Han Sen dan Gu Qingcheng sama-sama mengerutkan kening diam-diam. Bayangan yang diciptakan Xie Qing Di itu setara dengan kemampuan tempur level Viscount, tapi ternyata langsung dimusnahkan. Sesuatu di lembah itu sungguh mengerikan.
"Jangan buru-buru. Lihat ini." Kata Xie Qing Di sambil membuka kembali buku kunonya, ujung jarinya berkelebat cepat di atas halaman.
Tak lama kemudian, seekor macan tutul lagi muncul dari buku kuno itu. Namun kali ini macan tutul itu tidak langsung menerjang lembah, hanya berjongkok di sebelah Xie Qing Di.
Jari-jari Xie Qing Di bergerak cepat sambil terus melukis, menciptakan empat ekor macan tutul cahaya bayangan. "Cukup, ini sudah mencapai batas kemampuanku saat ini," ujarnya sambil menghentikan tangannya.
Ia lalu memerintahkan lima ekor macan tutul cahaya bayangan itu untuk berbaris dalam satu barisan dan menerjang masuk ke dalam lembah.
Setiap macan tutul cahaya bayangan terpisah jarak tertentu. Lima ekor makhluk itu menerjang sekaligus, membuat kilau merah kabut di lembah bergetar sebentar.
Tak lama kemudian, jerit memilukan kembali bergema dari lembah. Kilau merah kabut di dalamnya bergulung-gulung sementara gambar-gambar macan tutul di buku kuno Xie Qing Di menghilang cepat satu per satu.
Hanya dalam sekejap, lima lukisan macan tutul itu hancur. Kelima macan tutul cahaya bayangan di lembah mungkin sudah harus mati semua.
Ekspresi Xie Qing Di terlihat agak pucat, bukan karena kematian bayangan macan tutul memengaruhinya, melainkan karena menggambar lima ekor macan tutul tersebut menghabiskan terlalu banyak tenaganya.
"Bagaimana, apakah sudah berhasil mencari tahu apa sebenarnya yang ada di lembah itu?" Han Sen bertanya sambil mengawasi Xie Qing Di.
Xie Qing Di berkata: "Aku tidak tahu benda apa itu, aku pun tak bisa melihatnya. Tapi saat dia menghancurkan lima bayangan macan tutulku, ada interval rata-rata sekitar satu detik lebih di setiap serangan. Kemungkinan besar ini pekerjaan satu makhluk yang sama. Berdasarkan perhitungan waktu ini, kecepatannya kira-kira 4-5 kali lipat lebih cepat dari kita. Dari inferensi ini, sangat mungkin ini makhluk level Pangeran - atau mungkin level lebih tinggi - yang menyembunyikan kekuatan sebenarnya."
"Kalau hanya level Pangeran, itu tidak masalah. Aku punya sepatu Kelinci Bergigi Patah yang kecepatannya tidak kalah dari level Pangeran, ditambah baju zirah varietas langka level Marquis. Meski tidak bisa mengaktifkan kekuatan mengerikannya, menahan serangan level Pangeran masih bisa." Han Sen menengadah melihat langit yang dipenuhi arus kacau elektromagnetik, hitam legam sama sekali tidak menyisakan bulan lain di Celah Bulan. Ingin meminjam kekuatan cahaya bulan pun tidak mungkin.
"Kamu tunggu dulu." Gu Qingcheng memanggil Han Sen yang sedang bersiap masuk ke lembah. Dia mencabut Pedang Chun Jun-nya, seberkas energi hijau kebiruan mengkristal di bilah pedang. Pedang itu seolah memiliki spiritualitas sendiri, otomatis terbang masuk ke dalam lembah.
Dang!
Belum lama Pedang Chun Jun masuk ke dalam kilau merah, terdengar bunyi rapuh. Pedang itu terpantul kembali, terbang kembali ke tangan Gu Qingcheng.
"Pedangku hanya menerima satu kali serangan." Setelah menyimpan kembali Pedang Chun Jun, Gu Qingcheng berkata pada Han Sen.
"Baiklah, lebih baik aku yang masuk untuk melihat." Han Sen mengenakan baju zirah level Marquis, memakai Sepatu Kelinci Bergigi Patah, satu tangan menggenggam Pisau Gigi Hantu sementara tangan lain memegang bilah pisau mentah, bergerak dengan hati-hati menuju lembah.
Sekarang Han Sen justru merindukan paman kecilnya Wang Yuhang. Jika dia ada di sini, cukup berdiri di luar lembah dan berteriak beberapa kali, mungkin makhluk di dalam lembah sudah terpancing keluar, sama sekali tidak perlu mengambil risiko masuk seperti ini.
Han Sen masuk ke dalam kilau merah dengan sangat berhati-hati. Kilau merah itu seperti kabut berwarna, saat masuk ke dalamnya tidak terasa ada keunikan khusus.
Baru melangkah beberapa kali, tiba-tiba jantung Han Sen berdebar kencang. Saat kakinya hendak bergerak, punggungnya sudah terkena hantaman dengan gaya dahsyat yang membuat raganya terjungkal ke depan tanpa bisa dikendalikan.
