan pandangan Wang Yuhang.
Han Sen mengira mereka membahas hal penting, ternyata berkumpul bersama hanya untuk mendiskusikan ini. Tampaknya pertarungan antara dirinya dan Enam Jalan benar-benar menarik perhatian banyak orang.
“Lao Han, sebenarnya kamu lebih mendukung siapa nih?” Setelah berdiskusi cukup lama, Tang Zhenliu menoleh kembali dan bertanya pada Han Sen.
“Tentu saja aku lebih memihak Koin Emas, mengingat dia orang dalam kita sendiri. Aku tentu berharap dia menang.” Han Sen berkata.
……
Tibalah jam makan, Han Sen meninggalkan ruang obrolan holografik. Han Yan dan ibumu yang jarang ada di rumah, pasangan Ji Ruozhen juga datang untuk makan malam bersama.
Di meja makan mereka malah kembali membahas topik perang para dewa, tak terhindarkan lagi menyebut pertarungan antara Koin Emas dan Kaisar Enam Jalan.
“Koin Emas bisa dianggap sebagai petarung kuat tingkat tertinggi di antara manusia. Jika dia bisa mengalahkan Enam Jalan, ini akan menjadi hal besar yang sangat menggemparkan bagi kita.” Ji Ruozhen berpendapat.
“Meski Koin Emas hebat, menurutku Kakak lebih hebat darinya. Kak, apa kamu ikut perang para dewa? Kenapa aku tidak melihat namamu?” Han Yan menatap Han Sen sambil bertanya.
Han Sen menggelengkan kepala sambil berkata: “Inti gen kehidupan dasarku belum naik ke level super. Ditambah belakangan ada beberapa urusan yang menyita waktu, jadi aku tidak ikut perang para dewa.”
Ji Ruozhen mengangguk dan berkata: "Kamu benar, menghadapi perang para dewa harus tetap rasional. Kekuatanmu sekarang memang luar biasa, tapi ketergantungan berlebihan pada pertolongan dari luar bukanlah hal baik. Lebih baik fokus meningkatkan kemampuan dasarmu sendiri…"
Nama "Koin Emas" ternyata berhasil membakar api gosip di kalangan manusia yang sebelumnya hampir tidak memperhatikan Perang Para Dewa di Perlindungan Keempat. Berbagai media besar bahkan telah melaporkan informasi terkait pertarungan antara Koin Emas dan Kaisar Enam Jalan ini.
Setelah kabar tentang Perlindungan Ketiga dan Keempat dilegalkan, kejadian seperti ini sama sekali belum pernah terjadi sebelumnya.
Popularitas nama Koin Emas di Alliance memang terlalu tinggi. Meski kebanyakan orang biasa tidak terlibat langsung dalam Perang Para Dewa di Perlindungan Keempat, mereka tetap sangat tertarik dengan kabar tentang Koin Emas.
Setelah kembali ke shelter, keesokan harinya Han Sen langsung masuk ke arena pertarungan. Melalui gambar di prasasti dojo, dia menyaksikan perang para dewa. Namun karena pertarungannya melawan Enam Jalan masih dua hari lagi, kedatangan Han Sen di awal perang dewa ini terutama untuk mengamati kekuatan peserta lain terlebih dahulu.
Ternyata dugaan Han Sen benar. Baru hari pertama saja, sudah terlihat banyak petarung kuat yang menakutkan ikut bertempur. Jumlah pejuang di Shelter Keempat memang luar biasa banyak. Di antara makhluk darah ilahi dan roh bangsawan yang berkerumun, mereka tetap sangat mencolok.
Namun dari semua pertarungan, yang paling menarik perhatian Han Sen justru pertempuran ibu Sumera, Kaisar Li Huo.
Saat menyaksikan Kaisar Li Huo naik ke podium, tanpa sadar Han Sen melirik lawannya. Dia terkejut menemukan nama lawannya tertulis "Giok Asura" dalam tiga karakter.
Awalnya Han Sen mengira ini hanya kebetulan biasa. Tapi ketika lawan Kaisar Li Huo benar-benar naik ke panggung, wajah Han Sen langsung menunjukkan ekspresi terkejut.
Lawan Kaisar Li Huo mengenakan topeng giok yang halus seperti cangkang telur giok, sama sekali tidak menyisakan lubang hidung-mulut atau mata di permukaannya yang datar sempurna.
Meski wajah Giok Asura tak terlihat, aura yang terpancar dari tubuhnya dan sepasang tanduk ungu melengkung di kepalanya jelas-jelas menunjukkan identitasnya sebagai keluarga kerajaan Shura.
"Orang Shura bisa ikut perang para dewa?" Han Sen terkejut bukan main.
Yang lebih mengganggunya: apakah ini benar-benar "Giok Asura" sejati? Sebab gelar itu kini hanya melekat pada Ratu Shura. Jika ini sang ratu sendiri, pasti akan jadi pertarungan menarik.
Sorot mata Han Sen tak berkedip mengikuti pertarungan ini. Kaisar Li Huo yang belum pernah berhadapan dengan ras Shura, memperlakukan lawannya seperti makhluk mutan biasa. Dengan gerakan tangan halusnya, api berkelok seperti naga langsung menyambar untuk menelan sang Giok Asura.
Giok Asura memandang naga api tanpa goyah sedikit pun, membiarkan naga api itu menelannya. Namun saat api berpencar, ternyata Giok Asura masih berdiri utuh di tempat yang sama tanpa luka sehelai rambut pun.
Ekspresi Kaisar Li Huo berubah sedikit, wajahnya mulai memerah. Dengan gerakan tangan, sebutir Mutiara Li Huo segera mengambang di atas telapak tangannya.
Begitu Mutiara Li Huo muncul, sinarnya langsung menyilaukan bagai matahari. Dengan aura penghancur langit-bumi, mutiara itu melesat ke arah Giok Asura. Api mengerikan itu bahkan membuat penonton di balik prasasti dojo merinding.
Giok Asura akhirnya bereaksi. Tangan halusnya terangkat perlahan hingga setinggi dada, lalu diayunkan datar seperti pisau tajam ke arah Mutiara Li Huo.
Kekuatan tak kasat mata menyambar bagai bilah pedang. Di detik berikutnya, semua orang tercekat melihat Mutiara Li Huo ternyata terbelah dua oleh serangan itu.
Semua orang terbelalak keheranan, bahkan banyak yang berdiri karena terkejut.
"Tenaga Non-Surga!" Akhirnya ada yang tak tahan berteriak.
