Malaikat dewa dari api emas yang menyatukan kekuatan seluruh klan itu tak tertandingi. Sabetan pedangnya seolah mampu membelah sistem galaksi alam semesta, memisahkan kekacauan dari masa depan.
Berbagai keluarga elit dan terpandang diam-diam mengagumi kemakmuran Ras Bersayap.
Tanpa kemakmuran dan kejayaan suatu klan, lampu klan juga tidak mungkin melepaskan kekuatan mengerikan seperti ini. Itu adalah sumber inti dari suatu klan. Klan kuat maka lampu menyala terang, klan lemah maka lampu redup.
Sabetan pedang yang mampu menyapu seluruh penjuru alam semesta ini membuktikan kebangkitan Ras Bersayap.
Kong Fei menghadapi lampu klan yang memadatkan kekuatan seluruh ras, namun ekspresinya tetap tenang. Memandangi karakter "Bersayap" yang berkilau keemasan di lampu, lengannyapun menebas seperti pisau tajam.
Otot-ototnya berkilauan, memancarkan kilau yang memikat. Bahkan saat berhadapan dengan jutaan klan besar, tak sedikitpun ia mundur, tetap teguh dan penuh tekad.
Han Sen menyaksikannya dengan pikiran bergejolak. Aliran darahnya semakin deras. Ia sangat ingin melesat ke angkasa, berdiri sejajar dengan lelaki di kehampaan itu, membantai dengan puas di tengah lautan klan perkasa, biarkan darah mengalir terbalik sekalipun.
Sayangnya, Han Sen masih punya sedikit kesadaran diri. Dia tahu dengan kekuatannya saat ini, jangankan bertarung melawan jutaan klan kuat, bahkan seorang bangsawan biasa pun bisa membunuhnya dalam sekejap mata.
Han Sen terpaksa menahan desiran panas di hatinya, menyaksikan Kong Fei dengan kekuatan sendiri menghadapi Tuhan malaikat yang terbentuk dari kekuatan ratusan juta anggota klan.
Sesaat kemudian, kilau keemasan yang memancar dari pedang malaikat menerangi seluruh bintang di alam semesta. Seluruh makhluk kehilangan penglihatan sejenak, hanya menyaksikan cahaya keemasan yang menyilaukan.
Cahaya menyilaukan itu bertahan selama beberapa detik sebelum makhluk-makhluk di berbagai bidang bintang akhirnya bisa kembali melihat pemandangan di kehampaan.
Terlihat sosok Tuhan malaikat setinggi ribuan zhang berdiri di depan gerbang kuil gen, ekornya masih terhubung dengan sumbu lampu klan.
Sementara Kong Fei berdiri di hadapan Tuhan malaikat, lengan kanannya terkulai di sisinya, berdarah-darah seolah dagingnya terkikis oleh ratusan pisau tajam, menampakkan tulang putih yang mengerikan.
"Kalahkah?" Sorot mata Ye Yan bergetar, tak kuasa menahan keputusasaan saat mengucapkan tiga kata itu.
Namun detik berikutnya, tubuh Tuhan malaikat itu hancur berkeping-keping seperti kupu-kupu, berubah menjadi serpihan keemasan yang beterbangan bagai hujan meteor jatuh ke alam semesta yang dipenuhi bintang.
Tulisan "Bulu" pada lentera kuno itu runtuh bergemuruh, cahayanya padam seketika membuat seluruh kehampaan tiba-tiba gelap gulita.
Haa!
Seluruh Ras Bersayap serentak memuntahkan darah bagai hujan, tubuh mereka berguncang seakan dihajar petir, aura mereka melemah tak berdaya seperti daging besar yang tercabik dari raga.
Tingkat penguasaan jutaan Ras Bersayap merosot drastis - Sang Penguasa jatuh ke tingkat adipati, adipati menjadi marquis, marquis turun menjadi pangeran. Tak ada satupun kerabat Ras Bersayap yang luput dari nasib ini.
"Mereka yang berada di Lapisan Terbawah Ras Bersayap, tak bisa terjun lebih rendah lagi. Pondasi mereka rusak, bakat menyusut drastis. Kemegahan darah bangsawan tak lagi tersisa. Klan ini menderita kerusakan. Untuk evolusi darah ke tingkat ini lagi, entah harus menunggu sampai tahun dan bulan apa."
"Kong Fei, bunuh aku!" Kaisar Tianwang menggeram bagai semburan darah. Bencana pelita padam ini, lebih menyakitkan daripada dibunuh baginya.
Ritual pencahayaan Ras Bersayap yang terjaga ratus juta tahun, musnah seketika. Terjun menjadi ras rendahan dunia. Bagi pemimpin klan ini, siksaan mentalnya berlipat juta kali lebih berat daripada kematian fisik.
Kong Fei tersenyum tipis: "3000 Bulu Hantu bertahan 3000 tahun, menderita 3000 tahun, menangis 3000 tahun, membenci 3000 tahun. Siksaan itu lebih kejam daripada kematian. Tapi mereka masih punya harapan, karena ada aku. Sedangkan kalian..." Senyumnya mengeras, "Selamanya hanya bisa memandang dengan kebencian, tanpa secercah harapan."
Setelah berkata demikian, setetes darah Kong Fei jatuh pada sumbu lampu kuno. Bola api putih yang menyerupai bulu segera menyala, membuat lampu kuno itu berbinar-binar kembali.
