"Orang apa ini? Bisukan tuli?" Han Sen kerap menjumpai sikap semena-mena, tapi yang selevel ini benar-benar pertama kali ia alami.
Haier membuat wajah masam: "Dia benar-benar akan melaksanakan ancamannya. Ini benar-benar sial."
"Kurasa tidak sampai segitunya? Kalau dia benar-benar ingin membunuh, kenapa pergi begitu saja?" kata Han Sen.
Haier menggelengkan kepala: "Ras sejati seperti Shangzu, untuk membunuh seorang Xiazhu seperti kamu, tak perlu melakukannya sendiri. Cukup satu perintah, banyak yang rela mempertaruhkan nyawa demi mendapat pujiannya. Tak lama lagi, ruang varietas langka ini akan dipenuhi orang yang ingin membawa kepalamu sebagai persembahan."
"Setidaknya aku seorang Baron. Meski bukan level tinggi, bukankah ini masih termasuk bangsawan? Jangan terus menyebut Xiazhu dengan nada merendahkan." Han Sen tersenyum, sepertinya tak terlalu khawatir dengan posisinya.
"Tanpa kemampuan Transformasi Kupu-Kupu dan meninggalkan ras-mu di Kuil Gen, sekalipun kau menjadi Adipati bahkan naik jadi Raja, itu hanya kekuatan pribadi. Pada akhirnya tetaplah Xiazhu." Haier menjelaskan.
"Apa itu Transformasi Kupu-Kupu? Apa itu Kuil Gen?" Han Sen bertanya dengan heran.
“Aku juga tidak terlalu paham, ini semua dengar dari Kakek Pencuri. Yang kuketahui, jika suatu ras tidak memiliki lampu ras di Kuil Gen dan tidak bisa meninggalkan nama rasnya, maka selamanya akan tetap jadi ras rendahan.” Hai Er berseru penuh ketidaksabaran: “Sekarang bukan waktunya membahas ini. Ayo kita kabur, tinggalkan ruang varietas langka dan cari tempat bersembunyi. Mungkin masih ada secercah harapan untukmu.”
Han Sen berpikir sejenak lalu berkata: “Kamu pergi saja. Yang dia incar kan aku. Aku akan mencari jalan keluar sendiri.”
“Tidak boleh! Kalau aku kabur begitu saja, orang akan mengira organisasi Da Dao Tian kami takut pada ras Zhen Yue. Aku tidak mau dipermalukan seperti itu!” Hai Er mencibirkan bibir.
Han Sen merasa pasrah dibawa kabur oleh Hai Er. Dalam hati dia bergumam: “Ini masalah apa sih? Awalnya datang untuk berburu varietas langka, belum sempat memburu beberapa ekor malah jadi buronan. Hoki belakangan memang payah. Lain kali harus cek kalender dulu sebelum keluar.”
Baru saja keduanya berjalan tidak jauh, terdengar gemuruh kuku-kuku seperti guntur. Sekelompok orang datang dari jalan setapak di gunung, dengan cepat mendekati mereka.
Han Sen melirik dan menemukan bahwa mereka adalah pemburu beruang enam lengan yang pernah mereka temui sebelumnya. Orang paling depan adalah Viscount yang membawa pisau tajam itu.
Ekspresi Haier berubah sedikit. Dia menarik Han Sen sambil mempercepat langkah, namun di depan sudah muncul beberapa Baron dan pasukan yang menghalangi jalan mereka. Viscount dari belakang juga telah mengejar dengan anak buahnya, memojokkan mereka di tengah jalan gunung.
"Gadis dari Klan Pencuri Besar, kami hanya datang untuk dia. Mohon minggir, jangan biarkan darah mengotori baju Anda." Sang Viscount tetap memberi hormat kepada Haier.
"Dia adalah anak buahku. Kalian berani menyentuhnya?" suara Haier terdengar dingin.
"Gadis, mohon jangan mempersulit kami. Jika kami tidak bisa membawa nyawanya kembali, nyawa kami semua harus diganti rugi." Ucap Sang Viscount tenang, namun terlihat jelas kehendaknya sudah tak tergoyahkan. Meski harus berselisih dengan gadis dari Keluarga Besar Da Tian ini, ia tetap berniat meninggalkan nyawa Han Sen di sini.
Keluarga Besar Da Tian memang sudah lebih dari 700 tahun tak memasuki Bidang Bintang Dan Xuan. Sementara Ras Zhen Yue adalah ras unggulan lokal di wilayah ini. Meski peringkatnya jauh di bawah Da Tian dalam hierarki ras unggulan, jika Da Tian benar-benar ingin mencari masalah dengan Zhen Yue di Bidang Bintang Dan Xuan, mereka masih harus melewati gerbang Surga Suci terlebih dahulu.
"Yang tidak takut mati silakan mendekat! Satu kubunuh satu, sepasang kubunuh pasangan!" teriak Hai Er sambil mencabut pisau belati, wajahnya penuh kegarangan.
"Kalau begitu mohon maaf. Kami tak berani melukai Anda sedikitpun, hanya perlu menahan Anda sementara waktu." Sang Viscount melambaikan tangan. Seketika beberapa bangsawan dengan persenjataan gen bertipe perisai mengerumuni Hai Er, kebanyakan berstatus Baron.
Sementara Viscount itu sendiri menghunus kapak panjang dan langsung menghantam ke arah Han Sen.
