Saat Han Sen melihat Luo Haitang, ia juga tak bisa menahan diri untuk tidak tertegun sejenak.
Luo Haitang yang kini sama sekali berbeda dengan yang pernah dilihatnya dulu. Seluruh tubuhnya kurus kering hampir seperti tulang terbungkus kulit, rongga matanya cekung, rambutnya telah memutih sepenuhnya, terlihat seperti lansia yang hampir tutup usia, mana tersisa separuh pun kewibawaan sang Pembunuh Dewa Da Luo.
Sulit dibayangkan, baru beberapa tahun saja kondisi fisik Luo Haitang sudah merosot hingga level seperti ini.
"Jangan menangis untukku. Aku hanya ingin melihatmu tersenyum, rewel, dan marah seperti dulu." Luo Haitang mengulurkan telapak tangan membelai rambut Luo Lan dengan lembut.
"Ini semua gara-gara kelakuanku yang semena-mena, maafkan aku!" Luo Lan enggan menegakkan kepala, takut Luo Haitang melihat air mata di wajahnya.
“Tidak semena-mena, itu pasti bukan cucu kandungku Luo Haitang.” Luo Haitang justru tersenyum bahagia, sambil membelai rambut Luo Lan berkata.
Luo Lan tersenyum dengan air mata, lalu menarik Han Yu Fei dan Han Sen, memperkenalkan mereka satu per satu kepada Luo Haitang.
“Ada kamu di sini... sungguh menyenangkan...” Luo Haitang menerima penghormatan dari masing-masing mereka dengan lapang dada, lalu tersenyum kepada Luo Lan.
“Jika Kakek mau, bisa tinggal bersama kami. Meski itu bukan rumah keluarga Luo, tapi tetap rumah Kakek.” Luo Lan memapah Luo Haitang sambil berkata.
Luo Haitang tersenyum: “Temani aku makan malam. Sudah lama kita tidak makan bersama. Aku menyuruh orang memasak nasi daun teratai hijau kesukaanmu.”
“Baik.” Mata Luo Lan langsung berkaca-kaca. Tak disangka Luo Haitang masih mengingat persoalan kecil seperti ini.
Makan malam ini berlangsung sangat biasa, bagaikan urusan rumah tangga keluarga biasa. Tidak banyak percakapan, hanya sesekali bertukar kata-kata yang sangat sederhana layaknya obrolan orang biasa. Seolah ini hanyalah makan malam keluarga paling biasa di Alliance.
Hingga acara makan usai, saat Luo Haitang meminta Luo Li mengantar mereka beristirahat, barulah sebelum pergi ia berkata pada Han Sen: "Mulai sekarang tak ada lagi keluarga Luo di dunia. Kitab Non-Heavenly Scripture bisa kauperlakukan sesukamu. Jika mau, bahkan boleh kauberikan pada Giok Asura sekalipun."
Badan Han Sen terhentak. Ia menoleh terkejut memandang Luo Haitang. Wajah kurus itu kini bersemu senyum, raut wajahnya memancarkan kemerahan, sorot matanya pun seakan berbinar-binar.
Han Sen melihat kondisi Luo Haitang seperti ini, hatinya justru menjadi berat. Vitalitas Luo Haitang saat ini malah terlihat semakin bersemangat, jelas-jelas merupakan tanda cahaya gila berkilat. Tampaknya Luo Haitang benar-benar sudah di ujung tanduk. Mungkin setelah perpisahan ini, pertemuan berikutnya akan terpisah oleh dunia Yin-Yang.
Menghentikan langkah kaki, Han Sen mengamati dengan cermat vitalitas Luo Haitang. Sebenarnya dia tak ingin ikut campur urusan keluarga Luo, namun ikatan emosi antara Luo Lan dan Luo Haitang tak bisa diputus. Han Sen tak tega melihat Luo Lan bersedih sedemikian rupa.
Di dalam tubuh Luo Haitang, vitalitasnya kacau balau. Secara fisik, tubuhnya adalah raga manusia murni, namun di dalamnya dipenuhi aura Asura dalam jumlah besar.
Dengan tubuh manusia biasa mempelajari tenaga Asura, kemampuan Luo Haitang bertahan hingga hari ini bisa dikatakan sudah merupakan keajaiban.
Dia dan Zero berbeda. Zero memiliki dukungan darah Asura, menggunakan Transformasi Shura tidak akan membebani raga. Sedangkan Luo Haitang menggunakan Transformasi Shura dengan raga manusia. Kerusakan yang ditimbulkan pada raga sedemikian dalamnya, mustahil dibayangkan orang biasa.
Han Sen bahkan bisa membayangkan betapa mengerikannya kesakitan fisik yang dialami Luo Haitang setiap kali menggunakan Transformasi Shura.
Luo Li mendesak mereka untuk pergi, namun Han Sen berbalik dan kembali berdiri di hadapan Luo Haitang. Tiba-tiba ia mengulurkan tangan dan menekan dada Luo Haitang.
"Apa yang kamu lakukan?!" Luo Li panik dan ingin menerobos, namun dihentikan oleh Han Yu Fei.
Han Yu Fei berkata dengan datar: "Jika Xiao Sen benar-benar ingin membahayakan bos besar, tidak ada seorang pun di keluarga Luo yang bisa menghentikanku."
