Sorot mata semua petarung kuat di Kota Sigran tertuju pada lubang tanpa dasar di luar Kota Barat. Bahkan Sina pergi ke sana, justru memberi Han Sen dan Yang Mulia Harimau kesempatan untuk bernapas.
Yang Mulia Harimau melakukan satu panggilan dengan Han Sen. Namun mereka tidak berani membicarakan hal sensitif, hanya mengobrol tentang hal lain. Yang Mulia Harimau menyiratkan bahwa strategi mereka belum terekspos.
Han Sen yang sedang menganggur memanfaatkan malam sepi untuk berteleportasi kembali ke perlindungan. Ia melelehkan tentakel kristal biru itu untuk dibuat barbekyu.
"Tentakel itu beratnya ratusan kilogram. Jika Han Sen memakannya sendiri, entah berapa lama baru habis. Akhirnya dia mengajak keluarga untuk berbagi bersama."
Setelah malaikat kecil, Golden Roar, dan Xie Qing Di memakannya, aura ketidakwajaran mulai memancar dari tubuh mereka. Gen raga mereka mulai menunjukkan tanda-tanda bermetamorfosis.
Han Yu Fei yang memakan sepotong hampir tak bisa mengontrol diri dan nyaris mengkristalkan rompi anti peluru genetik. Untung di saat-saat terakhir aura itu berhasil diredam, kalau tidak dia pasti sudah diteleportasi keluar dari perlindungan.
"Benda ini benar-benar suplemen besar bagi yang belum mengkristalkan rompi anti peluru genetik. Kedepannya harus sering-sering dibawa pulang. Bisa mempercepat pertumbuhan malaikat kecil dan kawan-kawan. Nanti mereka semua akan kubawa ke Planet Kate," gumam Han Sen dalam hati.
Sebenarnya Han Sen bisa membawa Han Yu Fei berpindah ke Planet Kate, memungkinkannya mengkristalkan rompi anti peluru genetik tanpa perlu melewati Bidang Mutenya Bintang.
Tapi Han Yu Fei merasa di masa lalu terlalu sedikit waktu yang ia habiskan menemani Luo Lan, sehingga enggan mengkristalkan rompi anti peluru genetik. Ia hanya ingin menghabiskan hari-harinya bersama Luo Lan, sama sekali tidak ambil pusing soal meningkatkan kekuatan.
Han Sen sendiri juga menyantap beberapa potong tentakel panggang, tapi gen varietas langkanya tidak bertambah. Baru setelah menghabiskan satu tentakel utuh, mungkin barulah bertambah sedikit.
Han Sen memutuskan jika nanti mendapat material varietas langka sebesar ini lagi, akan dibawa pulang untuk memberi makan malaikat kecil dan kawan-kawannya. Jika nanti ada yang berevolusi jadi bangsawan, itu akan jadi cuan gila.
Han Sen sengaja menyisakan beberapa tentakel panggang untuk dibawa ke Perlindungan Keempat dan diberikan ke Si Perak Kecil. Usai memakannya, Si Perak Kecil hampir langsung merobek ruang dan masuk ke Aliansi.
"Benar-benar barang bagus, bagaimana caranya dapat lebih banyak ya?" Han Sen diam-diam merencanakan.
Tulang keemasan itu dimasak Han Sen menjadi semangkuk sup tulang. Setelah menghabiskannya, gen Baron-nya bertambah sedikit.
Pada siang hari, Han Sen berada di Planet Kate. Selain berlatih, tidak ada hal lain yang bisa dilakukan. Saat hendak membuka internet untuk melihat berita, alat komunikasinya tiba-tiba berbunyi.
"Yang Mulia Harimau?" Han Sen agak terkejut. Belakangan ini Yang Mulia Harimau sangat berhati-hati, ternyata begitu cepat menghubunginya lagi. Sepertinya ada sesuatu yang terjadi.
"Han Sen, Tuan Muda Ketiga ingin bertemu denganmu. Entah apakah kamu punya waktu?" raut wajah Yang Mulia Harimau terlihat rumit.
"Tuan Muda Ketiga? Yang mana?" Han Sen bertanya dengan kebingungan.
"Putra ketiga Direktur Utama Kelompok Hitam. Semua orang memanggilnya Tuan Muda Ketiga. Dia ingin mengajakmu bergabung kembali dengan Kelompok Hitam." Yang Mulia Harimau berhenti sejenak lalu melanjutkan, "Menurutku ini hal bagus. Tuan Muda sangat mementingkanmu, pasti akan memberi harga tinggi. Aku tahu kamu tidak tertarik dengan gaji kecil itu, tapi dengan dukungan Kelompok Hitam di belakang layar, banyak hal akan menjadi lebih mudah."
Yang Mulia Harimau berusaha keras meyakinkan Han Sen karena dia sangat memahami watak Tuan Muda Ketiga. Jika Han Sen enggan bergabung, Tuan Muda pasti tidak akan tinggal diam.
Tapi Yang Mulia Harimau tahu Han Sen juga bukan sosok yang bisa diremehkan. Bahkan Ras Bersayap pun dia bunuh tanpa ragu, tidak berkedip sama sekali. Jika Tuan Muda Ketiga sampai membuatnya panik, setan tahu apa yang akan terjadi. Karena itu, hati Yang Mulia Harimau dipenuhi kegelisahan.