Wajah Han Sen tetap tenang, namun langkah kakinya bergerak secepat angin menuju hutan pegunungan di sisi jalan setapak gunung.
Kini di dalam ruang varietas langka, tak terhitung bangsawan dan tim yang ingin mengambil nyawanya untuk mendapatkan hadiah. Mungkin saja jumlah mereka tak akan habis dibunuh, apalagi para petarung kuat level Viscount juga bukan lawan yang mudah ditaklukkan.
Dua Baron menghadang jalan Han Sen. Senjata di tangan mereka menyambar ke arahnya. Han Sen mengelak dengan gerakan ilusif ke kiri dan kanan, membuat kedua Baron salah menilai. Satu bergerak ke kiri, yang lain ke kanan, justru membuka celah di antara formasi mereka.
Seperti kilat dingin, Han Sen menerobos celah itu. Dua cahaya ungu berkelebat di tangannya. Saat ia sudah berada di belakang mereka, dua kepala Baron itu melayang ke langit disertai semburan darah bak air mata air.
Han Sen wajah tetap tenang. Dia telah menghadapi pembunuhan tak terhitung, memahami betapa berharganya kehidupan, namun di saat yang sama menunjukkan ketidakpedulian terhadap nyawa.
Jika mereka memang mau mempertaruhkan nyawa untuk klan Zhenyue, maka harusnya sudah siap dengan pencerahan untuk mengorbankan jiwa.
Sekalipun nyawa mereka benar-benar diancam oleh Zhenyue, itu bukan alasan untuk meregang nyawa orang lain. Di Tianxia tak ada prinsip mempertaruhkan nyawa orang lain untuk menyelamatkan diri sendiri.
"Pencuri licik, serahkan nyawamu!" Viscount itu membentak marah. Kapak panjang di tangannya meledakkan cahaya kapak hijau bagai pelangi, menyambar punggung Han Sen dalam sekejap.
Darah mistis dalam raga Han Sen mendidih bagai air mendidih. Ditambah tenaga persenjataan Dongxuan, efeknya setara dengan penguatan ganda dari varietas langka dan bangsawan, jauh melampaui kemampuan Baron biasa.
Tubuh bagaikan harimau kumbang, pinggang berputar mengeluarkan tenaga yang tak tertandingi, menggerakkan badan menyamping setengah kaki, dengan gemilang menghindar dari cahaya pisau itu. Pedang panjang Ungu Bulan di tangannya secara terbalik mengikuti gerakan tubuh menebas miring, pada sudut yang tak terlihat oleh sang Viscount, sebuah tebasan terbalik yang keras mendarat di bahu sampingnya.
Pisau masuk dua inci, Han Sen hanya merasakan pedangnya seperti menembus lem perekat, ternyata tak bisa menembus lebih dalam setengah inci pun. Pedang itu tersangkut di antara otot-ototnya.
Sang Viscount tak menyangka dirinya terluka oleh seorang Baron, wajahnya masam penuh kemarahan. Mengabaikan lukanya, ia menghujamkan pedang seperti kilat ke leher Han Sen, berusaha memenggal kepalanya.
Han Sepertinya telah mengantisipasi, meminjam momentum menarik pedang sambil menerjang miring, menghindar dari jurus pedang sang Viscount. Tubuhnya terus melesat ke arah hutan pegunungan di samping.
Seorang Baron lain menghadang di depan Han Sen, tombak ksatria di tangannya mengayun garang bagai naga. Bukan untuk membunuh, cukup menghentikan langkahnya.
Sang Viscount di belakang wajahnya membeku, sorot mata memancarkan aura pembunuhan yang terlihat jelas. Sekali lagi kapak panjangnya menghantam punggung Han Sen.
Han Sen seketika terjebak dalam dilema maju mundur. Nyaris tertangkup tebasan maut di punggung dari sang Viscount.
Tiba-tiba Han Sen berbalik badan. Menghadap sang Viscount, kapak panjang Ungu Bulan dan pisau pendek Ungu Bulan menyilangkan tanda salib untuk menghadang kapak sang bangsawan. Sama sekali mengabaikan tombak panjang yang mengintai di belakangnya.
Baron di belakang tak menyia-nyiakan kesempatan. Dengan tenaga penuh ia menusukkan tombaknya ke bagian belakang tubuh Han Sen. Ujung tombak menembus udara dengan desisan "Bzzzt", menghunjam keras di antara tulang belikat.
Hampir bersamaan, pedang panjang Viscount menghantam dua pisau Han Sen. Cahaya pedang hijau yang mengerikan memancar, menyinari seluruh jalan setapak gunung dengan warna hijau pucat memilukan.
Tiba-tiba tubuh Han Sen melompat ke udara, berdistorsi membentuk sikap aneh nyaris seperti berbaring datar di langit. Dengan dua pisau dikerahkan sekuat tenaga, ia meminjam gaya untuk mengangkat cahaya pedang Viscount. Kilau mengerikan itu langsung melesat menyusuri tubuhnya ke belakang.
Kres!
Tombak panjang Baron menembus dari bawah tubuh Han Sen, menusuk dada Viscount. Sementara itu, kilau pedang Viscount membelah kepala Baron tepat di tengah.
Darah seperti semburan merah segar mengalir deras. Seluruh tubuh Viscount menggelegak dalam kemarahan bagai binatang buas. Ia mengayunkan pedang mengejar Han Sen yang telah kabur masuk ke hutan pegunungan.
