Konsentrasi Han Sen kokoh bagai besi. Dengan gigih ia menahan gejolak batin, mengabaikan getaran dalam laut jiwanya, lalu mengarahkan tinjunya ke telapak tangan Kuno Iblis.
Bagi Kuno Iblis ini adalah kesempatan, tapi bukankah bagi Han Sen juga demikian? Jing Dongxuan-nya belum mencapai level tertinggi. Selama tidak bisa menyentuh keledai itu, melanjutkan pertarungan takkan sebijak mengambil tindakan tegas.
Dentuman telapak tangan dan tinju di udara tidak menghasilkan benturan dahsyat. Han Sen justru merasa tenaganya seperti menghantam lubang tanpa dasar raksasa. Gaya itu tersedot masuk tanpa hambatan, malah ditarik oleh kekuatan hisap luar biasa yang semakin menguat.
Han Sen hatinya langsung terkejut, ingin menarik kembali tenaganya, tapi malah menemukan tinjunya seperti tersedot ke telapak tangan Kuno Iblis. Aura kehidupan bahkan deras mengalir ke arah Kuno Iblis, sama sekali tidak bisa berhenti.
Han Sen menghubungkan dan mengubah beberapa jenis tenaga, tapi tak bisa melepaskan diri dari telapak tangan Kuno Iblis. Tenaga tak henti mengalir masuk ke tubuh Kuno Iblis.
Getaran di laut jiwa semakin hari semakin kuat. Han Sen memperhatikan dan menemukan Menara Takdir Langit sedang bergetar. Tapi bukan menara itu sendiri yang bergetar, melainkan pria berbaju zirah yang ditekan di dalamnya. Dengan liar ia meledakkan nyala es, berulang kali menghantam Penguncian Ruang Menara Takdir Langit. Meski belum bisa menembus penguncian, getarannya membuat menara itu bergetar gemetar.
Han Sen sedikit terkejut. Saat baru saja ditekan di menara sebelumnya, pria berbaju zirah itu pernah mencoba menghantam penguncian. Hasilnya bukan hanya gagal keluar, malah melukai tubuhnya sendiri.
Sejak saat itu, tidak pernah terlihat lagi pria berbaju zirah menunjukkan keanehan.
Sekarang dia malah memberontak di momen krusial ini, entah karena mengira Han Sen sedang menghadapi musuh kuat dan tidak punya waktu untuk melawannya.
Tapi setelah dipikir lagi, Han Sen merasa ada yang tidak beres - pria berbaju zirah yang ditekan dalam Menara Takdir Langit sama sekali tidak melihat situasi di luar, mustahil dia tahu Han Sen bertemu musuh kuat.
Hanya saja sekarang Han Sen sudah tidak punya waktu untuk merenung, tenaganya seperti aliran sungai Yangtze yang deras mengalir ke telapak tangan Iblis Kuno. Jika terus begini, mungkin dia akan segera dijadikan mayat kering.
Dengan konsentrasi penuh, Han Sen langsung memanggil Payung Penghalang Langit, menusukkannya ke arah telapak tangan Iblis Kuno.
Iblis Kuno menggerakkan satu telapak tangannya untuk menangkap payung itu, berusaha memasukkan payung tersebut ke dalam genggamannya seperti yang dilakukan sebelumnya.
Payung penghalang langit otomatis membuka, telapak tangan Kuno Iblis menghantam bidang payung, tetap tidak ada gelombang tenaga yang bertabrakan, tapi payung itu juga tidak terserap di telapak tangannya.
Sinar jingga mengalir dari payung penghalang langit, mengisolasi Han Sen dan Kuno Iblis. Telapak tangan monster itu ternyata tak bisa lagi menyerap tenaga Han Sen, tinju Han Sen pun akhirnya bebas.
Kuno Iblis melirik payung di tangan Han Sen dengan terkejut. Tiba-tiba aura tubuhnya berubah drastis, pancaran energi dahsyat menyembur keluar, telapak tangannya menghantam bak langit runtuh ke arah Han Sen.
Han Sen mengerutkan kening halus. Kilau merah seperti ombak terlihat di tubuh Kuno Iblis - persis tenaga Inti Gen Dewa yang pernah Han Sen gunakan sebelumnya.
Barulah sekarang Han Sen sadar: Kuno Iblis bukan cuma bisa menyerap tenaga musuh, tapi juga mengubah tenaga lawan menjadi miliknya sendiri.
Tidak, tidak sekadar itu. Tenaga tamparan Kuno Iblis ini jelas jauh lebih kuat daripada tenaga yang diserapnya dari Han Sen. Hanya ada satu kemungkinan.
Saat menyerap tenaga musuh, dia juga bisa mengubah tenaganya sendiri menjadi sifat yang sama dengan musuh. Kemampuan seperti ini benar-benar luar biasa.
