Di pegunungan terpencil Planet Gerhana, Han Sen, Xie Qing Di, Gu Qingcheng, dan Si Perak Kecil berjalan dengan hati-hati. Setelah Xie Qing Di dan Gu Qingcheng, Si Perak Kecil juga telah menjadi Viscount.
Han Sen sekarang merasa frustasi: Mengapa dia, Little Angel, dan Zero tidak terinfeksi tanda itu? Kalau tidak, mereka juga bisa cepat naik ke Viscount tanpa perlu berlatih sekeras ini.
"Kondisi lingkungan saat ini bisa dibilang stabil sementara. Lebih baik kita mengajak lebih banyak orang ke sini agar mereka bisa tumbuh lebih cepat. Jika benar-benar ingin menguasai alam semesta genetik di masa depan, hanya mengandalkan beberapa orang jelas tidak mungkin." Han Sen bergolak berbagai pemikiran dalam hati.
Ada banyak orang di Alliance yang bisa dipanggil. Namun untuk beberapa individu seperti Wang Yuhang, Han Sen masih merasa was-was. Dia benar-benar khawatir jika 'itu' datang, semua anggota akan bernasib sial bersama-sama. Itu pasti berakhir buruk.
Berkat pasokan gen varietas langka dari Han Sen, evolusi makhluk hidup di dalam perlindungan berlangsung sangat cepat. Namun ini terbatas pada mereka yang memiliki hubungan emosional dekat dengannya. Jumlah gen varietas langka memang terbatas, Han Sen belum bisa sembarangan membagikannya.
Dengan bantuan gen varietas langka, banyak makhluk dari Perlindungan Keempat dan manusia telah berhasil naik level ke alam semesta Alliance.
Contohnya Koki Wanita Komunitas Naga, Sang Dewi Kematian, Si Merah, bintang-bintang kecil, dan lainnya, saat ini telah sukses mencapai kenaikan ke alam semesta Alliance.
Di antara manusia, ada sebagian kecil seperti Ratu, Lin Feng, Wang Yuhang, Tang Zhenliu, Yi Dongmu dll yang juga sukses naik level, semuanya menunggu kesempatan untuk memasuki alam semesta genetik.
Ji Yanran dan Luo Lan telah memakan banyak gen varietas langka, keduanya juga sudah naik ke Alliance. Tapi Han Sen tidak berani mengajak mereka datang, khawatir keinginan mereka mencari bunga kecil terlalu kuat sehingga bisa menimbulkan masalah.
Keunggulan terbesar makhluk hidup perlindungan adalah bisa cepat naik level dengan memakan gen varietas langka. Kekurangannya juga jelas - gen dalam tubuh mereka tidak stabil. Sampai level mana mereka bisa berkembang di masa depan, tidak ada yang tahu pasti.
Seekor varietas langka mirip macan tutul menerjang keluar dari bebatuan gunung, langsung dipenggal oleh gelombang energi pedang Gu Qingcheng.
Pelepasan tenaga Gu Qingcheng membentuk gelombang energi pedang bukan kilatan pedang. Gelombang energi hijau kebiruan itu terlihat mengerikan, bisa berdistorsi seperti pita sutra dan membunuh musuh dari berbagai sudut mengerikan.
"Beri padaku satu!" Xie Qing Di memeluk buku peraknya dengan wajah masam.
"Siapa suruh gerakanmu lambat." Gu Qingcheng sudah membedah tubuh varietas langka dengan pedang, mengeluarkan gennya sambil bicara santai.
Xie Qing Di menutup kitab perak di tangannya dengan wajah masam, tak bersuara lagi.
Han Sen mengamati Xie Qing Di penuh minat. Senjata gen dan kemampuannya benar-benar di luar dugaan, sekaligus sangat menarik.
Setelah naik level jadi Viscount, Xie Qing Di bisa melukiskan berbagai makhluk di halaman kitab menggunakan cahaya perak. Makhluk lukisannya akan berubah jadi cahaya bayangan yang terbang dari buku, bertarung layaknya Makhluk Panggilan.
Tapi durasi cahaya bayangan itu terbatas. Mustahil melukis dulu sebelum pertempuran. Kalau melukis dadakan saat perang, butuh waktu persiapan.
Dengan kehadiran Gu Qingcheng, Xie Qing Di sama sekali tidak punya kesempatan menggambar bayangan cahaya untuk bertempur. Baru saja dia mengangkat tangan untuk mulai menggambar, di sisi lain Gu Qingcheng sudah membunuh varietas langka itu. Maka sepanjang perjalanan, Xie Qing Di terus merajuk.
Han Sen justru merasa santai. Dia tidak terlalu tertarik pada varietas langka level Baron maupun Viscount. Fokus utamanya adalah mencari harta mutan yang telah berubah menjadi cahaya.
