Han Sen dan kucing tua itu memandang ke dalam kotak logam, menyaksikan cahaya-cahaya ajaib di dalamnya bergeliat seperti air mendidih, namun tetap tak meluap dari kotak tersebut.
Di antara gelora cahaya itu, terdengar suara kres-kres yang membuat bulu kuduk berdiri dan gigi gemetaran.
"Kucing tua, suara apa itu?" Han Sen menatap gelora cahaya dalam kotak logam. Meski bisa mendengar suaranya, matanya tak melihat apapun dan indranya pun tak mendeteksi keberadaan apa pun di dalam.
"Darimana aku tahu? Kedengarannya seperti suara gigi menggigit tulang putus," sahut kucing tua itu sambil tetap mengawasi ketat isi kotak.
“Menggigit putus tulang? Jujurlah padaku, benarkah ini cuma taman?” Han Sen sama sekali tidak percaya dengan omongan markas pelatihan tumbuhan yang disebut-sebut si kucing tua itu.
Si kucing tua langsung bersumpah: “Taman apaan? Ini markas pelatihan tumbuhan, kau terlalu berandai-andai. Aku rela mati terkutuk kalau bohong!”
“Tapi semakin kulihat benda ini, semakin mirip peti mati. Kau sendiri bilang ada suara gigi menggigit tulang di dalamnya. Masuk akal nggak kuburkan benda begini di taman, apalagi masih ada tulang-tulang di dalamnya?” Han Sen melototi si kucing tua.
Si kucing tua mulai bersikap defensif, gagap menjawab: “Memang markas pelatihan tumbuhan, cuma... yah, markas ini agak... spesial.”
“Spesial bagaimana?” Han Sen langsung mengejar.
Kucing tua tahu harus mengatakan sesuatu, kalau tidak Han Sen pasti tidak akan berhenti mengganggunya. Akhirnya dia melanjutkan: "Aku sudah meneliti lama. Berdasarkan pengamatanku, jika tidak ada kesalahan, di sini seharusnya adalah Basis Pelatihan Tanaman Kerajaan milik ras kristal."
"Taman sayur Kerajaan?" Han Sen merasa si kucing tua masih mengarang cerita. Sekalipun itu taman sayur Kerajaan, tetap saja itu taman sayur. Masak bisa menumbuhkan daging babi?
Dengan wajah penuh keseriusan, kucing tua berkata: "Jangan meremehkan basis pelatihan tanaman ras kristal. Tanaman yang mereka budidayakan bukanlah lobak atau sawi biasa seperti yang kamu bayangkan."
"Tampaknya kamu memang tahu apa sebenarnya ini." Han Sen mengawasi si kucing tua dengan tatapan tidak bersahabat.
Kucing tua berdehem dua kali: "Aku hanya tahu sedikit. Jika tebakanku benar, kotak logam ini sebenarnya adalah kotak pembibitan kristal. Di dalamnya ada tanaman baru yang sedang dikembangkan ras kristal."
"Apa perbedaan tanaman mereka?" Han Sen mengejar bertanya.
“Ini juga tidak bisa kujelaskan dengan pasti. Sebelumnya aku pernah melihat beberapa tumbuhan hasil budidaya ras kristal. Tumbuhan-tumbuhan itu sangat unik, atau lebih tepatnya tidak bisa disebut sebagai tumbuhan. Seharusnya mereka disebut sebagai entitas kehidupan yang unik.” Kucing tua itu berkata.
“Bisa menumbuhkan entitas kehidupan juga bukan hal langka. Di tempat perlindungan, tumbuhan gen semacam itu sangat banyak.” Han Sen menyahut.
Tiba-tiba kucing tua itu bersuara lantang: “Inilah yang ingin kusampaikan! Sebenarnya dulunya tidak ada tumbuhan gen di tempat perlindungan. Benih-benih yang disebarkan ras kristal inilah yang kemudian berkembang biak menjadi tumbuhan gen dan entitas kehidupan unik tersebut.”
“Maksudmu, yang ada di dalam kotak ini mungkin adalah leluhur tumbuhan gen?” Han Sen mengamati kotak logam itu dengan tatapan terkejut.
Dari dalam kotak logam masih terus terdengar bunyi kres yang membuat meriang, praktis tak pernah berhenti.
