Pedang itu langsung teraktivasi. Tidak ada lengkingan naga seperti Pedang Tulang Naga, bahkan tidak mengeluarkan suara sama sekali. Tak ada bayangan mistis yang keluar dari bilahnya. Warna hijaunya yang bercampur ungu tetap sama, hanya warna ungunya yang semakin pekat hingga hampir menghitam.
Bzzzt!
Tiba-tiba semua pedang di sarungnya melesat keluar setengah bilah dengan sendirinya, tapi tidak sepenuhnya terlepas. Bilah-bilah itu bergetar tak henti.
Getaran itu tidak seperti respons harmonis, melainkan lebih menyerupai kewaspadaan.
Persis seperti anjing liar yang bertemu binatang buas tak tertandingi: bulu-bulu tubuhnya berdiri tegak, ketakutan namun harus tetap menghadapi.
Bzzzt!
Pedang pendamping di pinggang Black Moon King mengeluarkan bunyi "Bzzzt" dan setengah terhunus dari sarungnya, mengeluarkan dengungan permusuhan. Seperti seekor binatang buas yang bertemu dengan predator lain yang menginvasi wilayahnya.
Bukan hanya pedang Black Moon King, semua pisau tingkat raja milik para penguasa yang menggunakan pedang, semuanya memancarkan permusuhan kuat terhadap pisau di tangan Han Sen.
Hanya saja senjata-senjata kerajaan tersebut tidak takut, mereka hanya menunjukkan permusuhan yang intens terhadap pisau di tangan Han Sen.
Para bangsawan kerajaan terkejut, sorot mata mereka tertuju pada Black Moon King. Di seluruh Suku Rebeite, pemegang hak bicara tertinggi mengenai pedang adalah sang raja ini.
Black Moon King membelai pedang di pinggangnya yang langsung tenang dan meluncur kembali ke sarungnya. Kemudian berkata pada Han Sen: "Cukup, simpanlah pisau itu."
Han Sen menarik kembali tenaga yang dimasukkan ke dalam pedangnya. Tapi tetap memegangnya di tangan karena tidak memiliki sarung pisau, sehingga terpaksa memegangnya begitu saja.
Raja Bulan Hitam kembali melirik pedang melengkung di tangan Han Sen, lalu perlahan berkata: "Pedang melengkung ini termasuk senjata level raja, namun terlalu galak. Menggunakannya mungkin membawa pertanda buruk. Berhati-hatilah."
Semua orang terkejut mendengar ada senjata level raja lagi. Sungguh sulit dipercaya dalam satu kesempatan ini bisa muncul dua pedang level raja sekaligus.
Baron-baron lain yang masuk terowongan ruang angkasa memandang dengan iri. Yang paling beruntung di antara mereka hanya menemukan pedang level Marquis, bahkan tak satu pun pedang level Adipati. Han Sen dan Hei Gang masing-masing membawa pedang level raja - dibandingkan dengan ini, mereka frustrasi sampai ingin muntah darah.
"Bolehkah hamba bertanya, Yang Mulia, apa maksud pertanda buruk itu?" Han Sen buru-buru bertanya. Dia masih cukup mempercayai hal-hal aneh semacam ini.
Dulunya Han Sen juga tidak percaya, tapi sejak dia menemukan paman kecil Wang Yuhang dan domba yang aneh itu, untuk hal seperti ini Han Sen lebih memilih percaya.
Black Moon King merenung sejenak lalu berkata: "Pisau pada dasarnya adalah senjata maut, memiliki amarah ganas itu wajar. Kalau pisau biasa, digunakan untuk kebaikan maka baik, digunakan untuk kejahatan maka jahat, tergantung bagaimana tuan menggunakannya. Tapi pisau yang satu ini, aura jahatnya terlalu kuat. Jika pengguna tidak mampu menahan aura jahatnya, mungkin justru akan terpengaruh, terinfeksi energi jahat, melakukan perilaku yang tidak sesuai dengan sifat aslinya, sehingga mudah menimbulkan masalah."
"Omong-omong, apa nama pisau ini?" Tanya Black Moon King lagi.
"Namanya Gigi Hantu." Saat Han Sen menstimulasi pisau ini, ada konsentrasi energi yang mengalir memberitahunya nama senjata ini.
Raja Bulan Hitam mengangguk, "Kalau kamu bisa menstimulasi tenaganya dan mengetahui namanya, berarti kamu sudah diakui. Mungkin efeknya akan lebih ringan."
Ishara dan para penguasa seperti Raja Bulan Sabit juga sedang mengawasi Pisau Gigi Hantu di tangan Han Sen dari wilayah kekuasaan masing-masing.
Raja Bulan Sabit mengerutkan kening halus sambil bergumam, "Pisau yang begitu angker. Aku juga tidak tahu apakah ini akan menjadi berkah atau musibah bagi klan Raboot kami."