"Kong Fei, kamu juga keturunan Ras Bersayap. Masalah 3.000 Bulu Hantu adalah kesalahan kami. Kau sudah membunuh, sudah bertarung. Tiga Raja Bersayap dan jutaan anggota ras kami tewas—nyawa yang hilang bahkan sepuluh kali lipat dari 3.000 Bulu Hantu. Utang ini harus diselesaikan. Aku hanya memohon untuk mengukir kembali karakter 'Bulu' di Lampu Gen Ilahi. Kami semua bersedia menyembahmu sebagai Tuhan, hidup mati kami sepenuhnya ada di tanganmu." Santo Zhù yang terus mengeluarkan darah dari mulutnya, berteriak ke arah Kong Fei yang melayang di kehampaan. Namun aura superioritas sebagai ras unggul sudah lenyap, yang tersisa hanya permohonan hina.
"Asalkan kau mengukir karakter 'Bulu', hidup mati kami sepenuhnya terserah!" Beberapa Raja Bersayap yang masih hidup, termasuk Pemimpin Ras Kaisar Tian Wang, ikut memohon dengan suara lantang ke arah Kong Fei yang berada di dimensi kosong.
Meski darah Kong Fei tidak murni, namun gen Ras Bersayap tetap mengalir dalam tubuhnya. Asalkan ia mengukir kembali karakter "Sayap" pada Lampu Gen, Ras Bersayap dapat kembali menjadi darah bangsawan.
"Sejak aku merobek kedua sayapku dengan tangan sendiri, tak ada lagi hubungan antara Kong Fei dan Ras Bersayap." Suara Kong Fei tenang, namun kebencian yang mengakar itu membuat hati pendengarnya gemetar.
"Mulai hari ini, klanku akan disebut Klan Tidak. Dimulai dariku, dan akan berakhir padaku. Di bawah langit ini tak akan ada Klan Tidak kedua." Suara Kong Fei menggema ke seantero alam semesta.
Bintang-bintang di jagat raya bergetar seakan merespons sumpahnya. Api putih di Lampu Gen mengkristal, membentuk karakter "Tidak" di permukaannya.
"Haa!" Darah memancur deras dari dada Kaisar Tianwang.
Pernyataan Kong Fei ini memutus kemungkinan Ras Bersayap berbagi perlindungan lampu klan, menghapuskan harapan mereka untuk kembali menjadi bangsawan.
Hujan!
Hujan lebat tanpa batas!
Setiap planet sedang turun hujan, gemuruh guntur bergulung-gulung dalam hujan itu bagaikan naga yang meliuk-liuk di langit.
Seolah menangisi kemerosotan sebuah klan atas, atau bersorak-sorai gegap gempita menyambut kelahiran klan atas baru.
Han Sen berdiri di tengah hujan lebat, mendongak ke arah Kuil Gen di langit. Saat lentera kuno penanda klan 'Tidak' masuk ke kuil kuno, tiba-tiba hatinya berdebar kencang. Seolah sepasang mata dari dalam kuil itu mengintip ke luar, menyapu seluruh jagat raya di bawah pengawasannya.
Baju zirah kristal hitam yang lama tak aktif tiba-tiba mengalirkan kekuatan misterius ke seluruh tubuh Han Sen. Raganya membeku bagai terpatri, terpaksa tetap dalam pose itu di tengah derasnya hujan.
"Ada apa ini?" Keraguan dan kecemasan menggelisahkan hati Han Sen.
Dengan masuknya lentera suci ke dalam kuil, gerbang Kuil Gen perlahan menutup. Hingga gerbang benar-benar tertutup, lalu perlahan menghilang ke kehampaan, barulah Han Sen merasakan kekuatan misterius di tubuhnya mengalir kembali ke Laut Jiwa dan masuk ke dalam Baju Zirah Kristal Hitam.
Kondisi fisik Han Sen telah pulih normal, sementara Baju Zirah Kristal Hitam itu tak lagi menunjukkan aktivitas apa pun, seolah hanyalah benda mati biasa.
Han Sen mendongak ke arah kehampaan tempat Kuil Gen telah menghilang, ekspresinya berubah-ubah tak karuan.
Rasa berdebar di hatinya baru perlahan menghilang setelah gerbang Kuil Gen tertutup. Baju Zirah Kristal Hitam justru mengeluarkan kekuatan misterius yang menyelimuti seluruh tubuhnya selama proses itu. Ini mutlak bukan kebetulan belaka.
"Apa sebenarnya Baju Zirah Kristal Hitam ini? Apakah dia bertindak atas kehendak sendiri, atau karena pengaruh dariku? Lalu perasaan diawasi tadi... Jangan-jangan di dalam Kuil Gen ada makhluk hidup yang masih bertahan?" Berjuta-juta pikiran melintas di benak Han Sen, namun pertanyaan yang menggantung di hatinya masih sulit terjawab.
Kuil Genetik menghilang, berbagai planet tak lagi dapat menyaksikan pemandangan aneh itu. Yang terlihat saat menengadah hanyalah hamparan langit berbintang, bahkan sisa-sisa Ras Bersayap yang porak-poranda dan Kong Fei pun tak tampak.
Han Sen sedang berdiri dalam hujan lebat sambil berpikir, tiba-tiba melihat seorang pria bertelanjang dada menembus tirai hujan mendatanginya. Dialah Kong Fei yang dengan kekuatan sendiri berhasil membangun Suku Tanpa Klan.