“Apakah itu leluhur tidak diketahui, tapi yang dibudidayakan di taman keluarga kerajaan, kualitasnya seharusnya tidak akan kalah.” Kucing tua terhenti sejenak, lalu melanjutkan: “Selain itu, tujuan awal penelitian tumbuhan gen oleh ras kristal bukanlah untuk menumbuhkan makhluk mutan atau roh binatang. Yang sebenarnya ingin mereka budidayakan adalah rompi anti peluru genetik.”
“Apakah rompi anti peluru genetik juga bisa ditumbuhkan?” Han Sen yang mendengar ini benar-benar agak terkejut.
“Dulu tidak bisa. Tapi kemudian ras kristal mengasimilasi gen makhluk asing dan gen makhluk roh, ditambah gen tumbuhan yang mereka bawa. Penelitian terus dilakukan ke arah itu. Sayangnya kemudian terjadi perubahan situasi besar yang membuat sisa-sisa anggota ras yang kalah perang kembali menerima pukulan membinasakan. Benih gen yang belum selesai itu mengalir ke dalam perlindungan, dan melalui evolusi alami hingga hari ini, jadilah tumbuhan gen yang kita lihat sekarang.” Kucing tua memberikan penjelasan garis besar.
Han Sen termenung memandangi Kucing Tua sambil berkata: "Kamu bisa menemukan tempat ini, dan bersikeras menggali kotak logam di sini. Jangan bilang kamu tidak tahu isinya apa."
Kucing Tua tersenyum canggung: "Sebenarnya aku benar-benar tidak tahu isinya. Aku hanya menyimpulkan dari petunjuk kecil yang tersembunyi bahwa tempat ini mungkin bekas pusat pembudidayaan tumbuhan Kerajaan, lokasi paling potensial untuk melatih rompi anti peluru genetik. Aku coba-coba datang sini mengandalkan hoki. Kenapa memilih yang ini? Karena posisinya termasuk salah satu titik fengshui terbaik di kompleks ini. Barang penting pasti dilatih di tempat terbaik, makanya dipilih."
"Kamu juga paham fengshui?" Han Sen sama sekali tidak percaya, memandanginya dengan sorot mata curiga seperti melihat penipu.
Kucing Tua mengangkat bahu pasrah: "Baiklah, kuakui. Aku melihat dari jumlah pupuk yang digunakan di sini bahwa tempat ini pasti penting. Selain itu sebelumnya sudah kubongkar tiga lokasi serupa, tapi hasilnya nihil."
“Pupuk apa?” Han Sen melihat ke lubang dalam yang mereka gali, tidak menemukan jejak pupuk sama sekali.
“Tidakkah kau perhatikan warna tanah pasir kristal di sini lebih gelap dibanding area lain? Coba perhatikan prasasti-prasasti itu, ada pola darah di permukaannya.” Kucing tua itu menunjuk ke kuburan tempat kotak logam digali.
Han Sen mengamati lebih seksama. Ternyata benar seperti kata kucing tua itu.
“Kau pikir itu nisan? Sebenarnya prasasti itu adalah instrumen kristal untuk pelatihan tanaman, berfungsi sebagai monitor. Pupuk dialirkan melalui prasasti tersebut. Dari residu yang tertinggal, bisa diketahui isi kotak logam ini mendapat perawatan khusus, mungkin merupakan capaian terpenting Pusat Pelatihan Tanaman Kerajaan.” Mata kucing tua itu berbinar menyaksikan cahaya berkilauan dalam kotak.
“Kalau begitu, ambil sendiri!” Han Sen mencibirkan bibir sinis.
"Barang-barang ras kristal memang agak aneh, lebih baik berhati-hati." Kucing Tua tidak menghiraukan provokasi Han Sen, masih mengawasi cahaya berkilauan di dalam tanpa niat untuk bertindak.
"Jika aku tidak muncul, bagaimana rencanamu mengeluarkan barang di dalamnya? Tidak mungkin hanya mengawasi saja kan?" Han Sen kembali bertanya.
Kucing Tua hendak membalas, tiba-tiba terdengar suara "krak" dari permukaan kotak logam.
Di bagian yang retak pada kotak logam, sebuah telapak tangan yang ambigu - bukan dari jade maupun tulang - merayap keluar dari pancaran cahaya ajaib, menempel di permukaan logam bagaikan cakar iblis yang menjulur dari neraka.
Han Sen dan Kucing Tua serentak melompat mundur secepat kilat, menjauhi lokasi itu.