Luo Li tertegun sejenak lalu berhenti meronta-ronta. Meski ucapan Han Yu Fei terdengar kasar, itu memang kenyataannya. Keluarga Luo yang kehilangan Pembunuh Dewa Da Luo, sudah lama bukan keluarga Luo yang dulu.
Luo Li sadar betul, pupus sudah harapan untuk Luo Haitang yang sudah tidak bisa melanjutkan, sekalipun Luo Haitang berada dalam masa kejayaannya, mungkin tetap tidak bisa melawan Han Sen yang sekarang.
"Tidak apa-apa." Luo Haitang menggelengkan kepala halus pada Luo Li, lalu tersenyum pada Han Sen: "Xiao Sen, kamu tidak perlu repot-repot. Aku sudah menerima takdir ini."
Han Sen diam seribu bahasa. Aura Dongxuan menyelimuti raga Luo Haitang, lalu dengan teknik Great Yin-Yang Magnetic Cannon, dia mencetak aura Dongxuan ke dalam tubuh Luo Haitang.
Masalah utama Luo Haitang terletak pada ketidakmampuan energi Asura berasimilasi dengan raga manusianya. Semakin lama dilatih, energi Asura semakin kuat, kerusakan pada raganya pun semakin parah.
Kerusakan ini bukan sekadar luka daging biasa, tapi telah merusak akar segala sesuatu dalam dirinya. Seperti katanya, penerimaan akan takdir ini muncul dari kesadaran bahwa raganya telah menurun hingga titik nadir, mustahil lagi untuk pulih.
Han Sen memang bisa menggunakan beberapa sihir penyembuhan, tapi tidak bisa dianggap kuat. Bahkan jika Si Perak Kecil dipanggil, tenaganya pun sulit memulihkan fisik Luo Haitang.
Yang Han Sen lakukan bukanlah menyembuhkan raga Luo Haitang. Dia hanya ingin menghancurkan dan membersihkan seluruh aura Shura di tubuhnya. Tanpa aura Shura yang merusak, proses penyembuhan akan jauh lebih mudah dan tidak akan muncul fenomena plin-plan lagi.
Luo Haitang telah mempelajari Transformasi Shura selama bertahun-tahun. Aura Shura kini telah menyatu dengan daging dan darahnya, meresap ke dalam setiap sel. Petarung kuat sekalipun akan sulit memberantas aura Shura tanpa melukai fisiknya.
Tapi bagi Han Sen, ini bukan hal yang mustahil. Aura Dongxuannya bisa melihat struktur molekul paling fundamental dari rantai keteraturan, sekaligus menghancurkannya.
Han Sen hanya perlu menemukan molekul-molekul aura Shura itu, lalu menghancurkannya satu per satu. Dengan cara ini, dia bisa membersihkan aura Shura tanpa sedikitpun merusak fisik Luo Haitang.
Hanya saja dengan begini, latihan bertahun-tahun Luo Haitang sia-sia belaka, mustahil baginya untuk kembali memiliki kekuatan seperti masa lalu.
Han Sen memasukkan aliran tenaga Dongxuan yang halus ke dalam tubuh Luo Haitang, menghancurkan dan membersihkan aura Asura di dalam raganya satu per satu.
Setiap kali Han Sen menghancurkan sedikit aura Asura, raut wajah Luo Haitang membaik, membuat Luo Lan dan Luo Li yang menyaksikan bergantian antara takjub dan girang.
Namun karena setiap kali hanya bisa menghancurkan molekul aura Asura dalam jumlah sangat kecil - kalau tidak akan melukai tubuh Luo Haitang - perkembangan proses ini sangat lambat. Setelah beberapa jam, baru separuh jalan tercapai.
Bahkan Han Sen sendiri harus mengakui: Aura Asura hasil kultivasi Luo Haitang memang luar biasa. Sungguh sulit dibayangkan seberapa dalam dedikasinya, mampu menahan kesakitan non-manusiawi selama latihan hingga mencapai level seperti ini. Kegigihan Luo Haitang benar-benar terlalu mengerikan untuk didengar.
Luo Lan dan Han Yu Fei tetap berjaga di tempat, sementara Ji Yanran diminta membawa Bao'er dan bunga kecil itu beristirahat terlebih dahulu.
Bao'er justru tidak mengantuk, ia hanya berdiri di samping sambil melotot dengan mata lebar penuh rasa penasaran mengawasi Han Sen.
Mengingat Xiaohua masih sangat kecil, Ji Yanran membawanya kembali ke kamar untuk tidur. Setelah membujuk Xiaohua tidur, Ji Yanran kembali untuk melihat perkembangan kondisi Han Sen dan Luo Haitang.
Xiaohua sedang tertidur pulas ketika tiba-tiba merasakan gatal di wajah. Tangannya mengusap wajah kecilnya beberapa kali, tapi rasa gatal semakin menjadi. Akhirnya ia tak kuasa menahan bersin dan membuka matanya. Betapa terkejutnya ketika melihat seekor makhluk kecil berwarna merah membara seperti kucing atau rubah sedang berjongkok di sebelahnya, tersenyum lebar menatapnya.
