Setelah berhasil mengambil objek itu, di tangannya terasa benda sepanjang sekitar sepuluh sentimeter. Mirip pecahan tulang, tapi teksturnya tak biasa. Sangat berat, bahkan melebihi logam.
Permukaannya tertutup lumuran darah yang menghalangi bentuk aslinya. Saat Han Sen membersihkannya, terkuaklah wujud sejati benda itu.
Memang menyerupai fragmen tulang kecil, namun warnanya merah tak wajar - kemerahan dengan semburat ungu, sangat kontras dengan tulang bagian lain dari ras berbulu itu.
Han Sen kembali mengobrak-abrik mayat-mayat dan potongan daging, menemukan selain potongan tulang kecil ini, bagian lainnya relatif normal. Tulang-tulang itu berwarna putih dengan berat yang cukup normal, sedikit lebih berat dari manusia, tapi dibandingkan dengan tulang merah keunguan tadi, ringannya lebih dari satu kali lipat.
"Apa sih ini?" Han Sen mengangkat tulang itu sambil menatap kucing tua.
Kucing tua itu terlihat lesu, sepertinya malas menanggapi Han Sen. Dengan santai ia berkata: "Ya tulang, emang mau jadi apa lagi?"
Karena si kucing enggan bicara, Han Sen pun tak bertanya lagi. Kucing yang ogah ngomong, dipaksa juga percuma.
Han Sen mempelajari tulang itu beberapa saat, tapi tak ada temuan baru. Di tulang ini tak ada tenaga khusus yang terasa, setidaknya menurut persepsinya.
Menyimpan tulang itu, Han Sen menoleh ke kucing tua di sampingnya: "Lao Mao, kamu tahu bagaimana cara aku kembali ke Alliance?"
Han Sen tidak ingin membuang waktu terlalu lama di sini. Orang-orang dari organisasi Dewa mungkin tiba di rumahnya kapan saja, dia harus segera kembali ke rumah, tidak ada waktu untuk berlama-lama di sini.
"Cari teleportasi di perlindungan, secara alami kamu bisa keluar," kata Kucing Tua dengan pikiran yang melayang-layang.
"Jika aku keluar melalui teleportasi, ke posisi mana aku akan dikirim?" Han Sen berpikir sejenak lalu bertanya. Aturan teleportasi perlindungan adalah dikirim kembali ke lokasi asal saat masuk.
Tapi dia masuk ke sini melalui tato Kucing Darah Sembilan Nyawa, bukan melalui perangkat teleportasi, jadi tidak tahu bagaimana situasinya nanti.
Kucing Tua merenung sejenak lalu berkata: "Ini sulit dipastikan, mungkin akan acak."
Mendengar perkataan Kucing Tua, wajah Han Sen langsung muram. Teleportasi acak ke wilayah Alliance cakupannya sangat luas. Bagaimana jika lokasi teleportasinya jauh dari Planet Luo Jia? Dia mungkin tidak akan sempat pulang ke rumah.
Memikirkan hal ini, Han Sen langsung bertanya pada kucing tua cara meninggalkan reruntuhan ini, sekaligus menanyakan apakah ada tempat perlindungan di sekitarnya, lalu segera meninggalkan situs tersebut.
Kucing tua sama sekali tidak berniat pergi, jelas masih ingin terus merekrut barang-barang itu.
Han Sen seorang diri mengikuti petunjuk kucing tua meninggalkan reruntuhan, menuju tempat perlindungan terdekat di area ini.
Meski di Perlindungan Keempat Han Sen bisa dibilang sangat berpengaruh, tapi area khusus ini belum pernah ia datangi dan kurang familiar, hanya mendengar dari kucing tua bahwa ada tempat perlindungan di dekat sini.
Kucing tua juga belum pernah mengunjungi tempat perlindungan itu, hanya tahu bahwa tempat tersebut dikuasai makhluk mutan, dan dari skala pastilah merupakan tempat perlindungan super.
Han Sen langsung menggunakan transformasi Death Armor Swordsman, baru kemudian bergerak menuju arah tempat perlindungan tersebut.
Sekarang konstitusi fisik Han Sen hanya sekitar sepuluh ribu. Penggunaan roh binatang asimilasi transformasi super ini memberikan beban besar pada raganya. Jika sebelumnya, Han Sen tidak akan bisa bertahan lama dalam status transformasi.
Mungkin karena tubuhnya mengalami perubahan setelah kenaikan level. Meski konstitusi fisiknya tidak tinggi, penggunaan roh binatang asimilasi transformasi super ini tidak menimbulkan pengeluaran energi yang berarti, seolah bisa terus berlanjut tanpa batas.
Di pegunungan dekat Perlindungan Dewa Iblis Da Hei Tian, Xie Qing Di mengerutkan kening halus sambil mengawasi makhluk mutan berwujud mirip manusia dengan tanduk hitam dan pupil ganda di depannya: "Hei Jue Shen, untuk apa kau menghalangi jalanku?"
