"Koin emas!" Ling Mei'er berseru girang melihat Han Sen. Meski sudah tahu identitasnya, sebelumnya tak pernah ambil pusing.
"Mei'er, Leluhur, kenapa kalian di sini?" tanya Han Sen dengan wajah kebingungan.
“Sulit diungkapkan dengan kata-kata.” Leluhur Dark Spirit berkata dengan raut wajah penuh keanehan setelah mendengar panggilan Ling Mei'er, kini ia tahu siapa yang datang.
Ling Mei'er langsung marah dan menceritakan seluruh kejadian. Setelah mendengarnya, Han Sen berkata kepada Leluhur Dark Spirit: “Leluhur, Mei'er, kalian bisa tinggal sementara di Masker Perlindungan. Tunggu sampai aku menyelesaikan orang-orang itu, baru kalian kembali ke Perlindungan Dark Spirit.”
“Kami akan ikut melawan para brengsek itu!” Ling Mei'er mengayunkan tinju mungilnya.
“Tidak perlu. Lebih baik kalian menunggu di Masker Perlindungan dulu.” Han Sen merenung sejenak. Kehadiran Ling Mei'er membuatnya tak leluasa memetik labu itu secara terang-terangan.
Setelah membujuk Leluhur Dark Spirit pergi, Han Sen segera membawa Bao'er menuju Perlindungan Dark Spirit. Labu yang belum dipetik itu jelas merupakan hal bagus tingkat dewa baginya.
"Leluhur, apakah perkataan orang itu benar-benar bisa dipercaya?" Seorang junior Darkling bertanya kepada Leluhur Dark Spirit.
"Orang itu tak terukur dalamnya. Kalian jika bertemu dengannya di kemudian hari, sekali-kali tidak boleh bersikap tidak sopan." Leluhur Dark Spirit dengan wajah khidmat berpesan pada anggota junior klannya.
Setelah berkata demikian, Leluhur Dark Spirit memerintahkan mereka untuk pergi ke Masker Perlindungan terlebih dahulu, sementara dirinya sendiri diam-diam kembali ke sekitar Dark Spirit Sanctuary.
Han Sen semula masih berpikir bagaimana merebut labu itu. Meski labu harus direbut, tapi dia juga tidak ingin membuat Ling Mei'er terlalu sedih. Tak disangka perubahan situasi ini justru menghemat banyak masalah baginya.
Para petarung kuat tingkat leluhur, dalam pandangan Han Sen sekarang sama sekali tidak berarti.
Bao'er memandang ke arah Perlindungan Dark Spirit dengan wajah penuh harapan, vitalitas seperti ombak pasang meluap dari dalam perlindungan itu, membuat makhluk hidup di dunia bawah tanah mengalami evolusi besar-besaran. Meski Han Sen belum melihat seperti apa labu itu sekarang, dia tahu bahwa labu tersebut memang bukan main, jelas bukan benda biasa.
Leluhur dan yang lain sedang mengerumuni labu itu. Meski mereka berhasil menguasai perlindungan, labu tersebut masih belum bisa dipetik.
Labu itu berkilau seperti kristal emas biasa. Meski ukurannya hanya sebesar telapak tangan, kekerasannya sulit dibayangkan. Bukan hanya bagian labunya sendiri, bahkan sulur duri di atasnya pun tidak sedikit pun terluka walau seorang pejuang tingkat leluhur mengerahkan seluruh kekuatannya.
"Qingyu, wawasanmu paling luas. Tahukah engkau harta apa sebenarnya ini?" Leluhur bertanya sambil menatap Leluhur Qingyu.
Leluhur Qingyu merenung: "Tidak tahu harta apa ini, tapi jelas bukan benda dari Perlindungan Keempat. Mungkin ini harta berharga yang terdampar dari Lapisan atas."
"Dark Spirit si orang tua itu menjaga bertahun-tahun, sekarang kita yang untung. Tapi kalau tidak bisa dipetik, tetap membuat tidak nyaman. Bisakah kita cari cara untuk melepaskannya?" Leluhur Xie Shou melanjutkan.
Saat para leluhur sedang berdiskusi, mereka tiba-tiba menyadari entah sejak kapan ternyata ada seseorang di samping mereka.
Orang itu berbaju zirah sehingga wajahnya tak terlihat. Di bahunya duduk seorang gadis kecil berkulit putih lembut. Saat ini mereka berdiri di depan labu itu, mengamatinya dengan seksama.
Xie Shou dan yang lain gemetar antara takut dan marah. Aura mereka meledak-ledak, siap membinasakan mereka berdua.
Tapi belum sempat mereka bertindak, koin emas berjatuhan seperti hujan dari langit. Setiap makhluk di tempat perlindungan terkena satu koin, bahkan petarung kuat tingkat leluhur seperti Xie Shou dan Qing Yu pun tak bisa menghindar, tertempel satu koin di ubun-ubun.
