Jika lokasi teleportasi benar-benar acak, maka kemungkinannya terlalu banyak - bisa berupa stasiun teleportasi publik, atau mungkin perangkat teleportasi pribadi di rumah seseorang.
Dengan berubah menjadi Death Armor Swordsman sebelum teleportasi, Han Sen berusaha mencegah orang lain melihatnya keluar dari perangkat teleportasi, yang pasti akan sulit dijelaskan nanti.
Para petarung kuat itu tahu dia sudah kembali ke Alliance setelah promosi. Jika mereka mengetahui Han Sen masih bisa bolak-balik ke sanctuary, bukan cuma organisasi Dewa yang akan mencarinya, mungkin bahkan pemerintah Alliance akan mengerahkan segala cara untuk menyelidiki situasi ini.
Meski Han Sen tidak takut, tetap saja ini akan menjadi masalah besar yang merepotkan.
“Tiga Dewa di atas, Tuhan memberkati, Buddha menampakkan diri. Pastikan aku dikirim dekat rumah, sebaiknya bisa teleportasi kembali ke Planet Luo Jia.” Dalam doa Han Sen, teleportasi mulai samar dan dia pun meninggalkan perlindungan.
Di hadapannya ruang-waktu berubah. Saat penglihatannya pulih, dia sudah berada dalam perangkat teleportasi Alliance.
Pintu perangkat teleportasi terbuka otomatis. Han Sen keluar dan menyadari ini bukan stasiun teleportasi umum, melainkan aula musik milik pribadi.
Aula itu dihias dengan gaya klasik. Dari material dan luas ruangannya, jelas ini aula musik keluarga kaya. Alunan musik bernuansa romantis memulihkan kondisi hatinya.
Mengingat ini tempat tinggal orang kaya, kemungkinan besar bukan planet terpencil. Setidaknya dia bisa cepat pulang.
Sedang bersiap menggunakan aura Dongxuan untuk mencari tahu di mana sebenarnya tempat ini, tiba-tiba terlihat seseorang keluar dari pintu samping aula.
Seorang wanita cantik luar biasa, rambutnya yang sedikit bergelombang masih basah kuyup, tubuhnya hanya dibalut handuk mandi putih yang menampakkan hamparan kulit putih salju, kaki jenjang sensual, dan lengan putih yang memesona.
Saat itu wanita tersebut merem-melek sambil memegang gelas anggur cantik di tangannya, melangkah santai mengikuti irama musik dengan langkah dansa yang tak beraturan, sesekali meneguk anggur sambil menikmati alunan musik - terlihat kondisi hatinya sedang sangat baik.
Bagi wanita ini, tempat ini seharusnya merupakan ruang pribadi yang sama sekali tidak disangka akan dimasuki orang lain, membuatnya berada dalam status ketenangan total tanpa kewaspadaan.
Benar-benar terlihat hatinya sedang gembira, sambil tetap merem-melek dia meneguk anggur dalam gelas lalu berputar beberapa kali mengikuti bagian klimaks musik yang sedang diputar.
Mungkin karena terlalu santai, setelah berputar beberapa kali, handuk yang melilitnya tiba-tiba terlepas dari tubuh. Yang lebih nekad, wanita itu ternyata sudah berada kurang dari 50 sentimeter di depan Han Sen.
Han Sen tertegun seperti patung memandangi wanita itu. Selain terkagum-kagum pada bentuk tubuhnya yang indah, ia juga merasa sangat canggung.
Pasalnya ia mengenal wanita ini dengan cukup akrab - Huangfu Pingqing dari keluarga Huangfu, yang dulunya adalah kakak kelasnya. Tak disangka mereka bertemu dalam situasi seperti ini.
Karena handuknya terlepas, Huangfu Pingqing akhirnya membuka mata dan berusaha mengambil handuk itu untuk membalut tubuhnya kembali.
Tapi begitu matanya terbuka, ia langsung berhadapan dengan Han Sen. Keduanya saling menatap dengan mata terbelalak, seolah ruang di sekitar mereka membeku. Keheningan yang mencekam bertahan selama tiga detik penuh.
“Aduh!” Huangfu Pingqing mengeluarkan jeritan yang mengguncang langit dan bumi. Detik berikutnya, dia telah memanggil zirah roh binatang dan mengenakannya, lalu melancarkan tendangan langsung ke buah zakar Han Sen.
Han Sen diam-diam lega karena telah menggunakan transformasi roh binatang sebelum keluar. Huangfu Pingqing pasti tak bisa mengenali identitas aslinya. Kalau tidak, situasi ini akan sangat memalukan.
Tubuhnya melesat menghindari tendangan mematikan Huangfu Pingqing, kemudian menghantam kaca jendela dan menerobos keluar.
