“Terima kasih Yang Mulia Ratu.” Sudut mata Han Sen mulai lembap, ini adalah semangat orang baik seperti apa, ternyata memberikan harta berharga sebegini untuk digunakan musuh bebuyutannya sendiri.
Han Sen diam-diam berpikir, jika Ishara tahu dia adalah Koin Emas, apakah akan langsung memuntahkan darah sampai mati karena marah.
Sang Ratu melihat ekspresi haru Han Sen, jelas salah paham akan sesuatu, pandangannya pun melembut sedikit. “Asalkan kamu mengikuti bimbingan latihanku dengan sepenuh hati, dalam tiga tahun aku pasti bisa membuatmu naik ke level adipati. Jika hoki tidak terlalu buruk, promosi menjadi Sang Penguasa di masa depan juga bukan tidak mungkin sama sekali.”
Tapi mengingat kondisi fisik Han Sen, Sang Ratu tidak melanjutkan penjelasannya. Alasan dia menyebut jangka waktu tiga tahun adalah mempertimbangkan kondisi tubuh Han Sen yang belum stabil. Jika tidak, sebagai Sang Ratu Pisau Tajam yang berwibawa, mendidik seorang adipati seharusnya tidak memakan waktu hingga tiga tahun.
"Intinya, minumlah dulu cairan gen dari Buah Magnet Semesta ini. Setelah itu operasikan teknik gen yang kamu pelajari untuk melakukan evolusi kedua terlebih dahulu. Kamu bisa tenang, baik kamu berhasil naik level menjadi bangsawan atau varietas langka, aku pasti bisa melatihmu. Tidak akan kubiarkan kamu berubah jadi monster pembantai buta," kata Ishara dengan keyakinan penuh.
"Baik, Yang Mulia Ratu." Han Sen memilih diam. Dibukanya botol berisi Buah Magnet Semesta itu, diendusnya sebentar, lalu langsung dihabiskannya sekali teguk.
Rasa ini sangat familier baginya, siapa lagi yang punya banyak Buah Magnet Semesta di rumah. Awalnya dia berniat memakan satu buah nanti untuk melihat apakah Armor Mantra Genetik bisa berevolusi kedua. Tak disangka Ishara malah datang sendiri, maka dia pun tak akan segan-segan.
Ishara tersenyum lebih lebar melihat ketegasan Han Sen.
Begitu cairan gen dari Buah Magnet Semesta tertelan, Han Sen langsung merasakan aliran kekuatan misterius mengalir ke seluruh pori tubuhnya, menyatu dengan gen dan sel-selnya.
Han Sen cepat-cepat mengaktifkan "Genetika Naratif". Rompi mantra muncul di tubuhnya. Di bawah kendali kitab suci itu, aliran energi aneh dari cairan gen perlahan terserap ke dalam Rompi Mantra.
Ishara duduk diam mengamati dari samping, menunggu hasil evolusi Han Sen. Sekalipun dia berubah jadi varietas langka yang kesadarannya dikaburkan oleh hasrat membunuh, sang Maharani tetap punya cara untuk memulihkannya.
Tapi setelah menunggu cukup lama, aura pada tubuh Han Sen sudah mulai merosot, namun masih belum terlihat evolusi kedua pada rompi anti peluru genetiknya.
"Bagaimana mungkin ini? Jangan-jangan aku salah ambil barang, memberinya minum bukan cairan gen dari Buah Magnet Semesta?" Ishara mengerutkan kening halus, mengambil wadah dan memeriksanya, lalu mengendus: "Tidak salah, ini memang cairan gen dari Buah Magnet Semesta, kenapa tidak terjadi evolusi kedua?"
Di bawah pandangan Ishara, aura Han Sen perlahan memudar, lalu kembali normal, tidak berhasil mengalami evolusi kedua.
Han Sen sendiri juga merasa frustasi, dia pernah mengalami pengalaman evolusi kedua, bahkan lebih dari sekali, tentu tahu kalau dirinya gagal.
"Maafkan hamba, Yang Mulia Ratu, sepertinya hamba gagal." Han Sen membuka mata, berkata dengan wajah malu.
“Tidak apa, hanya satu kali gagal saja, bukan masalah besar.” Ishara segera memerintahkan pengawal untuk membawakan satu botol lagi cairan gen dari Buah Magnet Semesta, lalu berkata pada Han Sen: “Coba lagi. Dengan dasar pertama tadi, pasti bisa sukses kali ini.”
“Baik, Yang Mulia. Aku akan berusaha sekuat tenaga.” Han Sen menerima botol kedua cairan gen Buah Magnet Semesta itu dan kembali meneguk habis isinya.