Ishara juga mengernyitkan alisnya. Sebagai praktisi resmi Gigi Pedang, dia merasakan dengan sangat jelas bahwa sifat Pisau Gigi Hantu itu sangat cocok dengan Gigi Pedang. Menggunakan teknik Gigi Pedang dengan Pisau Gigi Hantu pasti memiliki daya hancur yang lebih besar dibanding menggunakan senjata lain. Seharusnya ini menjadi hal bagus bahwa Han Sen bisa membawa pisau seperti ini.
Tapi aura jahat bilah pedang itu sendiri terlalu kuat, ditambah level Han Sen yang terlalu rendah, mungkin sulit meredam aura jahat pedang terkutuk itu.
Ada satu hal lagi yang membuat Ishara agak khawatir. Meski sudah mengajarkan Pedang Gigi pada Han Sen, teknik ini merupakan warisan rahasia Suku Rebeite yang diciptakan leluhur mereka. Jurus ini paling cocok dengan raga suku Rebeite. Meski begitu, sangat sedikit anggota suku yang benar-benar berhasil menguasainya dan mencapai Kekuatan Gigi Mutlak.
Han Sen sebagai ras lain mungkin mudah mempelajari gerakannya, tapi untuk mengkristalkan Kekuatan Gigi Mutlak, hampir tidak ada kemungkinan berhasil.
Tanpa Kekuatan Gigi Mutlak untuk meredam Pisau Gigi Hantu itu, aura jahat senjata itu hanya akan semakin ganas. Sulit dipastikan dampak apa yang akan ditimbulkan pada Han Sen.
Mendengar ucapan Moonwheel King, Han Sen melihat Pisau Gigi Hantu di tangannya. Tak ada aura jahat yang dirasakannya sama sekali.
"Kenapa masih ada pedang lain di punggungmu?" Blackmoon King melihat bilah pedang mentah di punggung Han Sen. Yang terlihat hanya bagian yang terlihat di atas bahu, disangka sebagai pedang lengkap.
Mendengar perkataan Raja Bulan Hitam itu, semua orang tertegun sejenak.
Semua tahu, di Planet Makam Pedang hanya boleh membawa satu pedang. Jika membawa dua pedang atau lebih, mustahil bisa lolos dari terowongan ruang. Bagaimana mungkin Han Sen bisa membawa keluar dua pedang?
Seketika, sorot mata semua orang tertuju pada Han Sen, terutama pada bilah pedang mentah yang menyembul di punggungnya.
"Ini bukan pedang, hanya bilah pedang mentah." Han Sen mengulurkan tangan mencabut bilah itu, memegangnya di tangan sambil berkata.
Semua tertegun lagi. Benar, itu memang bilah pedang mentah yang mirip batang besi, sama sekali tak pantas disebut pedang. Tapi tak pernah terdengar ada bilah pedang mentah di dalam Planet Makam Pedang.
Selama ini, setiap tahun yang dibawa keluar dari Planet Makam Pedang selalu pedang jadi. Tak ada yang pernah melihat bilah mentah di dalamnya.
"Apa bilah pedang mentah tidak dianggap sebagai pedang? Makanya bisa dibawa bersama pedang lain?"
“Bilah pedang mentah buat apa? Pedang dari Planet Makam Pedang ditempa oleh langit-bumi, memiliki spiritualnya sendiri. Seharusnya tidak mungkin ditempa ulang dalam tungku lebur kan?”
“Keluarga Hitam pernah mencoba melebur kembali pedang rusak, sayangnya hasil leburannya percuma. Spiritual pedang dari Planet Makam Pedang akan hilang total setelah dilebur, jadinya cuma pedang biasa.”
“Kalau cuma bilah mentah, mungkin masih ada kesempatan untuk ditempa jadi pedang?”
Seorang adipati yang cukup akrab dengan Raja Bulan Hitam bertanya: “Yang Mulia, bisakah bilah ini ditempa menjadi pedang?”
Raja Bulan Hitam mengawasi ketat bilah pedang itu, namun tidak menjawab pertanyaan sang adipati. Dengan raut wajah serius ia berkata pada Han Sen: “Beri padaku bilah pedang itu untuk kulihat.”
Tanpa ragu, Han Sen menyerahkan bilah pedang itu ke hadapan Raja Bulan Hitam.
Dengan khidmat, Raja Bulan Hitam menerima bilah itu menggunakan kedua tangannya. Ia mengamatinya seinci demi seinci dengan cermat, suasana pun tiba-tiba menjadi sangat mencekam.
Para bangsawan kerajaan lainnya sepertinya juga menyadari ada yang aneh dengan persoalan ini, mereka semua menahan napas sambil memandangi Raja Bulan Hitam dan bagian dasar pisau itu, di dalam hati muncul kebingungan, tak tahu sebenarnya apa yang dilihat oleh Raja Bulan Hitam.
