"Makam Sihir?" Han Sen mengerutkan kening memandangi Putra Ji.
Sang Pangeran Ji mengangguk pelan: "Benar, itulah Makam Sihir. Awalnya hanya ruang varietas langka biasa, namun karena sebuah perang besar, ruang itu mengalami beberapa transformasi. Sekarang, siapa pun yang masuk ke dalam Makam Sihir, tenaga fisiknya akan diredam setara dengan rompi anti peluru genetik biasa. Baik bangsawan, raja, atau penguasa, di sana mereka sama seperti orang biasa. Bahkan harta mutan pun tak berguna di tempat itu."
"Ada tempat seperti itu? Perang seperti apa yang bisa menyebabkan hasil seperti ini?" tanya Han Sen dengan kekaguman.
"Kamu tentu menyaksikan kehebatannya Kong Fei, leluhur Klan Bukan beberapa waktu lalu?" Sang Pangeran Ji balik bertanya alih-alih menjawab.
Han Sen tentu saja melihatnya, bahkan menyaksikan seluruh proses dari awal hingga akhir. Tak ada yang lebih jelas darinya. Ia mengangguk: "Ya, aku melihatnya."
“Makam Iblis adalah hasil pertarungan maut antara dua petarung selevel Kong Fei.” Pangeran Ji berkata: “Di sana kekuatan sekuat apapun tak berguna, bahkan Sang Penguasa pun akan diredam setara orang biasa. Yang terkuat di sana sebenarnya adalah petarung dengan teknik sempurna sepertimu. Dengan teknikmu, bahkan menghadapi pangeran atau raja sekalipun di Makam Iblis, bukan tidak mungkin kau bisa membunuh mereka.”
“Sebenarnya untuk apa kau memintaku menemanimu ke Makam Iblis?” Han Sen mengerutkan kening bertanya.
Memang terdengar wilayah itu menguntungkannya, tapi Han Sen tidak sampai sombang menganggap dirinya sudah mencapai level teknik tak terkalahkan di Tianxia.
Di alam semesta genetik terdapat《Non-Heavenly Scripture》, sementara Ras Iblis di sini bukan ras terkuat. Artinya pasti masih ada gongfa lebih kuat dari《Non-Heavenly Scripture》, juga teknik-teknik lebih hebat. Han Sen tidak menganggap dirinya benar-benar kebal di Makam Iblis.
Dan tenaganya sendiri juga akan diredam, menjadi semakin rapuh dan mudah mati. Ini bukanlah hal yang bagus.
"Legenda mengatakan dua petarung Tingkat Dewa bertarung memperebutkan sebuah harta berharga di ruang varietas langka, hingga mengubah ruang itu menjadi makam iblis yang kita kenal sekarang. Meski tak diketahui siapa pemenang harta itu, pertarungan itu justru melahirkan banyak tumbuhan varietas langka di makam iblis. Buah dari tumbuhan itu memiliki kemampuan mistis yang luar biasa. Aku membutuhkan salah satunya. Bersediakah kamu menemani ku memetiknya? Setelah pekerjaan selesai, imbalan besar menanti." Pangeran Ji berkata dengan khidmat.
"Jika buah varietas langka memiliki keuntungan sebesar itu, tapi masih tersisa sampai sekarang, bukankah itu berarti bahaya di makam iblis sangat mengerikan?" Han Sen berkata dengan datar.
Sang Pangeran Ji sama sekali tidak berniat menyembunyikan informasi. Ia meletakkan setumpuk dokumen di hadapan Han Sen: "Meski banyak tumbuhan mutan berharga di dalam Makam Iblis, namun karena alasan yang tidak diketahui, tidak ada makhluk hidup mutan di sana. Kamu tidak perlu khawatir tentang hal ini. Namun di dalam Makam Iblis, terdapat ras pribumi yang hanya mampu mengkristalkan rompi anti peluru genetik - mereka bahkan lebih rendah dari bangsawan biasa. Tapi karena dilahirkan di Makam Iblis dan sejak kecil mengkonsumsi buah-buah tumbuhan mutan, meski tidak bisa naik level ke Baron, kekuatan fisik dan kemampuan tempur mereka puluhan kali lebih unggul dari prajurit armor genetik biasa. Bahkan melawan Baron pun belum tentu kalah."
Setelah terhenti sejenak, Pangeran Ji melanjutkan: "Jika di luar, sekuat apapun penduduk asli itu, di mata kami tetap hanya sampah. Tapi di dalam Makam Iblis, bahkan keluarga kerajaan dan pangeran pun bisa jadi korban tebasan mereka. Musuh terbesar kita di Makam Iblis nanti adalah mereka."
