"Ini sebenarnya bukan barang yang luar biasa," kata kucing tua itu dengan raut wajah agak kaku, "Hanya peninggalan gen dari Kucing Darah Sembilan Nyawa setelah mati."
"Kalau begitu, benda ini bukan cuma satu?" tanya Han Sen lagi.
Kucing tua itu ragu sejenak, lalu merenung sambil berkata: "Sebenarnya... jumlahnya tidak banyak."
"Apa sebenarnya yang terjadi?" Han Sen mengerutkan kening halus, menyadari banyak ketidakjelasan dalam penjelasan kucing tua itu.
Setelah berpikir sejenak, kucing tua itu akhirnya menjelaskan: "Ini bukan rahasia besar. Peninggalan seperti ini hanya ditinggalkan oleh segelintir Kucing Darah Sembilan Nyawa. Sepengetahuan saya, kurang dari sepuluh yang meninggalkan peninggalan di seluruh ras kami."
Mendengar penjelasan kucing tua itu, Han Sen semakin yakin bahwa yang ada pada Zero mungkin adalah benda serupa. Tapi Han Sen tetap bertanya lagi: "Ada berapa di tempat perlindungan?"
"Seharusnya hanya satu, dibawa oleh Kaisar Manusia itu..." Tiba-tiba kucing tua itu berhenti bicara.
Meski hanya mendengar separuh kalimat, ekspresi Han Sen sudah berubah drastis. Ia menatap kucing tua dengan pandangan tak percaya: "Kaisar Manusia pernah mengunjungi klan Kucing Darah Sembilan Nyawa? Kalian ras Kucing Darah Sembilan Nyawa adalah pendatang asing, berarti Kaisar Manusia berhasil keluar?"
Kucing tua itu terkekeh: "Bisa dibilang berhasil keluar, tapi bukan dengan mengandalkan kemampuannya sendiri."
"Apa yang sebenarnya terjadi?" Han Sen terus mengejar.
"Kalau kubilang aku yang membantunya keluar, mungkin kau tetap tak percaya. Jangan tanya lagi. Jika kau bisa keluar, nanti pasti akan tahu kabarnya. Jika tak bisa, tahu pun percuma." Jawab kucing tua itu.
Han Sen terkejut dalam hati, tak menyangka ternyata benar-benar ada makhluk hidup yang berhasil keluar dari perlindungan, apalagi itu adalah leluhur manusia.
"Apakah dia masih hidup sekarang? Ini seharusnya bisa dijawab kan?" Han Sen merenung sejenak sebelum berkata.
"Entahlah. Saat aku masuk ke sini dia belum mati, tapi ke depannya sulit dipastikan. Di dunia luar, hidup dan mati benar-benar tak terjamin. Tak ada yang bisa memastikan bisa bertahan, termasuk aku." Kucing Tua menggelengkan kepala.
Han Sen merenung cukup lama sebelum bertanya lagi: "Bagaimana caramu masuk ke perlindungan ini? Sepengetahuan saya, selain Ras Kristal, seharusnya tak ada makhluk lain yang bisa masuk ke sini."
Inilah masalah yang sesungguhnya dikhawatirkan Han Sen. Jika makhluk luar bisa masuk seperti Kucing Tua, itu akan menjadi masalah besar yang sesungguhnya.
Kucing Tua sepertinya membaca pikiran Han Sen, terkekeh: "Tak bisa masuk? Lalu bagaimana sayap itu bisa ada di sini?"
Melihat ekspresi Han Sen berubah, kucing tua itu melanjutkan dengan bangga: "Tapi kamu tak perlu terlalu khawatir. Selama ras kristal tidak melakukan ulahnya sendiri, ras lain benar-benar sulit masuk. Aku sendiri bisa masuk saat mereka membuka perlindungan untuk transit massal. Oh ya, sekarang ras kristal sudah hampir punah, mau berulah pun mungkin tak ada kesempatan lagi."
"Kau yang menghancurkan ras kristal?" Han Sen menatap kucing tua itu dan bertanya.
"Menurutmu aku punya kemampuan seperti itu?" Kucing tua itu mengangkat cakarnya sambil berkata.
Han Sen mengabaikannya dan melanjutkan: "Ada makhluk lain yang ikut masuk waktu itu?"
Kucing tua mengangguk: "Memang ada. Tapi jangan tanya siapa, aku pun tak tahu. Semua yang kau tanyakan sudah kuberi tahu. Bagaimana? Mau temani aku pergi?"
"Sebaiknya jelaskan dulu apa sebenarnya 'barang' itu. Baru akan kupikirkan apakah mau ikut atau tidak." Han Sen tersenyum sambil menjawab.
“Tidak menepati janji pada Kucing Darah Sembilan Nyawa bukanlah hal baik, kamu harus pikir matang-matang.” Kucing tua itu memicingkan matanya mengawasi Han Sen.
