Upacara Dewi Bulan berikutnya sudah mulai terasa hambar. Para remaja dari berbagai ras memasuki istana Dewi Bulan satu per satu untuk menerima restu, namun paling banyak hanya bisa memunculkan tiga puluh enam bulan perak.
Angka yang dulu membanggakan ini sekarang terasa hampir tidak berguna. Tanpa kehadiran cahaya bayangan Dewi Bulan yang memberikan restu, bisakah ini disebut sebagai restu Dewi Bulan yang sesungguhnya?
Sebenarnya bukan karena bakat atau hoki mereka yang kurang. Ini sama sekali tidak berkaitan dengan bakat maupun keberuntungan. Tanpa warisan generasi Dewi Bulan, sehebat apapun bakat dan hoki seseorang, mustahil mendapatkan restu sejati dari Dewi Bulan.
《Ilmu Tulang Giok dan Otot Es》 yang dipelajari Han Sen berasal dari 《Guanghan Jing》, yang seiras dengan warisan Dewi Bulan. Dengan mudahnya ia menerima warisan tersebut, sama sekali tidak melibatkan bakat atau keberuntungan.
Setelah upacara berakhir, Han Sen mendapatkan baju zirah harta mutan level Marquis itu. Hatinya dipenuhi Sukacita.
Meski upacara besar telah berakhir, berbagai performa Han Sen dalam Ritual Dewi Bulan di Celah Bulan masih sangat populer, memicu diskusi panas yang terus-menerus.
Di lobi utama Pertemuan Bulan Purnama Suku Rebeite, para Elder dari berbagai kursi dan beberapa Raja yang berada di Celah Bulan menghadiri pertemuan penting ini.
Ishara mengerutkan dahi dengan ekspresi tidak senang: "Kenapa tidak bisa memberi Han Sen satu slot murid di Bulan Bawah? Apakah bakatnya kurang, atau murid Sang Ratu Pisau Tajam tidak layak?"
Para Elder diam seribu bahasa, tak berani menatap balik sorot mata Ishara yang mengamati mereka.
Raja Sungai Malam berkata: "Bukan kami enggan memberinya slot murid di Bulan Bawah, tapi aturan turun-temurun Suku Rebeite mensyaratkan Bulan Bawah hanya menerima anggota suku kami."
"Aku tidak ingat kapan ada aturan seperti itu. Bukankah di era dulu pernah ada preseden menerima murid dari ras lain di Bulan Bawah?" ucap Ishara dengan ekspresi datar.
Begitu ucapan ini keluar, raut wajah para Elder dan Raja yang hadir langsung berubah.
Raja Bulan Sabit merenung dan berkata, "Ratu, Anda juga tahu bagaimana akhirnya murid asing di Paviliun Bulan itu. Bukan golongan kita, pasti punya niat lain. Meski bakat Han Sen begitu luar biasa, peruntungannya seberapa pun tebal, tapi tetap dia bukan kerabat Suku Rebeite kita."
"Benar! Contoh serigala yang disusui susu malah menerkam si pemberi susu, bukankah ini sudah sering terjadi sejak zaman kuno hingga sekarang?" Raja Sungai Malam juga menyambung.
"Ratu, Anda seharusnya mengerti posisi kami. Asalkan Anda menerima satu murid dari Suku Rebeite, bukan hanya satu slot murid Paviliun Bulan, bahkan dua atau tiga pun bisa kami berikan."
"Tepat sekali! Ratu, terimalah murid tambahan. Saat itu pasti kami berikan slotnya," serentak para Elder dan raja-raja lain.
……
Seluruh Elder dan raja-raja terus membujuk, tetap enggan memberikan slot murid Paviliun Bulan untuk Han Sen.
Ishara mengerutkan kening halus. Meski dijuluki Sang Ratu Pisau Tajam, sayangnya dia bukan kaisar yang bisa memutuskan segalanya. Tanpa persetujuan mayoritas kursi di Dewan Elder, mustahil baginya merebut slot murid Paviliun Bulan untuk Han Sen.
Akademi Bulan Bawah adalah lembaga pelatihan khusus Suku Rebeite. Yang bisa masuk ke Akademi Bulan Bawah, semuanya adalah elit yang berpotensi menjadi Raja di masa depan, bahkan mungkin mencapai status mitos.
Tentu saja, Akademi Bulan Bawah belum pernah melatih dewa mitos. Tapi banyak melahirkan Raja-Raja. Bahkan Sang Ratu Pisau Tajam sendiri dulunya berasal dari akademi ini. Di antara para Raja yang hadir, satu-satunya yang bukan lulusan Akademi Bulan Bawah hanyalah Raja Bulan Sabit.
Jika bisa masuk Akademi Bulan Bawah, Han Sen akan menikmati dukungan sumber daya Suku Rebeite. Meski sulit mendorongnya ke Level Adipati, dengan tambahan dukungan Ishara, meski belum tentu jadi Raja, mencapai Level Adipati seharusnya bukan masalah.