Belum sempat Han Sen menstabilkan diri, serangan berikutnya sudah menghantam lengannya.
Makhluk hidup dalam kabut kilau merah datang dan pergi tanpa suara, juga tidak terlihat di mana posisinya. Meski kecepatan Han Sen cukup tinggi, tapi sama sekali tidak tahu kapan dia akan melancarkan serangan. Baru bisa diketahui saat serangan itu menimpa tubuh, saat itu sudah terlambat untuk menghindar.
Untunglah baju zirah level Marquis melindungi raga. Benda itu tidak benar-benar melukai Han Sen.
Han Sen terpaksa mengandalkan baju zirah untuk menerobos keluar lembah. Benda itu tidak mengikutinya keluar. Setelah berdiri di luar lembah, terlihat banyak cabikan di baju zirahnya. Untungnya tidak dalam, hanya bekas goresan superfisial.
"Apa yang terjadi?" Xie Qing Di, Gu Qingcheng dan Si Perak Kecil bergegas mendekat. Gu Qingcheng bertanya.
“Xie Qing Di tidak salah. Di dalam pasti ada makhluk level Pangeran. Kecepatan dan tenaganya cukup bagus. Apalagi dengan perlindungan kabut merah, datang dan pergi tanpa jejak. Begitu serangannya menyentuh tubuhmu, semuanya sudah terlambat. Aku terkena beberapa kali di dalam, tapi tetap tak bisa melihat wujud aslinya. Kabut merah itu mungkin memutus indra. Di dalam sana, bahkan suara gerak-geriknya pun tak kudengar,” kata Han Sen.
“Itu jadi masalah. Dia enggan keluar. Kalau kita masuk, bukan tandingannya. Hanya mengandalkan baju zirah pengganti nyawamu ini, masuk pun percuma,” Gu Qingcheng mengerutkan kening.
“Andai bisa memancingnya keluar,” ujar Xie Qing Di.
“Kalau mau keluar, pasti sudah mengejar-ngejar pedangku atau Han Sen dari tadi,” Gu Qingcheng menggelengkan kepala halus.
“Memancingnya keluar sebenarnya tidak sulit. Tapi harus membawa seseorang dulu,” kata Han Sen.
“Wang Yuhang?” Xie Qing Di dan Gu Qingcheng jelas juga menyadari.
“Lembah ini memiliki fenomena aneh seperti ini, ditambah ada varietas langka yang menjaga di dalamnya enggan meninggalkan setengah langkah pun. Mungkin ada harta mutan yang akan dilahirkan di dalam. Hal ini harus diselesaikan secepatnya." Gu Qingcheng berkata.
"Sebelumnya aku sudah memberikan beberapa gen varietas langka kepada Wang Yuhang. Setelah memakannya, dia memang berhasil memecahkan batas dimensi, sudah bisa menyerap Esensi Gen Kehidupan. Setelah gennya sempurna, dia naik level ke Alliance. Membawanya kemari juga mudah. Tapi jumlah makhluk hidup di Planet Gerhana ini, orang-orang di luar sana sudah punya perhitungan di hati. Setiap individu harus tercatat resmi. Tiba-tiba muncul satu tambahan, nanti akan sulit menjelaskannya dengan jelas. Aku harus keluar dulu, memanfaatkan nama resmi perekrutan, baru bisa membawanya kembali." Han Sen berkata dengan pasrah.
"Kalau begitu cepatlah pergi. Sekalian bawa lebih banyak orang kembali. Sumber daya varietas langka di Planet Gerhana ini melimpah. Semakin banyak orang yang datang semakin baik. Hanya mengandalkan kita beberapa orang, mungkin sumber daya yang berhasil dikembangkan dalam tiga tahun pun tidak akan cukup untuk membayar pajak." Gu Qingcheng menambahkan.
"Sekarang hanya bisa begini. Kalian berburu di area sekitar, jangan terlalu masuk jauh. Sekalian awasi lembah ini. Aku akan pergi dan cepat kembali, berusaha pulang secepat mungkin." Han Sen berkata lalu segera kembali ke markas.
Setelah kembali ke Gen, Han Sen menghubungi Sang Ratu Pisau Tajam. Sang Ratu yang sudah tahu dia butuh personel, langsung menyetujui permintaan Han Sen. Bahkan mengirimkan pesawat ruang angkasa dan meminta Duke Es menjemputnya, lalu langsung berangkat dari Celah Bulan untuk merekrut personel.
"Kali ini kamu mau merekrut pengikut setia di mana?" Duke Es kini berbicara dengan Han Sen dengan sikap yang jauh lebih formal.
Meraih juara pertama Ritus Agung Dewi Bulan, serta menjadi makhluk pertama yang benar-benar mendapat restu Dewi Bulan - kedua pencapaian ini masih bisa dikatakan dengan bantuan faktor eksternal dan keberuntungan.
Tapi mampu melatih Gigi Pedang hingga level tinggi dalam waktu singkat, bahkan mengkristalkan Kekuatan Gigi Mutlak - ini jelas bukan sekadar hoki. Bahkan Duke Es pun tak bisa tidak memandang Han Sen dengan sudut pandang berbeda.
