Han Sen melihat pembuluh darah dan aliran darahnya sendiri. Ia tak yakin apakah itu masih layak disebut darah, karena seluruh cairan dalam pembuluh darahnya telah membeku menjadi kristal bagaikan ruby.
Jantung dan sistem peredaran darah telah berhenti berfungsi. Bukan karena enggan bekerja, melainkan seluruh bagian dalamnya tersumbat darah padat seperti kristal merah yang menghalangi segala mekanisme kerja.
Jika ada diagram irisan sistem kardiovaskular Han Sen saat ini, akan terlihat jaring pembuluh darah ruby yang menyerupai sarang laba-laba menutupi seluruh tubuhnya, mengerikan sekaligus memesona.
Meski jantung, pembuluh darah, dan darah telah berhenti beroperasi, Han Sen tidak merasakan ketidaknyamanan pada raganya. Bahkan kondisinya mulai membaik secara perlahan.
Luka-luka di tubuh Han Sen sembuh sempurna dengan kecepatan kasat mata. Dalam sekejap, tidak terlihat lagi secuil bekas luka, seolah luka-luka itu tak pernah ada.
Saat ini Han Sen tidak lagi merasakan kesakitan, malah seolah memiliki tenaga yang tak ada habisnya. Rasanya cukup satu pukulan untuk menghancurkan sebuah sistem galaksi.
"Apa aku berubah menjadi varietas langka?" Han Sen mengepalkan tinju. Sensasi kekuatan yang meluap-luap terasa sangat indah, meski tak ada hasrat membunuh dalam hatinya.
Sebaliknya, Han Sen justru merasakan kekuatan aneh. Saat hendak merasakannya lebih dalam, Bao'er melompat ke pelukannya dan menyela alur pikirannya.
Dengan memeluk Bao'er, Han Sen menatapnya dengan seksama. Terlihat sepertinya tidak ada banyak perubahan, masih sama seperti dulu. Di tubuhnya, selain titik kecil keemasan di dahi, tidak ada tambahan apa pun.
"Bao'er, apa kamu agak gemuk?" Han Sen merasa bobot di tangannya terasa tidak biasa. Bao'er sepertinya sedikit lebih berat dari sebelumnya.
Perlu diketahui, selama Bao'er mengikuti Han Sen, fisiknya tak pernah berubah. Terhadap perubahan raganya, Han Sen secara alami sangat sensitif.
Setelah menurunkan Bao'er dan mengamati lebih dalam, ditemukan bahwa Bao'er tampak lebih tinggi sekitar dua sentimeter. Meski tidak banyak, memang benar ada pertambahan tinggi.
"Akhirnya kamu mau dewasa?" Han Sen bergembira luar biasa. Meski Bao'er terus seperti ini juga baik, tapi kurang kebahagiaan menyaksikan proses kedewasaannya.
Jika benar-benar bisa tumbuh besar, tentu Han Sen akan semakin senang.
"Bisa tumbuh besar?" Bao'er melihat tubuhnya sendiri dengan ekspresi kebingungan, sepertinya dia sendiri juga tidak paham.
Han Sen menatap Santo itu. Tumbuhan suci yang dulunya menjulang mengisi seluruh dunia bawah tanah itu kini telah mati kerontang, sama sekali tak tersisa vitalitas.
Labu itu tentu sudah lama hilang. Selain itu, sebenarnya tidak ada perubahan lain di dunia bawah tanah.
Dengan membawa Bao'er meninggalkan Perlindungan Dark Spirit, Han Sen memanggil kembali Leluhur Dark Spirit dan rombongannya, mengizinkan klan Dark Spirit kembali ke tempat perlindungan mereka.
"Maaf, Santo itu sudah kuhancurkan. Jika kalian tidak jijik, ini akan kujadikan kompensasi." Han Sen memberikan beberapa esensi gen kehidupan yang pernah dikumpulkannya kepada Leluhur Dark Spirit.
Leluhur Dark Spirit tidak menerimanya, hanya tersenyum sambil berkata: "Keberadaan 'itu' yang hilang juga bagus. Dulu aku terlalu banyak berasumsi sembarangan. Setelah kejadian ini, baru aku paham bahwa barang bagus yang tak bisa dibawa pergi justru bisa berkibat fatal. Jika itu masih ada di sini, aku tak akan berani membiarkan klan Dark Spirit terus bertahan di tempat ini."
Han Sen tahu ucapan Leluhur Dark Spirit itu benar. Jika benar ada harta semacam itu di sini, Perlindungan Dark Spirit pasti tak akan pernah tenang. Han Sen tak mungkin terus-menerus menjaga tempat ini. Maka hilangnya labu dan Santo justru membawa kedamaian bagi Perlindungan Dark Spirit.
Han Sen segera berteleportasi dari Perlindungan Dark Spirit kembali ke Alliance. Sesampainya di rumah, ia mulai mempelajari raganya sendiri dengan seksama, berusaha memahami apa sebenarnya fungsi darah yang telah membeku itu.