Sayangnya Han Sen bukan Suku Rebeite. Meski Ishara telah berjuang maksimal, tetap tidak lolos persetujuan.
Han Sen kembali ke Bintang Tajam Pisau. Setelah menunggu setengah hari, barulah dipanggil menghadap Ishara.
Ishara baru saja kembali dari lobi utama Pertemuan Bulan Purnama, langsung memanggil Han Sen tanpa menunda.
“Yang Mulia Ratu, apakah kepuasan Anda dengan performa murid ini?” Han Sen memberikan hormat sambil berkata.
Ishara mengawasi Han Sen sambil menghela nafas pelan, kemudian baru bertanya: "Han Sen, performamu membuatku dalam posisi sulit."
“Apa maksud Yang Mulia? Apakah performaku tidak memuaskan?” Han Sen bertanya dengan kebingungan.
“Bukan tidak baik, malah terlalu baik. Katakan padaku, bagaimana cara kamu menguasai Kekuatan Gigi Mutlak?” Ishara menatap Han Sen sambil bertanya.
“Berlatih terus-menerus hingga akhirnya berhasil. Kekuatan Gigi Mutlak memiliki aura yang mirip dengan Pisau Gigi Hantu. Aku berlatih setiap hari dengan Pisau Gigi Hantu, karena sudah lama berlatih, entah bagaimana akhirnya berhasil.” Han Sen menjawab dengan sangat santai.
Untuk hal seperti ini, orang lain tidak mungkin bisa menyelidiki kebenarannya, sehingga jawabannya penuh keyakinan diri.
Ishara juga tidak menggali lebih dalam. Dia tahu hal seperti ini memang sulit dijelaskan secara jelas.
“Bagaimana perasaanmu belakangan ini dalam mempelajari Genetika?” Ishara bertanya lagi.
“Perkembangannya lambat,” jawab Han Sen.
"Ini benar. Setelah 《Genetika Naratif》naik level, latihannya jadi sangat lambat. Ingin naik ke level Viscount, entah sampai kapan harus berlatih."
Ishara mengeluarkan sebuah botol dan menyodorkannya kepada Han Sen: "Botol ini berisi cairan gen yang dibuat dengan material genetik varietas langka level Viscount sebagai bahan utama, diekstraksi dan diolah khusus. Sangat bermanfaat untuk promosi ke Viscount. Konsumsi 10 gram setiap 10 hari, langsung operasikan 《Genetika Naratif》setelah minum untuk menyerap efeknya. Habiskan baru boleh minta lagi."
"Terima kasih atas perhatian Yang Mulia Ratu." Hati Han Sen berbunga-bunga. Dalam hati berpikir: "Ternyata performa baik tidak sia-sia, baru sebentar sudah ada keuntungan lagi yang bisa diambil."
"Pergilah. Bintang Gerhana akan dikembangkan, latihan juga jangan sampai tertinggal." Ishara melambaikan tangan menyuruh Han Sen mundur.
Sebotol cairan gen seperti itu, jika diberikan pada Baron biasa, pasti bisa membuat satu Baron naik ke Viscount. Bahkan untuk mempromosikan dua Viscount sekalipun hampir cukup.
Tapi saat digunakan pada Han Sen, Ishara sangat paham dalam hati bahwa ini hanya bisa membuat Han Sen sedikit lebih dekat dengan kenaikan pangkat jadi Viscount. Untuk benar-benar naik level, masih jauh dari cukup.
"Pelan-pelan saja, lihat bagaimana performa selanjutnya." Ishara merenung diam-diam dalam hati.
Setelah kembali ke Bintang Gerhana, Han Sen tidak buru-buru meminum cairan gen pemberian Ishara. Sebaliknya, ia menganalisis lebih dalam teknik gen yang diperoleh dari Istana Dewi Bulan.
《Ilmu Tulang Giok dan Otot Es》 cocok dengan sistem perlindungan, sedangkan teknik gen ini sesuai dengan metode latihan alam semesta genetik. Keduanya tidak memiliki hubungan hierarki jelas. Namun dengan dasar 《Ilmu Tulang Giok dan Otot Es》, mempelajari teknik gen ini justru menjadi hal yang sangat mudah.
Han Sen tidak berniat menirunya mentah-mentah. Ia tetap menggunakan 《Ilmu Tulang Giok dan Otot Es》 sebagai batang utama, mengasimilasi beberapa esensi dari teknik gen ini untuk melanjutkan pelatihan 《Ilmu Tulang Giok dan Otot Es》.
Kini tulang aneh sudah bisa melepaskan pertolongan dari luar, langkah selanjutnya adalah mengkristalkan roh. Begitu berhasil mengkristalkan roh, tulang aneh akan berevolusi kembali dan naik level menjadi Pangeran.
Seperti Pangeran Gao Ji, roh yang dikristalkannya berwujud naga hijau.
Menurut metode latihan teknik gen tersebut, untuk mengkristalkan roh ada teknik unik: menyerap harta mutan yang berubah menjadi cahaya bisa mempercepat kristalisasi roh.