Setelah terbang ke langit, Han Sen tanpa basa-basi langsung menerobos keluar lapisan atmosfer.
"Brengsek! Aku takkan membiarkanmu lolos!" Bibir merah Huangfu Pingqing menggigit marah saat dia berusaha mengejar. Namun kecepatan Han Sen yang luar biasa tinggi membuatnya sama sekali tak mungkin mengejar.
"Sistem pertahanan planet mendeteksi invasi pihak asing. Apakah akan melancarkan serangan?" AI utama terapung di dekat Huangfu Pingqing bertanya.
"Lancarkan serangan." Huangfu Pingqing langsung berkata.
"Lancarkan serangan." Sistem AI mengulangi perintah, senjata di planet ini segera mengarahkan ke Han Sen yang sedang melesat keluar dari atmosfer.
Boom!
Jalinan sinar-sinar mematikan saling bersilangan seperti jaring raksasa menyergap Han Sen.
Planet pribadi keluarga Huangfu ini memiliki sistem pertahanan setara armada perang, dengan daya penghancur luar biasa.
Han Sen tidak berani menggunakan teknik Dongxuan atau Yitian Shu untuk menghindar. Meski Pingqing tidak menguasai Yitian Shu, sebagai anggota keluarga Huangfu, dia pasti bisa mengenali ciri khas jurus itu.
Kepadatan tembakan yang tak tertahankan memaksanya menggunakan sarung tangan kanan untuk menahan sebagian serangan sinar.
Di udara meletus cahaya terik dan gelombang yang begitu kuat, membuat peralatan radar mengalami kebutaan sementara.
Menyaksikan Han Sen terkena beberapa sinar, Huangfu Pingqing mengira dia sudah mati. Diserang senjata seperti itu secara bersamaan, bahkan petarung tingkat semi-dewa pun tak mungkin selamat, setidaknya akan terjatuh akibat tembakan.
Tapi saat radar kembali normal, gambar dari satelit dan stasiun ruang angkasa justru menunjukkan Han Sen telah menerjang ke luar angkasa tanpa cedera sedikitpun, melesat dengan kecepatan luar biasa hingga akhirnya menghilang dari pengawasan sistem satelit dan stasiun luar angkasa.
Huangfu Pingqing tertegun seperti patung. Saat menyadari dan membuka pemindai antariksa, siluet lawan sudah tak terlihat lagi.
"Pantas disebut Kakak Botol Susu, bentuk tubuh dan kulitnya tetap sempurna. Cuma wataknya agak menyebalkan." Setelah kabur, Han Sen mengingat tayangan sebelumnya, diam-diam berdecak kagum.
Memanggil kumbang tanduk tunggal, Han Sen duduk di dalamnya lalu mengaktifkan peta bintang. Ditemukan bahwa jarak dari sini ke Planet Luo Jia tidak terlalu jauh namun juga tidak dekat. Dengan kecepatan kumbang tanduk tunggal, ternyata hanya butuh satu hari untuk sampai ke rumah.
Kumbang tanduk tunggal diaktifkan dengan kekuatan penuh, bergerak menuju Planet Luo Jia tempat rumah lama Keluarga Han berada.
Sementara itu, Huangfu Pingqing dengan marah mempelajari gambar di depan layar, berusaha mencari tahu siapa sebenarnya yang mengintipnya.
Di aula musik tidak ada sistem pantauan, sehingga rekaman hanya mencakup bagian saat Han Sen melesat keluar dari aula musik hingga keluar dari cakupan pantauan stasiun ruang angkasa, dengan durasi yang sangat singkat.
Huangfu Pingqing bersumpah harus menemukan brengsek itu. Setelah melihat berkali-kali, yang bisa dipastikan adalah lawan menggunakan transformasi roh binatang sehingga sama sekali tidak terlihat siapa pemiliknya.
Tapi Huangfu Pingqing justru menemukan keistimewaan tertentu. Tangan kanannya terlihat sangat aneh, meski seluruh tubuhnya mengenakan baju zirah, namun di luar tangan kanannya masih ada pelindung tangan yang mirip campuran giok dan tulang, tampak sangat ganjil.
Huangfu Pingqing tidak tahu apakah itu roh binatang atau apa. Tapi sekarang satu-satunya petunjuk yang bisa ditelusuri hanyalah transformasi roh binatang berbentuk baju zirah itu, serta pelindung tangan mirip giok dan tulang tersebut.
"Yang bisa menahan serangan sehebat itu pasti semi-dewa yang luar biasa, lingkupnya juga tidak terlalu luas." Huangfu Pingqing berpikir dengan geram: "Jangan sampai ketahuan siapa kau, kalau tidak pasti akan kubicarakan ke seluruh galaksi!"