Ekspresi Ishara tetap tenang, namun dalam hati ia merasa perih. Buah Magnet Semesta bukanlah sawi putih di pinggir jalan—setiap butirnya bernilai "harga langit". Banyak orang yang berebut ingin mendapatkannya.
Jangankan ras-ras biasa, bahkan di antara Klan Atas pun ada bayi baru lahir yang sial—keturunan Sang Penguasa sekalipun belum tentu 100% jadi bangsawan. Apalagi golongan bangsawan biasa.
Karena itu setiap butir harta berharga seperti Buah Magnet Semesta bisa dilelang dengan harga fantastis. Pun kalau mau membeli, belum tentu ada stoknya. Makhluk sekelas Ishara saja hanya memiliki persediaan cairan gen Buah Magnet Semesta terbatas—setiap botol yang terpakai tak bisa diganti.
"Biasanya, satu dosis cairan gen khusus sudah pasti sukses, kasus kegagalan sangatlah jarang."
Han Sen meminum dosis kedua cairan gen Buah Magnet Semesta, kekuatan misterius kembali mengalir dalam raganya, membuat aura-nya meledak lebih dahsyat dibanding sebelumnya.
"Aura sekuat ini sudah tidak kalah dari Baron, seharusnya sukses." Ishara diam-diam menghela nafas lega dalam hati.
Namun setelah beberapa saat, rompi anti peluru genetik di tubuh Han Sen tetap tak bergerak, sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda meleleh, masih seperti benda mati.
Setelah beberapa waktu, aura Han Sen mulai memudar - ternyata gagal lagi.
"Yang Mulia, sungguh memalukan." Ekspresi malu jelas terpancar di wajah Han Sen yang juga bingung mengapa mantra perisainya gagal berturut-turut.
Sudut mata Ishara berkedut, sorot matanya menembus Han Sen: "Teknik gen apa yang kau pelajari? Perlihatkan padaku."
Dua botol cairan gen Buah Magnet Semesta ternyata belum juga bisa sukses, Ishara menyadari mungkin ada yang salah di suatu tempat.
Han Sen tidak menyembunyikan, berkata pada Ishara: "Teknik gen yang kupelajari tidak direkam, maukah Yang Mulia mendengarkan kubacakan?"
Ishara mengangguk pelan, Han Sen pun perlahan membacakan isi "Genetika Naratif". Dia juga merasa barang ini agak bermasalah, kalau tidak kenapa terus gagal.
Han Sen sendiri tak bisa menemukan letak masalah, dengan kehadiran petarung setengah dewa seperti Ishara, meminta bantuannya mencari celah tentu bagus.
Baru setengah bagian yang dibacakan, ekspresi Ishara sudah berubah masam, bertanya dengan suara dingin: "Siapa yang mengajarkan teknik gen ini padamu?"
"Tak ada yang mengajar, kutemukan secara kebetulan di sebuah pasar. Kelihatannya hebat, jadi kucoba pelajari." Jantung Han Sen berdebar kencang, dari raut Ishara sepertinya "Genetika Naratif" terkait sesuatu yang sensitif.
Ishara berkata dengan penuh kebencian: "Asal berlatih, barang berbahaya seperti ini berani kamu praktikkan? Ternyata malah membuatmu mengkristalkan rompi anti peluru genetik, entah ini Keberuntungan ekstrim atau nasib sial tingkat tinggi."
"Teknik gen ini bermasalah?" Hati Han Sen berdesir.
Suara Ishara dingin menusuk: "Bukan sekadar bermasalah. Tidakkah kau merasa syarat latihannya terlalu tinggi? Jika ada yang memiliki konstitusi fisik sempurna seperti itu, sudah pasti mereka adalah Tuhan. Untuk apa lagi berlatih? Orang yang menulis teknik gen ini pasti sedang iseng atau berniat jahat. Tapi kau, anggota tak tahu maut ini, malah secara tak sengaja berhasil membuat rompi genetik. Teknik semacam ini... jika bisa berevolusi kedua, baru namanya melihat hantu!"
"Lalu apa yang harus aku lakukan sekarang?" Han Sen diam-diam meragukan, jangan-jangan《Genetika Naratif》benar-benar bermasalah?
Dulu saat Han Sen mempelajari "Genetika Naratif", dia juga menemukan masalah ini. Syaratnya terlalu cabang, sama sekali tidak ada yang bisa mencapai persyaratan dasar latihan. Belakangan, dengan bantuan baju zirah kristal hitam, barulah dia berhasil mempelajari "Genetika Naratif", bisa dibilang baru masuk pintu gerbang.
