Suara bilah tajam membelah daging terasa sangat memuaskan. Memandangi darah yang merembes keluar seiring bilah yang menembus daging, hati pelatih sudah dipenuhi kegembiraan hingga puncaknya.
Dor!
Tiba-tiba, bagaikan seember air es menyiram tubuh, satu tinju menghujamkan keras ke wajah pelatih, menghancurkan separuh topeng api yang menyelimutinya. Raga pelatih berdistorsi dan berputar di udara sebelum terlempar keluar, menghantam reruntuhan dengan dahsyat.
Bangkit dari reruntuhan, pelatih memandang langit dengan wajah yang tak percaya. Di sana, Han Sen masih mempertahankan pose tinjunya. Sulit diterima akal, dirinya ternyata terkena pukulan Han Sen hingga topengnya remuk.
Aoye dan yang lain juga terpana, tak menyangka akan perubahan situasi sebesar ini.
"Teknik kewaspadaan sampah itu tak kupahami, tapi memang tak perlu kumengerti." Han Sen menjilat bibirnya, sorot matanya menyala-nyala mengawasi pelatih.
Pelatih sama sekali tidak bicara. Pedangnya kembali dihunus, mengayun liar seperti angin musim gugur yang ganas. Dalam sekejap, bilahnya sudah menyentuh tubuh Han Sen.
Dor!
Saat pedang menghantam tubuh Han Sen, tinju kanannya kembali menghantam wajah pelatih hingga wajahnya berdistorsi dan tubuhnya terlempar.
"Bagaimana mungkin ini?" Pelatih menutupi wajahnya dengan ekspresi tak percaya, pupilnya berkontraksi hingga titik ekstrim.
"Teknikmu sehebat apapun tidak masalah, aku akan lebih cepat. Sebelum kau membunuhku, aku yang akan membunuhmu duluan." Sepatu kristal di kaki Han Sen tiba-tiba menyemburkan tenaga seperti penyemprot, mendorong posturnya hingga sekejap berada di depan pelatih.
"Hal seperti ini mustahil!" Pelatih mengayunkan pedangnya lagi dengan sikap tak percaya.
Namun hasilnya tetap sama. Pedangnya baru saja menyentuh tubuh Han Sen, tapi dirinya sendiri sudah terpental oleh pukulan tinju itu.
Han Sen memang tak bisa menahan, menghindar, atau memahami teknik mata batin pelatih. Tapi semua itu tak penting. Cukup dengan menjadi lebih cepat dari pelatih, semuanya terselesaikan.
Sebelum mengenakan sepatu kristal, Han Sen tidak punya modal untuk adu cepat dengan pelatih. Tapi sekarang berbeda, status sepatu kristal murni memberinya kecepatan yang tidak kalah dari pelatih, membuatnya memiliki modal untuk bersaing kecepatan.
Selain itu, sarung tangan dalam status sarung tangan murni mampu memberikan tenaga di tangan kanan dan kecepatan pukulan yang jelas jauh lebih kuat dibanding saat status baju zirah. Ini juga salah satu modal Han Sen.
Poin terpenting, Han Sen ahli dalam pra-penilaian dan penyusunan strategi. Ketika dia tidak perlu memusingkan pisau pelatih, dia bisa lebih cepat bahkan terlebih dahulu mencapai serangan.
Dor! Dor! Dor! Dor!
Suara tinju menghantam baju zirah terus bergema. Pukulan Han Sen berulang kali menghujam tubuh pelatih hingga baju zirahnya hancur lebur.
Pelatih yang sebelumnya tampak secantik dewa, kini telah penuh lumuran darah. Darah terus mengucur dari mulutnya, wajahnya merah dan bengkak-bengkak, sama sekali tidak elegan lagi seperti sebelumnya.
Berkali-kali pelatih mengayunkan pedang dengan keras kepala, namun selalu terlempar oleh pukulan Han Sen. Pedangnya paling-paling hanya bisa melukai kulit Han Sen, tak mampu memberi pukulan mematikan.
Andai saja pelatih bisa mengalahkan kecepatan Han Sen sekali saja, nyawa Han Sen pasti langsung melayang. Tapi bahkan sekali pun tak pernah, setiap kali selalu terlempar duluan oleh serangan Han Sen.
Night Owl terpana. Belum pernah ia melihat orang memecahkan teknik Sorot Mata dengan cara nekat mempertaruhkan nyawa begini. Setiap gerakan selalu selangkah lebih cepat, tanpa satu pun pengecualian, benar-benar di luar bayangan.
BOOM!
Setelah serangan terus-menerus, rompi anti peluru genetik pelatih tak lagi mampu menahan tekanan dan hancur berkeping-keping. Tubuhnya terhujam ke dalam tanah oleh pukulan Han Sen seperti meteor yang menghantam permukaan hingga membentuk lubang bulat raksasa.
