Han Sen tak lagi berniat kabur. Peringkat pertama sudah di tangan, tak ada lagi beban di hati. Saatnya sedikit memperlihatkan jurus pedang yang diajarkan Ishara.
Ishara selama ini hanya mengajarinya satu set Gigi Pedang. Dan jurus pedang inilah yang paling dikuasai Han Sen.
Sekarang waktunya tunjukkan performa agar Ishara tak kecewa. Asalkan Ishara terkesan, ke depannya mungkin bisa dapat lebih banyak sumber daya—ini lebih penting dari segalanya.
Dengan memegang Pisau Gigi Hantu, Han Sen langsung mendekati Night Giant God. Hanya saja pisau kutukan itu belum dicabut dari sarungnya.
“Datanglah!” Night Giant God berteriak kencang, golok besar di tangannya semakin dahsyat.
Teknik gen yang dipelajarinya bernama 《Dou Xuan He》, sebuah teknik gen bertipe air. Umumnya teknik gen air mengandalkan ketahanan, entah gaya yang tak putus-putus atau strategi mengalahkan kekerasan dengan kelembutan.
Tapi 《Dou Xuan He》sama sekali berbeda. Ini adalah teknik gen air paling garang, bagaikan Sungai Surgawi tergantung terbalik yang menghujam ke bawah. Serangan terkuat Dou Xuan He justru ada di pukulan pertamanya.
Dipadu dengan jurus pedang Rahasia Suku Rebeite "Zhan Gang", satu tebasan ini begitu cepat dan mematikan. Di antara sesama level, mungkin tak ada yang berani menghadang frontal.
Han Sen sama sekali tak berniat mundur. Pisau Gigi Hantunya dihunjamkan persis menggunakan jurus "Membalas Dendam" dari Gigi Pedang.
Berbeda dengan serangan murni taring vampir, jurus ini justru beradaptasi dengan gerakan lawan: Jika kau garang, aku lebih garang. Jika kau kejam, aku lebih kejam. Jika kau licik, aku lebih licik.
Serangan pedang Night God Slayer ini garang tiada tanding, Han Sen juga membabat tanpa rasa takut.
Jalan Sempit Bertemu, Pemberani Menang. Tidak ada ruang untuk kompromi.
"Frontal? Night God Slayer punya tenaga bawaan melebihi lima ratus biaya di level Baron. Jarang yang bisa menandingi sesama level. Meski pedangnya tak setara pedang tingkat raja, pengaruhnya kecil mengingat Han Sen juga sulit menunjukkan daya hancur sebenarnya Pisaunya." gumam mereka yang familiar dengan Night God Slayer.
Dang!
Pisau Lengkung Gigi Hantu bertabrakan dengan golok besar Night God Slayer. Pisau hantu ramping dan golok besar itu hampir tak sebanding.
Tapi bilah ungu-hijau mengerikan di Pisau Gigi Hantu itu menghujam keras ke bilah golok. Golok besar langsung hancur berkeping-keping, fragmennya beterbangan bagai kepingan meteor.
Pisau Gigi Hantu terus melaju, dalam sekejap sudah berada di hadapan Night Giant God. Bilahnya sudah kurang dari satu inci dari otaknya, bahkan ujungnya sudah menyentuh bulu keringatnya. Tapi tiba-tiba berhenti di situ, tidak melanjutkan tebasan.
Night Giant God membelalakkan mata, seluruh badannya basah keringat dingin. Tubuhnya membeku di tempat, tak berani bergerak sedikitpun.
Han Sen tersenyum tipis, menarik pedangnya dan berputar menghindari Night Giant God, lalu melanjutkan perjalanannya ke depan.
"Mengandalkan ketajaman pedang tingkat Raja bukanlah kemampuan sejati! Aku yang akan melawanmu!" Seorang baron lain muncul tiba-tiba, teknik geraknya bagaikan hantu, pisau belatinya menyambar ke leher Han Sen.
Tapi baru sekali kontak, pisau belatinya langsung terpotong rata.
Beberapa baron serentak menyerbu. Han Sen terus bergerak maju, setiap tebasan Pisau Gigi Hantu-nya memutuskan senjata lawan. Tak ada yang bisa bertahan melewati satu tebasan darinya.
"Jurus pedang Gigi Pedang yang luar biasa." Pria tampan itu memuji dengan kagum.
Si Minotaur hanya menjawab dengan suara bergemuruh: "Anggota yang luar biasa."
Han Sen terus menerobos tak terbendung, setiap Baron yang menyerangnya langsung kehilangan senjata oleh tebasan pedangnya.
Ini bukan pertarungan hidup-mati, pedang yang patah tak melukai. Jika tidak, mungkin seluruh Celah Bulan sudah menjadi musuhnya.
Para Baron sama sekali tak mampu menghalangi langkah Han Sen. Akhirnya, petarung level Viscount tak tahan lagi ikut bertarung.