“Aku sebelumnya hanya bilang akan mempertimbangkan, bukan pasti pergi.” Han Sen mencibirkan bibir.
Si kucing tua ini juga tukang agama level tinggi, perkataannya tidak bisa dipercaya sepenuhnya oleh Han Sen. Siapa yang tahu mana ucapan asli mana palsu, mungkin saja dijual tapi malah membantunya menghitung uang.
Melihat Han Sen tetap dingin, kucing tua akhirnya menceritakan penemuan di reruntuhan.
Di dalam laboratorium percobaan itu, kucing tua menemukan ras dari luar. Namun makhluk itu tidak bangkit seperti Ras Bersayap. Untuk berjaga-jaga, kucing tua ingin mengajak Han Sen bersama. Jika ada masalah, Han Sen masih bisa membantu.
Kali ini kucing tua bicara blak-blakan: Jika tidak ada masalah, barang di tubuh makhluk itu jadi miliknya. Jika terjadi masalah, setelah dapat barang akan dibagi rata berdua.
Han Sen bertanya apa itu, kucing tua juga tidak bisa menjelaskan dengan jelas, hanya mengatakan itu mirip dengan potongan tulang yang pernah Han Sen dapatkan sebelumnya, mungkin tulang, mungkin juga daging atau organ dalam.
"Apa sebenarnya kegunaan tulang itu?" Han Sen belum berhasil mempelajari fungsi tulang itu, kini kesempatan baik untuk menanyakan pada kucing tua.
"Barang itu tidak berguna di dalam perlindungan, tapi sangat berharga di luar, semua orang berebutan memuat. Jika kamu benar-benar bisa keluar, nanti pasti akan tahu sendiri." Kucing tua tidak memberikan penjelasan lebih lanjut.
Setelah berpikir, Han Sen akhirnya setuju mengikuti kucing tua untuk melihat-lihat. Sebenarnya dia juga sangat penasaran dengan ras asing itu.
"Apakah benar di dalam perlindungan hanya ada satu potong kulit mati Kucing Darah Sembilan Nyawa yang dibawa pulang Kaisar Manusia?" Han Sen mengajukan pertanyaan terakhir.
"Secara teori seharusnya hanya itu. Kecuali si Kaisar Manusia itu berbohong." Kucing tua menjawab sambil merenung.
Han Sen kembali bertanya pada kucing tua mengapa Kaisar Manusia bisa mendapatkan kulit ganti Kucing Darah Sembilan Nyawa, namun si kucing tua sama sekali enggan menjawab, seolah hal ini merupakan larangan yang sangat tabu.
Awalnya Han Sen hanya ingin pergi sendirian dengan kucing tua itu, tapi Xie Qing Di yang mendengar kabar ini langsung menunjukkan ekspresi bersemangat, bersikeras ingin ikut serta.
Han Sen berpikir lebih baik ada sekutu tambahan. Xie Qing Di yang hanya selangkah lagi mencapai level Kaisar ini memiliki kekuatan yang cukup mumpuni, dan kapan saja bisa mengalami terobosan.
Sebelum berangkat, Han Sen terlebih dahulu kembali ke Alliance untuk mengambil sarung tangan, sementara sepatu kristal tetap disimpan oleh Ji Yanran sebagai antisipasi insiden tak terduga.
Keduanya bersama kucing itu kembali memasuki reruntuhan yang pernah dijelajahi Han Sen sebelumnya. Awalnya mengira laboratorium yang dimaksud kucing tua adalah tempat penemuan Ras Bersayap dulu, namun setelah masuk baru menyadari ternyata berbeda.
Kucing tua itu memimpin mereka lebih jauh ke dalam reruntuhan, namun arah yang dituju sama sekali berbeda dengan lokasi laboratorium yang pernah ditemukan Han Sen.
"Di mana kamu menemukan makhluk hidup itu?" Han Sen mengerutkan kening bertanya.
"Ada tiga laboratorium di sini. Aku menemukannya di laboratorium lain. Tenang saja, aku sudah mempelajari semua area ini. Selama anggota itu tidak bangkit seperti Ras Bersayap, kita tidak akan dalam bahaya." Kucing Tua berkata sambil memimpin jalan.
Setelah berputar-putar di reruntuhan hampir seharian penuh, akhirnya mereka tiba di laboratorium yang dimaksud Kucing Tua. Setelah masuk, tempat ini memang sangat mirip dengan yang pernah ditemukan Han Sen, dipenuhi instrumen eksperimen dan banyak tabung kristal.
Namun laboratorium ini mengalami kerusakan yang lebih parah. Banyak peralatan yang hancur, tabung kristal pecah berantakan mengeluarkan cairan ke mana-mana. Mayat-mayat makhluk yang sudah membusuk dan tulang-tulang berserakan di lantai.