"Xie Qing, konon kau sangat sombong ya?" Hei Jue Shen mendengus keras sambil menatap Xie Qing Di.
"Apa hubungannya kesombonganku denganmu?" Suara Xie Qing Di terdengar dingin.
Hei Jueshen tertawa dengan jahat: "Kesombonganmu memang tidak ada hubungannya denganku. Tapi kalau kau berani sombong di dekat Perlindungan Dewa Iblis Dah Hei Tian milikku, itu berarti kau tidak menghormatiku. Sekarang kuberi dua pilihan: Pertama, mati! Kedua..."
Sebelum sempat menyelesaikan kalimat, tubuh perkasa Xie Qing Di tiba-tiba memancarkan cahaya perak berkilauan. Tinjunya melesat bagai bor baja, memaksa Hei Jueshen terhenti bicara.
Hei Jueshen langsung membentak marah. Energi gelap bergelora dari seluruh tubuhnya saat ia mengayunkan tinju untuk menghadang serangan Xie Qing Di.
Boom!
Cahaya perak dan energi gelap bertabrakan hebat, memicu ledakan dahsyat. Xie Qing Di tetap tegak bagai gunung, sementara Hei Jueshen terpental mundur belasan meter sebelum berhasil menstabilkan diri.
"Bagus! Pantas dijuluki Xie Qing Di. Tapi ingat, sejak aku datang ke sini, sudah 100% yakin bisa mengalahkanmu. Menyerahlah sekarang, masih ada waktu." Hei Jueshen berkata dengan wajah masam.
Dengan suara Hei Jue Shen, aura-aura mengerikan yang dahsyat muncul dari pegunungan di sekelilingnya. Dari berbagai penjuru, siluet-siluet menakutkan bermunculan satu per satu, secara perlahan mengurung Xie Qing Di di tengah.
"Dalam kamus Xie Qing hanya ada satu kata: perang!" Sorot mata Xie Qing Di membara seperti api, cahaya perak di tubuhnya meletus bagai gunung berapi. Seluruh tubuhnya berubah menjadi bola cahaya perak yang menerjang gila-gilaan ke arah Hei Jue Shen.
Hei Jue Shen mendengus keras. Energi gelap mengalir deras dari tubuhnya sementara Pisau Inti Gen Sihir hitam muncul di tangannya. Dengan kedua tangan mencengkeram pisau, ia menghantamkan senjata itu ke bawah dengan ganas ke arah Xie Qing Di.
Energi gelap berkonsentrasi di mata pisau. Saat pisau sihir itu diayunkan, energi tersebut berubah menjadi bilah raksasa yang menyambar langit, seolah-olah sanggup membelah langit dan bumi.
Ekspresi Xie Qing Di tak berubah. Dengan kepalan tangan yang teguh ia menyambut energi gelap itu. Di antara kilau perak, muncul sepasang sarung tinju perak di kepalannya.
Cahaya perak dan pisau sihir bertabrakan di udara, kilau perak itu bagaikan senjata ilahi yang tak terbendung, dalam sekejap menghancurkan bilah energi gelap. Sebuah tinju terbungkus sarung tangan perak menghantam keras mata pisau tersebut.
Hanya terdengar suara "kres", pisau sihir itu ternyata hancur berkeping. Hei Jue Shen terlempar sambil memuntahkan darah, menabrak sebuah puncak gunung hingga separuhnya ambruk.
"Bunuh dia!" Hei Jue Shen merangkak keluar dari reruntuhan bebatuan, goresan darah masih tersisa di sudut bibirnya, berteriak dengan amarah menggelegar.
Enam aura mengerikan segera mengepung Xie Qing Di. Makhluk-makhluk mengerikan yang tak kalah dari Hei Jue Shen mulai melancarkan serangan ganas terhadapnya.
Cahaya perak yang mengguncang langit, kekuatan pukulan bagai pelangi. Di setiap sasaran tinju Xie Qing Di, bahkan Makhluk Dewa Super pun tak berani menghadapinya langsung. Seketika langit-bumi berubah warna, pegunungan di sekeliling runtuh seolah kiamat telah tiba.
Ekspresi Da Hei Shen muram. Ia membawa enam Makhluk Dewa Super untuk mengepung Xie Qing Di bersama. Meski berhasil melukainya, pihak mereka sendiri menderita kerugian besar. Ketujuh mereka semua terluka ringan, salah satunya sudah tak sadarkan diri dengan luka berat.
Dor!
Xie Qing Di menghantam tubuh Da Hei Shen dengan pukulan, meremukkan baju zirahnya. Tulang dada Da Hei Shen bahkan ambles masuk membentuk cekungan besar.
Hendak melanjutkan serangan, tiba-tiba ia merasakan aura mengerikan yang tak terkira menyergap. Sebuah suara beku seperti es terdengar di telinganya:
"Kau telah melukai darah keturunan Da Hei Tian Mo Shenku. Nyawamu tamat."
