Sebenarnya menonton siaran langsung pun sudah tidak berguna, karena cahaya bulan di dalam Moon Palace seperti tirai air, sama sekali tidak memungkinkan untuk melihat bagaimana sebenarnya kondisi di dalam.
Han Sen berdiri di dalam istana, merasakan cahaya bulan meresap masuk ke dalam kulitnya, membuat sel-sel daging dan tulangnya seakan bangkit kembali seperti disucikan oleh air suci.
"Aneh, kekuatan cahaya bulan ini..." Saat Han Sen masih bingung, 《Ilmu Tulang Giok dan Otot Es》 dalam tubuhnya mulai beroperasi secara otomatis.
Cahaya bulan yang awalnya hanya menyinari tubuhnya secara biasa, tiba-tiba seperti tertarik magnet, mengalir deras bagaikan Sungai Surgawi yang terbalik menuju raga Han Sen.
"Memang benar, mereka memiliki sifat yang sama! Pantas saja tenaga ini terasa mirip dengan Tulang Giok dan Kulit Es." Hati Han Sen berbunga-bunga saat menyaksikan gen varietas langka Tulang Giok dan Kulit Es semakin menguat deras dihujani cahaya bulan.
Sejak transformasi varietas langka Tulang Giok dan Kulit Es selesai, perkembangannya seperti mentok di hambatan. Namun penyerapan cahaya bulan ini mempercepat pertumbuhannya, membuat Han Sen tak bisa menyembunyikan kegembiraannya.
Seiring Han Sen menyerap cahaya bulan dengan cepat, cahaya bulan di dalam aula tidak berkurang, malah semakin banyak. Di tengah lautan cahaya itu, Han Sen melihat karakter-karakter berdenyut yang lebih terang dari cahaya bulan sendiri.
Han Sen memperhatikan lebih seksama, ternyata itu adalah sebuah gongfa teknik gen.
Hanya saja teknik gen ini memiliki konten tapi tanpa nama. Han Sen terus membaca dalam cahaya bulan, menemukan bahwa gongfa ini memiliki banyak kesamaan dengan 《Ilmu Tulang Giok dan Otot Es》. Meski bukan benar-benar teknik yang sama, namun para pencipta kedua gongfa ini—baik dalam arah pemikiran maupun kreativitas—memiliki banyak kesamaan yang tidak disengaja.
Yang membedakan, teknik gen dalam cahaya bulan ini lebih cocok untuk alam semesta genetik, sementara 《Ilmu Tulang Giok dan Otot Es》 lebih sesuai untuk perlindungan.
Sulit dikatakan siapa yang lebih unggul antara pencipta kedua teknik ini. Perbedaan ini muncul semata karena perbedaan lingkungan tempat mereka berkarya.
“Kali ini benar-benar memenangi lotre, sedang bingung bagaimana mengadaptasi kelanjutan 《Ilmu Tulang Giok dan Otot Es》, dengan adanya ilmu ini sebagai referensi, jadi lebih mudah. Meski tak bisa menerima semua, tapi meminjam esensinya untuk 《Ilmu Tulang Giok dan Otot Es》ku, menyusun kembali kelanjutan ilmu ini akan jauh lebih sederhana.” Han Sen berseri-seri dalam hati, buru-buru menghafal seluruh ilmu dalam cahaya bulan itu.
Seiring cahaya bulan yang semakin banyak, hampir mengkristal menjadi wujud nyata kasat mata, mengalir seperti air murni menuju raga Han Sen.
Raga Han Sen telah lama berubah menjadi materi es giok, bagai patung es giok yang berdiri tegak dalam lautan cahaya bulan, membiarkan aliran cahaya bulan seperti air masuk ke dalam tubuhnya.
Tulang daging yang semula sudah transparan, di bawah pembaptisan cahaya bulan, menjadi semakin murni tanpa cela, seolah benar-benar berubah menjadi patung dewa.
Dengan semakin banyak cahaya bulan yang membanjiri tubuh, gen varietas langka ternyata mulai menunjukkan tanda-tanda akan bermetamorfosis lagi.
"Apakah ini akan bermetamorfosis menjadi level Viscount?" Hati Han Sen dipenuhi kegembiraan luar biasa. Meski hanya gen varietas langka yang terkumpul melalui Teknik Kulit Es dan Tulang Giok yang berubah, bagi dirinya ini sudah merupakan kesempatan emas.
Beberapa waktu belakangan ini, ia terus tertekan memikirkan cara naik level jadi Viscount. Tak disangka justru《Ilmu Tulang Giok dan Otot Es》yang terakhir dipelajarinya malah pertama kali menunjukkan peluang.
Han Sen segera fokus mengoperasikan Teknik Kulit Es dan Tulang Giok, menyembunyikan cahaya bulan yang masuk ke tubuhnya dan mengarahkannya semua ke tulang serta daging.