Han Sen mengambil data dan melihat-lihat, di dalamnya hanya terdapat gambar-gambar yang dilukis secara manual, video dan gambar digital pun tidak ada, bahkan foto sekalipun.
"Sebagian besar instrumen tidak bisa digunakan di dalam Makam Sihir, hanya data ini yang tersedia. Cukup lihat seadanya saja," jelas Pangeran Ji.
Han Sen terus mempelajari data tersebut. Makhluk-makhluk dalam lukisan itu justru terlihat sangat cantik.
Postur tubuh mirip manusia, namun memiliki sayap besar seperti kupu-kupu di punggung. Rambut mereka tumbuh ke atas seperti nyala api, proporsi tubuh yang jenjang sesuai selera estetika manusia, mengenakan rompi anti peluru genetik berwarna perak yang terlihat luar biasa tampan.
Menurut catatan dalam data, ras penduduk asli ini disebut "Kekacauan". Mereka bukan bangsawan maupun varietas langka, namun kemampuan tempur raga mereka mampu menyaingi Baron.
Di luar mungkin biasa saja, tapi di dalam makam mereka adalah kemampuan tempur yang sangat mengerikan.
Ras Kekacauan memandang buah tumbuhan varietas langka sebagai persediaan makanan mereka. Banyak petarung kuat dari berbagai ras yang masuk ke Mo Zhong ingin memetik buah varietas langka, bahkan makhluk level Duke/Marquis pun banyak yang tewas di dalam sana.
Meski demikian, setelah membaca catatan tentang khasiat buah varietas langka di Mo Zhong pada bagian lanjutan, Han Sen tetap merasa tergoda.
Gen Baron Han Sen saat ini ada 86 poin, terutama berasal dari material varietas langka dan senjata yang dia dapatkan sebelumnya. Kecuali panah tanduk dan Pedang Pencuri Tulang yang belum dimakan, bahkan pisau belati Taring Beracun sudah dihabisi Han Sen. Masih ada selisih sekitar belasan poin menuju 100.
Setelah membunuh Viscount Kapak Raksasa, Han Sen juga tidak sempat mengekstrak material gen varietas langka, sehingga tidak bisa melengkapi sisa belasan poin gen Baron terakhir.
Tapi setelah membaca catatan tentang buah varietas langka di Mo Zhong, Han Sen berpikir: "Entah apakah buah-buah varietas langka itu bisa menambah gen-nya? Jika bisa, kenaikan level ke Viscount sudah di depan mata."
Tentu saja, sekalipun tidak bisa menambah gen, efek dari buah itu sendiri sudah cukup membuatnya tergoda. Asal mengambil beberapa buah keluar, sudah bisa ditukar dengan banyak material varietas langka.
"Selain buah yang aku butuhkan, semua buah yang kamu petik di dalam Makam Iblis akan menjadi hakmu. Jika berhasil memetik buah yang kuperlukan, setelah keluar aku akan dengan rela memberikan baju zirah level Viscount yang terbuat dari material varietas langka, kemampuan pertahanannya pasti termasuk yang paling top di antara harta mutan level Viscount." Ucapan Pangeran Ji ini membuat Han Sen kembali tergoda.
Baju zirah level Viscount tidak usah dibahas dulu, fakta bahwa buah hasil petikan bisa disimpan sendiri membuat Han Sen sangat tertarik.
Melihat Han Sen masih merenung dan sepertinya ragu-ragu, Pangeran Ji membuka alat komunikasi dan mengaktifkan sebuah video yang menampilkan gambar baju zirah.
Baju zirah itu berwarna biru pucat di seluruh tubuhnya, terdiri dari lapisan-lapisan sisik yang bertumpuk, agak mirip dengan baju zirah bersisik ikan kuno.
Pangeran Ji tersenyum menjelaskan: "Zirah Viscount ini bernama Zirah Sisik Hijau, terbuat dari sisik ular hijau varietas langka level Viscount. Setiap ular hijau hanya memiliki satu sisik hijau. Untuk membuat zirah ini, total digunakan 265 sisik hijau..."
"Baiklah, karena Yang Mulia begitu menghargai hamba, hamba akan menemani Yang Mulia pergi." Han Sen tersenyum menyetujui. Meski wajahnya tetap tenang, dalam hati air liurnya sudah mengalir deras.
Dua ratus enam puluh lima material varietas langka level Viscount! Melihat zirah ini, pertama-tama Han Sen bukan ingin memakainya, tapi ingin melahapnya bulat-bulat.
Dengan satu zirah ini saja, mungkin bisa membuatnya naik level dari Baron ke Viscount, lalu dari Viscount ke Pangeran.
Itu bukan sekedar zirah. Di mata Han Sen, benda itu adalah semangkuk sup tonik lengkap sepuluh rasa.