Pedang di tangan Viscount itu bergerak seperti bayangan, kilatan pedangnya berubah menjadi ribuan bayangan membentuk jaring pedang yang menghujam ke kepala Han Sen - Moonlight Slash, teknik rahasia Suku Rebeite.
Postur Han Sen tetap melaju, langsung menerobos jaring pedang sambil menggunakan jurus Gigi Taring Bersilang untuk menghantam sang Viscount.
Viscount itu langsung terkejut, posisi di mana Han Sen menerobos ternyata semuanya adalah ilusi yang dihasilkan Moonlight Slash, bukan letak cahaya pedang yang sebenarnya.
Sekarang menyimpan pedang sudah terlambat, sang Viscount terpaksa menyapu pedangnya, membawa kilatan cahaya yang menghantam Pisau Gigi Hantu Han Sen.
Kres!
Pedang di tangan Viscount ternyata hancur berkeping-keping membentuk celah akibat Pisau Gigi Hantu Han Sen.
Ini bukan semata-mata karena ketajaman dan kekerasan Pisau Gigi Hantu, jurus Gigi Pedang yang Bergantian memang fokus pada penghancuran. Di era dulu, leluhur Raboot menggunakan jurus ini untuk menghancurkan begitu banyak mahakarya pedang dan senjata level Raja yang termasyhur.
Satu tebasan memaksa Viscount mundur. Melihat sang Viscount tak mampu menahan Han Sen, Viscount-Viscount lain pun menyerbu menghadang, menutup jalan Han Sen karena khawatir ia akan kembali menggunakan kecepatannya untuk menghilang seperti sebelumnya.
Hanya kali ini, Han Sen tidak berniat untuk kabur. Hadiah peringkat pertama sudah dibawa, sekarang adalah saatnya menunjukkan performa. Semakin baik dia tampil, semakin besar kemungkinan investasi Ishara padanya di masa depan. Kalau tidak tampil maksimal sekarang, mau menunggu sampai kapan lagi?
Lagipula dengan Ishara sebagai sandaran, dia tidak takut siapa pun di Celah Bulan yang bisa berbuat sesuatu padanya.
Han Sen sendirian dengan sebilah pisau, bertarung melawan banyak bangsawan. Para Baron sebelumnya sudah tidak relevan, yang bertindak sekarang sebagian besar adalah Viscount.
Han Sen tidak menggunakan Tulang Giok dan Kulit Es tingkat Viscount, masih meredam kekuatannya di level Baron. Dia juga tidak memanfaatkan kecepatan sepatu Kelinci Bergigi Patah, hanya mengandalkan teknik pisau Gigi Pedang. Para Viscount ternyata tak sanggup menghentikannya, hampir saja dia berhasil menerobos keluar.
"Rupanya Sang Ratu Pisau Tajam sudah lama menjadikannya murid. Entah berapa tahun dilatih diam-diam. Teknik Gigi Pedang ini mustahil dikuasai tanpa latihan puluhan tahun yang menyiksa," dengus Raja Sungai Malam sinis.
Sementara Ishara sendiri juga terkejut melihatnya, baru berapa lama dia mengajar, tentu dia sangat paham. Han Sen baru datang beberapa bulan, waktu yang benar-benar dia ajari Han Sen sangat sedikit. Gerakan terakhir itu, baru selesai diajarkan sekitar 7-8 hari yang lalu.
Han Sen ternyata bisa menerapkan Gigi Pedang sampai level seperti ini, membuat Ishara benar-benar terkejut.
"Apakah dia benar-benar jenius langka dalam latihan pedang?" Perasaan Ishara semakin rumit.
Performa Han Sen yang terus-menerus di luar dugaan, memiliki murid seperti ini, bagi seorang Guru merupakan suatu Keberuntungan.
Awalnya dia hanya ingin memenangkan taruhan dengan peramal, mencari tahu lokasi koin emas. Tapi sekarang Ishara semakin merasa, memiliki murid seperti ini sepertinya tidak buruk.
"Haruskah harapan padanya ditingkatkan lagi?" Berbagai pikiran bergolak di hati Ishara. Tapi mengingat buku 《Genetika Naratif》 itu, Ishara kembali pusing.
"Latihan Gigi Pedangmu bagus, sayangnya bukan dari Suku Rebeite. Akhirnya sulit mengkristalkan Pedang Gigi Murni. Sekalipun jurus pedangmu sempurna, tetap bisa disebut setengah tak berguna." Raja Bulan Sabit berkata dengan penyesalan.
Melihat para Viscount tak sanggup menghalangi jalan Han Sen, satu per satu senjata mereka rusak sehingga enggan bertindak lagi. Han Sen hampir berhasil menerobos keluar.
Pria tampan itu tiba-tiba bergerak, dalam sekejap sudah berada di hadapan Han Sen. Sebilah pisau perunggu di tangannya bergemerincing dengan suara mirip lengkingan naga, menyambar tubuh Han Sen.