Sekarang Han Sen akhirnya mengerti mengapa Gu Qingcheng mengatakan Kuno Iblis bisa menggunakan berbagai kemampuan dengan asal. Kemampuan semacam ini membuatnya sangat mudah memanfaatkan tenaga atribut lain.
Dor!
Tamparan Kuno Iblis membuat bidang payung penghalang langit cekung ke bawah, persis seperti kulit genderang yang dipukul.
Namun setelah tamparan, bidang payung langsung kembali ke bentuk semula tanpa kerusakan.
Kuno Iblis terus-menerus memukul bidang payung bagai memalu genderang. Kilau merah menyala-nyala, bidang payung terus berdistorsi sementara gemuruh bak halilintar menggema tak henti.
Tapi sekuat apapun tenaga Kuno Iblis itu, ternyata tidak mampu menghancurkan payung penghalang langit yang masih level permata.
Sekarang situasi benar-benar berbalik arah. Sebelumnya Han Sen yang terus menyerang, kini giliran Kuno Iblis yang menggila. Berkat payung penghalang langit, Han Sen berhasil menahan semua serangan lawan.
"Payung itu benar-benar kokoh. Aku penasaran dari mana asalnya?" Kaisar Elang Hantu berkata sambil memandang takjub ke arah payung penghalang langit.
Setiap tamparan Kuno Iblis bagai langit berdarah runtuh, menindih payung hingga berdistorsi. Namun sekejap kemudian, payung itu kembali ke bentuk semula.
"Selain ahli jalan pedang, Tien Kian juga mengoleksi banyak inti gen." Leluhur Tai Yin mendengus keras, tapi sorot matanya yang jatuh pada payung penghalang langit memancarkan kilau keserakahan.
Kekuatan Kuno Iblis yang menyerupai dewa iblis sepenuhnya menindih Han Sen, daya hancur setiap pukulan tangannya membuat orang tercengang. Namun tetap tidak bisa melukai Han Sen. Semua yang menyaksikan tahu itu berkat payung penghalang langit.
Inti Gen defensif sekuat ini merupakan barang pengganti nyawa yang sangat berharga. Banyak petarung kuat tak bisa menghindari hasrat untuk memilikinya.
"Entah Inti Gen mana yang merupakan Inti Gen Kehidupan Pertama sesungguhnya dari Pedang Surgawi," gumam Penguasa Wilayah Ilahi sambil mengerutkan kening melihat payung itu.
Han Sen telah menggunakan beberapa Inti Gen, masing-masing memiliki daya hancur luar biasa. Mereka pun tak bisa membedakan mana sebenarnya Inti Gen Kehidupan Pertama Han Sen.
Tapi tak seorang pun mencurigai payung penghalang langit. Meski terkenal, payung itu baru level permata. Sekalipun menjadi peringkat pertama Inti Gen Permata, mustahil bisa menahan tenaga mengerikan Kuno Iblis.
Penguasa Wilayah Ilahi dan yang lain mengira payung penghalang langit pastilah sebuah Inti Gen Super.
Han Sen sendiri tidak menyangka, payung penghalang langit ternyata begitu kokoh. Setelah Kuno Iblis menyerap sebagian tenaga Inti Gen Dewa, ditambah kekuatan aslinya sendiri, setiap pukulannya bahkan lebih dahsyat dari Enam Jalan Menyatu di puncak Enam Jalan. Payung penghalang langit tingkat permata dengan gemilang bertahan, bahkan tetap utuh sama sekali, membuat Han Sen sendiri terkejut.
"Pantas disebut inti gen Jing Dongxuan, terlalu kuat." Decak kagum terbersit di hati Han Sen.
Dengan mengandalkan pertahanan tangguh payung penghalang langit, Han Sen dengan sabar menunggu kesempatan serangan balik.
Sampai detik ini Kuno Iblis belum menggunakan inti gennya, jelas masih menyimpan cadangan tenaga. Sudah lama Han Sen tidak menemukan musuh serumit ini.
Jika akhirnya tidak bisa menang, dia terpaksa berubah menjadi status Super Di Ling dan menggunakan Menara Takdir Langit untuk menekan Kuno Iblis.
"Mengingat Menara Takdir Langit, Han Sen kembali melirik pria berbaju zirah di dalam menara. Terdengar raungannya yang melengking, nyala es di tubuhnya meletus bak gunung berapi.
Tubuhnya berkali-kali menghantam Penghalang Vortex Spasial, namun hanya membuat Menara Takdir Langit bergoyang. Sebaliknya, setiap hantaman justru melukai tubuhnya sendiri dengan gaya ruang yang seperti turbin.
Baju zirah keras itu tak mampu menahan gaya pemisah ruang. Terbentuklah luka-luka di mana-mana, darah putih seperti lava mengalir dari celah zirahnya, menyiprat ke segala penjuru.
Tapi pria berbaju zirah itu tetap enggan menyerah. Seperti orang gila yang tak peduli nyawa, ia terus-menerus menghantam Penghalang Vortex Spasial.