Meski bagian tubuh lain juga mendapat nutrisi dan penguatan dari cahaya bulan, yang benar-benar paling terbantu justru tulang dan daging yang telah mengalami transformasi varietas langka.
Tulang giok dan kulit es itu mulai memancarkan cahaya redup yang aneh - ini pasti pertanda akan naik level ke Viscount.
Setelah naik level jadi Viscount, energi gen varietas langka bisa dilepaskan ke luar, membentuk kekuatan substansial seperti "amarah", "rokok", "api", "cahaya" dan pertolongan dari luar lainnya yang terwujud secara material.
Kekuatan terwujud secara substansial dari Teknik Kulit Es dan Tulang Giok, kemungkinan besar termasuk kategori cahaya.
Di luar Istana Bulan saat ini, bulan perak mulai menjulang perlahan-lahan. Setiap kali satu putaran bulan terbit, cahaya bulan di dalam Istana Bulan bertambah satu poin.
"Entah berapa putaran bulan yang bisa dia munculkan." Ishara menatap Istana Bulan sambil berkata dengan senyuman.
Ia juga tidak berharap Han Sen bisa menampilkan terlalu banyak bulan perak. Pertama, kali ini Han Sen hanya diutus untuk berlatih. Sebagai Baron yang baru mempelajari Gigi Pedang darinya, performa yang terlalu baik memang tidak diharapkan.
Adapun restu Dewi Bulan, ras lain biasanya sudah dianggap bagus jika bisa memunculkan 12 putaran bulan, sementara anggota Suku Rebeite pernah mencatat rekor terbaik hingga 36 putaran bulan.
Han Sen bukan anggota Suku Rebeite, kalau bisa membuat bulan perak menjulang sekitar 10 putaran, Ishara sudah merasa puas.
"Peringkat bisa diraih dengan pertolongan dari luar, tapi mengangkat bulan perak mustahil. Biasanya 12 putaran adalah batas maksimal bangsa asing. Dalam ratusan tahun terakhir, hanya 4-5 bangsa asing yang berhasil melampaui batas ini. Rekor terbaik adalah 24 putaran bulan perak yang berhasil diangkat." Duke Es berkata.
Saat ini para bangsawan kerajaan dan rakyat biasa sedang mengawasi bulan perak yang bermunculan di Bintang Gelap. Setiap kali satu putaran bulan terbit di Istana Dewi Bulan, mereka menghitung dalam hati.
Satu... dua... tiga... empat... lima...
Bulan-bulan perak sambung-menyambung muncul. Dengan cepat sudah 10 putaran bulan menghiasi langit Istana Dewi Bulan, membuat para penonton berdecak kagum.
"Sudah 10 putaran. Han Sen ini pantas disebut anak beruntung." Raja Sungai Malam berkata dengan datar sambil melanjutkan permainan catur dengan Raja Bulan Hitam.
Raja Bulan Hitam tersenyum tipis: "Menurutku keberuntungannya seharusnya tidak berhenti di sini."
"Oh, menurutmu dia bisa menjulangkan dua belas bulan perak?" kata Raja Sungai Malam setelah menjatuhkan buah catur.
"Lebih dari itu," Raja Bulan Hitam masih tersenyum.
Mendengar ini, Raja Sungai Malam tampak terkejut. Ia menatap Raja Bulan Hitam: "Apa maksudmu dia bisa melampaui dua belas bulan perak?"
"Seharusnya begitu." Wajah Raja Bulan Hitam tetap tenang.
"Dalam ratusan tahun, hanya lima bangsa asing yang berhasil melampaui dua belas bulan perak. Padahal peserta ritual Dewi Bulan mencapai puluhan ribu. Menurutmu dia akan jadi satu dari sepuluh ribu itu?" Raja Sungai Malam kembali bertanya.
"Sang Ratu Pisau Tajam memilihnya sebagai murid pasti karena kelebihannya. Tidak aneh jika dia bisa memecahkan batas dua belas bulan perak." Jawab Raja Bulan Hitam.
“Kalau kamu begitu yakin, bagaimana kalau kita bertaruh? Jika Han Sen bisa melewati batasan 12 bulan perak, aku akan memberimu logam Long yang selama ini kamu idamkan. Tapi jika dia gagal, berikanlah pisau pemotong besi itu kepada putraku. Lagi pula Hei Gang sudah memiliki Tulang Naga, pasti pisau pemotong besi itu sudah tidak terpakai lagi.” Raja Sungai Malam tertawa.
“Setuju.” Raja Bulan Hitam hanya mengangguk sambil meletakkan bidak hitam di papan catur.
Bulan perak ke-11 menjulang, disusul bulan perak ke-12. Bagi non-Suku Rebeite, ini hampir mencapai batas kemampuannya.