Boom!
Hampir bersamaan, semua makhluk tertekan ke tanah. Bahkan beberapa petarung tingkat leluhur tak terkecuali, meringkuk dengan di tanah. Sekuat apapun mereka meronta, tak bisa bangkit berdiri.
Han Sen sama sekali tidak melirik mereka, sorot matanya masih menatap labu itu dengan seksama.
Dari kejauhan, Leluhur Dark Spirit yang diam-diam mengintip langsung berubah pucat. Dia sudah merasakan kekuatan Han Sen, tapi siapa sangka bisa mencapai level seperti ini.
"Baik Leluhur Makhluk Iblis maupun Leluhur Qingyu, masing-masing kekuatannya tidak kalah dariku. Ditambah beberapa leluhur lainnya, kekuatan gabungan mereka mungkin sulit ditandingi oleh kekuatan mana pun di seluruh Perlindungan Keempat."
"Tapi Han Sen bahkan tidak melirik mereka. Bahkan jari pun tidak digerakkan, namun semua mereka berhasil ditekan. Benar-benar tenaga yang mengerikan!"
"Apakah Yang Mulia Koin Emas?" teriak Leluhur Makhluk Iblis dengan panik.
"Kami tidak tahu Yang Mulia berada di sini, mohon pengampunan..." Beberapa leluhur lain yang mendengar nama "Koin Emas" langsung tersadar.
"Mulai sekarang, kalian dilarang melangkah ke dunia bawah tanah setapak pun. Jika melanggar, kami akan memusnahkan seluruh ras kalian." Ucap Han Sen tanpa menoleh, seolah berbicara sembarangan.
Leluhur Makhluk Iblis dan lainnya merasakan tekanan di tubuh mereka menghilang. Mereka segera bangkit memberi hormat, bersumpah selama hidup tidak akan mendekati dunia bawah tanah lagi. Tanpa menunda, mereka segera membawa rombongan masing-masing meninggalkan Perlindungan Dark Spirit.
Mereka bagi manusia adalah sumber daya yang tidak dapat diperbarui, sehingga Han Sen tidak mau melakukan lebih banyak pembunuhan, tersisa bagi keturunan untuk berjuang.
Setelah seluruh makhluk dalam perlindungan pergi, dengan konsentrasi penuh Han Sen mengaktifkan aura Dongxuan untuk memutus seluruh area perlindungan, barulah melepas Bao'er yang sudah tidak sabar.
Bao'er bersorak gegap gempita, melompat gesit ke atas tumbuhan rambat, mendekap erat labu kristal emas itu.
Labu kristal emas yang sulit dilukai pedang itu, setelah dipeluk Bao'er, ternyata otomatis terlepas dari sulur tumbuhan dan masuk dalam dekapan gadis kecil itu.
"Benda ini memang memiliki hubungan khusus dengan Bao'er." Han Sen terkejut, sebelumnya Ling Mei'er dan leluhur Dark Spirit sudah memberitahunya bahwa labu itu mustahil dirusak atau dipetik.
Sekarang Bao'er hanya sekali meraba, benda itu langsung jatuh sendiri. Jelas hubungannya dengan Bao'er tidak biasa.
"Jangan-jangan di dalamnya ada saudara kandung Bao'er? Jika bisa melahirkan Bao'er kedua, pasti akan sangat ramai," gumam Han Sen sambil menatap labu itu.
Tiba-tiba, dari ujung labu kristal emas yang dipeluk Bao'er menyemburkan jalinan cahaya, bagaikan kembang api yang dinyalakan.
Kabut keemasan mengalir layaknya air mata air, vitalitasnya bagaikan naga sejati yang menjuntai dari asap tersebut. Dentuman musik surgawi juga bergema dari dalamnya.
Han Sen menatap tajam labu itu, hatinya dipenuhi keterkejutan. Tenaga yang menyembur keluar dari labu itu begitu dahsyat, bahkan membuatnya merasa sulit dipahami.
Di antara berbagai fenomena aneh itu, tampak suatu benda perlahan bangkit dari dalam. Setelah diperhatikan lebih seksama, Han Sen semakin terkejut.
Yang menyembur keluar dari labu itu ternyata adalah setetes darah. Darah itu bagai butiran air mata, jernih transparan seperti kristal emas yang ditempa, di dalamnya cahaya keemasan dan sinar aneh berputar-putar.
Seiring setetes darah emas itu terangkat ke atas, fenomena-fenomena aneh perlahan menghilang. Labu kristal emas yang dipegang Bao'er berubah menjadi abu-abu keputihan, dalam sekejap berubah menjadi debu beterbangan yang langsung diterbangkan angin.
Darah emas itu seolah memiliki kehidupan sendiri, mendarat di dahi Bao'er. Dalam sekejap ia menyusup masuk, hanya menyisakan titik kecil keemasan di antara alisnya.