"Apa sih itu?" Xie Qing Di menatap tajam ke arah tertentu di pegunungan, dengan nada kebingungan.
Han Sen dan Gu Qingcheng mengikuti arah pandangan Xie Qing Di. Dari kejauhan terlihat sinar jingga kemerahan bergelora di antara pegunungan sana.
Sinar itu ternyata bukan berasal dari langit, melainkan muncul dari dalam gunung, menciptakan pemandangan yang sangat aneh.
"Mari kita periksa! Mungkin ada harta karun tersembunyi di sana." Mata Han Sen berbinar penuh semangat.
"Semua berhati-hati. Kita masih level Viscount. Bagaimana jika bertemu varietas langka level Adipati atau Marquis? Han Sen punya sepatu bot roh binatang level Adipati yang larinya cepat, tapi kita tidak bisa kabur." Gu Qingcheng berkata.
"Apakah aku tipe orang yang akan lari duluan?" Han Sen berkata dengan marah.
"Ya." Xie Qing Di dan Gu Qingcheng menjawab dengan afirmatif.
"Baiklah, kalau begitu semua harus hati-hati." Han Sen mengangkat bahu pasrah, menggendong Si Perak Kecil, lalu dengan hati-hati menyelinap ke arah sana.
Kilau merah itu bagaikan awan mengalir maupun kembang api, terlihat sangat megah.
Setelah ketiganya mendekat, baru mereka temukan kilau merah itu berasal dari sebuah lembah. Di dalam lembah terhampar awan merah yang menakjubkan bak surga duniawi, namun sama sekali tidak jelas apa yang ada di dalamnya.
"Masuk untuk melihat?" Gu Qingcheng menatap tajam ke lembah sambil mengerutkan kening.
"Dia sama sekali tidak bisa melihat apa-apa. Kabut dan kilau merah di dalamnya terlalu pekat. Meski tidak menyilaukan, sorot mata sulit menembus masuk."
"Entah apa sebenarnya di dalam sana. Gegabah masuk ke situ terlalu berbahaya." Sekalipun memakai sepatu Kelinci Bergigi Patah, Han Sen tak berani mengambil risiko. Mengingat raganya masih terlalu rapuh, satu ketidaksengajaan bisa mengorbankan nyawa.
"Sekarang tergantung pada Kaisar ini." Xie Qing Di berbangga diri sambil memanggil kitab perak. Ujung jarinya berpendar cahaya perak, dengan gesit melukis di antara halaman-halaman kitab.
Hanya sekejap mata, bayangan macan tutul perak menyembul dari halaman kitab. Sikap dan penampilannya sama persis dengan yang pernah dipenggal Gu Qingcheng sebelumnya. Hanya saja makhluk ini hanyalah ilusi perak tanpa tubuh daging.
"Buku ini bisa melukiskan apa saja?" tanya Han Sen dengan terkejut.
“Ini, untuk sementara masih ada beberapa batasan. Saat ini hanya bisa melukiskan makhluk hidup yang benar-benar ada dalam alam semesta genetik, dan harus menggambarkan bentuk dan esensinya dengan sempurna, baru bisa mengkristalkan cahaya bayangan.” Xie Qing Di menjelaskan sambil menyuruh bayangan macan tutul itu menerjang masuk ke dalam lembah.
“Kalau kau melukiskan mutan tingkat Raja, apakah kekuatannya juga setara level Raja?” Han Sen bertanya lagi.
“Tentu saja tidak. Kekuatan cahaya bayangan dihitung berdasarkan levelku sendiri. Tapi dengan melukiskan makhluk tertentu, cahaya bayangan akan memiliki sifat dan tenaga mereka, hanya saja tingkat kekuatannya setara dengan milikku.” Xie Qing Di menerangkan.
“Sudah sangat hebat.” Han Sen memandangi Xie Qing Di dengan perasaan aneh yang tak bisa diungkapkan.
Mengingat watak keras Xie Qing Di, melihatnya melukis sambil bertarung di pinggir medan perang, menimbulkan sensasi ganjil yang sulit dijelaskan.
"Roar!" Baru sebentar bayangan macan tutul itu menerobos kilau merah, terdengar jeritan memilukan dari dalam, lalu tiba-tiba berhenti. Lembah kembali diselimuti keheningan.
Ekspresi Xie Qing Di berubah drastis. Pola macan tutul yang dilukisnya di kitab perak itu hancur berkeping-keping.
"Ada apa ini?" tanya Han Sen pada Xie Qing Di.
"Entah. Aku punya hubungan jiwa dengan bayangan itu, tapi hanya bisa merasakan sensasinya, tidak bisa melihat lewat pandangannya. Setelah masuk kilau merah, sepertinya ada sesuatu yang langsung membunuhnya." jawab Xie Qing Di.