Han Sen sepertinya bisa menebak niat Yang Mulia Harimau. Dengan senyum dia berkata: "Aku nyaman di Tim Pesulap, tidak ada rencana pindah. Tolong sampaikan pada Tuan Muda Ketiga, jika dia ingin berteman, akhir-akhir ini aku justru punya banyak waktu luang."
"Baiklah, akan kusampaikan..." Yang Mulia Harimau tersenyum pahit dalam hati. Ucapan ini mungkin tidak bisa mengelak dari Tuan Muda.
Dengan perasaan gugup, Yang Mulia Harimau menghadap Tuan Muda Ketiga. Pesan Han Sen dia sampaikan kembali dengan cara yang lebih halus.
Tuan Muda Ketiga ternyata tidak marah setelah mendengar, hanya tersenyum datar: "Karena dia tidak mau datang ke Black Gold, aku juga tidak akan memaksanya. Untuk berteman juga baik, bantu aku menjanjikan pertemuan besok dengannya."
Yang Mulia Harimau tidak menyangka Tuan Muda Ketiga kali ini ternyata begitu kooperatif. Meski merasa mungkin ada masalah tersembunyi, tapi selama Tuan Muda tidak mau berkonfrontasi, ini tetap bisa disebut hal yang baik.
Han Sen menyetujui pertemuan dengan Tuan Muda Ketiga, dan memberitahu Qiao tentang urusan mereka, memintanya tidak perlu khawatir karena dirinya tidak akan meninggalkan Tim Pesulap.
Keesokan harinya, sebuah mobil rumah mewah bergaya retro datang ke depan villa Qiao. Han Sen naik ke dalam, akhirnya bertemu dengan Tuan Muda Ketiga ini.
Tuan Muda Ketiga adalah Keterian murni dengan kuping kucing hitam dan ekor kucing hitam. Selain itu tidak berbeda dengan manusia, mengenakan gaun hitam yang membuatnya terlihat sangat tampan dan tegap.
“Silakan duduk, di sini tak perlu kaku. Karena kamu bilang kita berteman, anggap saja aku sebagai teman.” Tuan Muda Ketiga tersenyum bahagia kepada Han Sen.
Yang Mulia Harimau yang sedang menyetir di depan, sangat terkejut dengan sikap Tuan Muda Ketiga ini. Bahkan terhadap bangsawan biasa sekalipun, Tuan Muda Ketiga biasanya tak akan berbicara dengan keramahan seperti ini.
“Kalau begitu, aku tak akan sungkan lagi.” Han Sen duduk di sofa sebelah.
Tuan Muda Ketiga menuangkan segelas anggur untuk Han Sen. Tanpa basa-basi, Han Sen menerimanya dan meneguk sedikit. Rasanya memang benar-benar nikmat.
“Sebagai teman, aku akan langsung pada intinya. Aku mengundangmu ke sini sebenarnya ingin merekrutmu sebagai pelatihku.” Kata Tuan Muda Ketiga dengan tegas.
“Kelompok Hitam dipenuhi jagoan-jagoan level Viscount. Aku hanyalah orang biasa dengan rompi anti peluru genetik. Tuan Muda pasti sedang bercanda.” Jawab Han Sen.
Tuan Muda Ketiga berkata dengan tidak senang: "Han Sen, aku menganggapmu teman, jangan gunakan kata-kata basa-basimu padaku. Aku tahu kau punya kemampuan. Asal kau mau mengajar, ajukan saja syarat apapun. Selama bisa kupenuhi, setengah kata pun takkan kutunggingkan."
"Entah ingin belajar apa?" Han Sen merenung sejenak.
"Segalanya. Semua yang bisa kau ajarkan ingin kupelajari." Sorot mata Tuan Muda Ketiga menyala-nyala menatap Han Sen.
"Aku biasa bekerja di tim pesulap, waktuku tidak banyak," jawab Han Sen.
"Tak masalah. Kabari saja saat ada waktu luang, akan kusesuaikan jadwalku sebaik mungkin. Tentu saja, jika bisa bergabung dengan Kelompok Hitam lebih baik. Kuberi manajer, tak perlu kerjakan apapun. Biaya pelatihan dihitung terpisah."
"Aku tak berniat keluar dari tim pesulap. Tapi belakangan memang agak longgar, nanti atur jadwal saja." Sambil berkata, Han Sen melirik ke luar jendela lalu mengerutkan kening: "Kita mau ke wilayah mana sekarang?"
“Lubang tanpa dasar di luar Kota Barat.” Tuan Muda Ketiga tersenyum.
“Orang Ras Bersayap bilang tidak memperbolehkan aku meninggalkan Kota Sigran.” Han Sen mengangkat bahu.
“Tempat itu masih termasuk cakupan Kota Sigran. Kamu belum benar-benar pergi. Lagipul ada aku di sini, sekalipun keluar dari Kota Sigran, Xina tidak bisa berbuat apa-apa.” Tuan Muda Ketiga berkata dengan percaya diri.