"Tidak mungkin... Aku tidak mungkin kalah... Bagaimana mungkin aku kalah dari manusia..." Pelatih meronta-ronta mencoba bangkit untuk melanjutkan pertarungan.
Han Sen yang sudah melayang di udara langsung menghujamkan tinjunya ke kepala pelatih, menghantam tengkoraknya hingga terbenam ke dalam permukaan batu.
Percikan darah menyembur dari lubang batu. Tangan pelatih yang memegang pisau Barat Kaisar melemah, membuat senjata itu jatuh ke tanah dan meluncur ke samping sambil mengeluarkan rentetan bunyi 'ding' logam.
Saat Han Sen hendak melanjutkan serangan, tiba-tiba ia melihat api di tubuh pelatih meledak bagai matahari yang meledak.
"Han Sen, aku akan segera kembali." Setelah ledakan, siluet pelatih telah menghilang, hanya menyisakan gema suaranya yang bergema di angkasa.
Han Sen membuka aura Dongxuan-nya, berusaha mencari posisi pelatih. Orang sebegitu mengerikan yang sudah menjadi musuh harus dimusnahkan sampai ke akar-akarnya, sama sekali tidak boleh dibiarkan kabur.
Tak lama kemudian ditemukan bahwa pelatih ternyata sudah menerobos lapisan atmosfer menuju angkasa luar, bahkan masih terus menghilang dengan cepat.
Han Sen hendak mengejarnya, tapi melihat malaikat kecil dan Golden Roar mengalami luka parah yang hampir membuat mereka limbung. Mempertimbangkan kecepatan pelatih yang kemungkinan besar tak mungkin dikejar, akhirnya ia melesat ke depan Zach.
Boom!
Pukulan tangan kanannya yang bersarung tangan menghantam kepala Zach yang berhelm logam hingga meledak. Mayat tanpa kepala Zach langsung terjatuh dari udara dan menghunjam ke tanah dengan keras.
Zach berusaha kabur, namun kecepatannya terlalu lambat dibandingkan Han Sen yang memakai sepatu kristal. Dalam sekejap mata, Han Sen sudah mengejarnya dan menembus dadanya dengan satu pukulan.
Selain pelatih yang berhasil kabur, seluruh anggota organisasi Dewa yang datang telah dihabisi. Tapi Han Sen sama sekali tidak merasa senang, karena gagal membunuh sang pelatih yang justru menjadi ancaman terbesar.
Sorot matanya tertuju pada pisau logam putih yang tertinggal oleh pelatih. Dengan merentangkan tangan, pisau itu langsung tersedot ke genggamannya.
Pisau ini meninggalkan kesan mendalam baginya, tidak kalah dengan sarung tangan Han Sen. Sepertinya ini juga merupakan harta berharga yang sangat langka.
Han Sen tidak tahu asal-usul benda-benda ini, apalagi menyadari bahwa pisau, sarung tangan, dan sepatu kristal ini sama-sama bagian dari persenjataan gen Kaisar Kristal.
Meski tak mengetahui latar belakang pisaunya, Han Sen paham betul betapa pentingnya senjata ini bagi pelatih. Dengan gembira, ia menyimpan pisau tersebut.
Sepatu kristal tiba-tiba hancur berantakan, lepas dari kakinya. Sarung tangan di telapak tangan juga terlepas dengan sendirinya, membuat Han Sen terkejut.
Sarung tangan dan sepatu memiliki kemampuan bergerak mandiri. Tapi melihat sarung tangan yang mirip tangan tulang melayang-layang di udara, agak menakutkan juga.
Medan pertempuran tidak perlu dibersihkan lagi. Kota-kota di sekitarnya pada dasarnya sudah hancur lebur. Ingin mencari satu ruangan yang utuh pun tidak bisa ditemukan.
Ji Yanran langsung menghubungi kontak untuk mengirimkan pesawat ruang angkasa besar sebagai tempat tinggal sementara mereka.
Untungnya tidak ada yang tewas. Semua hanya terluka saja. Han Yu Fei yang telah kembali ke wujud aslinya akhirnya dikenali oleh Luo Lan dan yang lain. Melihat Han Yu Fei, Luo Lan menggigit bibirnya diam seribu bahasa, lalu meraih telinga Han Yu Fei dan langsung menyeretnya ke ruangan terpisah. Tak lama kemudian terdengar suara yang memilukan dari dalam.
Han Sen tak bisa menahan gemetar tubuhnya. Tapi saat matanya menatap Zero, ia tertegun sejenak karena teringat satu hal penting.
Sejak awal, Zero selalu bisa mengikutinya melakukan teleportasi masuk ke perlindungan. Di lapisan perlindungan manapun dia berada, Zero selalu bisa langsung muncul di sisinya.
Sebelumnya Han Sen tidak bisa menentukan mengapa ini terjadi, sekarang Han Sen tiba-tiba paham.