Belum sempat Han Sen menyelesaikan penelitian tentang darah tersebut, ia terkejut menemukan bahwa tato Kucing Darah Sembilan Nyawa di punggungnya ternyata telah menghilang.
“Apakah Kucing Darah Sembilan Nyawa benar-benar terserap oleh darah?” Han Sen mengamati internal darahnya sendiri, bahkan dirinya sendiri tidak bisa menahan decak kagum betapa memesona dan cantiknya darah itu.
Saat mencoba mengoperasikan Hidup Darah Sutra Saraf, darah padat tersebut ternyata perlahan meleleh, seolah mendapatkan kehidupan baru, mengalir perlahan di dalam tubuh Han Sen.
Semakin kuat kekuatan yang meledak dari tubuh Han Sen, semakin cepat kristal darah melebur. Saat dalam kondisi terstabilisasi sepenuhnya, ini sama sekali tidak mempengaruhi fisiknya, barulah Han Sen merasa lega.
Hingga saat ini, Han Sen baru sempat mempelajari kekuatan misterius itu. Kekuatan aneh itu sepertinya bukan miliknya, namun semakin kuat darah melepaskan tenaga, semakin jelas sensasi kekuatan mistis tersebut terasa.
Rasanya sangat unik, seolah ada suatu tenaga yang berada di kehampaan, jauh namun juga terasa dekat. Han Sen hanya bisa merasakan keberadaan tenaga itu saat menggunakan kekuatan darahnya.
Tentu, di saat biasa juga ada sedikit sensasi, tapi sangat samar. Jika tidak diamati dengan saksama, seakan-akan tidak ada.
Saat darah Han Sen sepenuhnya mencair, sensasi itu menjadi sangat kuat dan jelas. Seolah kapanpun dia mau, bisa menyentuh tenaga tersebut.
Han Sen tidak tahu hakikat tenaga itu. Tanpa persiapan, dia enggan mengambil risiko untuk mencobanya.
Karena masih di keluarga Luo, Han Sen berencana mengunjungi Suku Asura terlebih dulu. Dia ingin meminta ibunya tetap tinggal menemani Luo Haitang - ini juga keinginan Luo Lan sendiri.
Ji Yanran dan Han Yan juga akan bertahan di sini, bunga kecil terpaksa harus ditinggalkan. Sebelum pergi, Han Sen ingin memeluk bunga kecil, lalu pergi ke taman untuk mencarinya. Namun sebelum sampai di taman, ekspresi wajahnya tiba-tiba berubah, raganya secepat kilat sudah berada di dalam taman.
Terlihat bunga kecil sedang duduk bermain di ayunan taman, di bahunya terdapat makhluk kecil berwarna darah yang mirip rubah tapi bukan, mirip kucing tapi bukan. Itu adalah kucing tua dari klan Kucing Darah Sembilan Nyawa.
"Kucing tua, untuk apa ini?" wajah Han Sen masam. Kucing tua ternyata sudah berada di sisi bunga kecil, membuat Han Sen merasa tidak nyaman.
Kucing tua memicingkan mata sambil terkekeh, memberitahu Han Sen: "Teman lama, tidak perlu khawatir. Kita teman, aku tidak akan merugikanmu. Aku hanya ingin meminjam anakmu beberapa tahun, akan kukembalikan setelah dia dewasa..."
Han Sen tanpa basa-basi merobek ruang dengan raganya dan meluncur sekuat tenaga ke arah Xiao Hua dan Kucing Tua.
Tapi sebelum Han Sen sampai di tempat, kilau merah berkedip - Kucing Tua dan Xiao Hua langsung menghilang seolah ditelan cahaya merah itu.
"Kucing tua brengsek! Aku tidak akan membiarkanmu pergi!" bentak Han Sen marah, tapi di sana sudah tidak ada bayangan Kucing Tua maupun Xiao Hua lagi.
Ji Yanran hampir pingsan. Han Sen cepat-cepat memeluknya dan menghibur, "Tenang, kalau dia benar-benar ingin menyakiti Xiao Hua, tidak perlu menunggu sampai sekarang atau mengobrol panjang dengan kita. Fakta bahwa dia tidak diam-diam membawa Xiao Hua pergi justru menunjukkan dia takkan melukai anak kita."
"Apakah Xiao Hua benar-benar akan baik-baik saja?" tanya Ji Yanran dengan mata berkaca-kaca, masih sangat khawatir mengingat ikatan batin antara ibu dan anak.
“Pasti tidak apa-apa, tenang saja. Aku akan mencari cara keluar untuk membawa kembali Xiao Hua.” Han Sen berkata dengan penuh kebencian: “Brengsek tua itu, aku tidak akan membiarkannya lolos.”
Ucapan Han Sen tentang mencari Xiao Hua bukan sekadar omongan kosong, karena dia benar-benar menemukan metode untuk meninggalkan tempat perlindungan.
