Sambil menggendong Guna kembali ke pesawat ruang angkasa, Han Sen sekalian mendaftarkan slot untuk Meng'er.
Awalnya Han Sen mengira Adipati Es dan kawan-kawan setidaknya bisa merekrut beberapa bangsawan, atau minimal sejumlah Baron. Tapi kenyataannya masih ada kesenjangan dengan ekspektasinya.
Karena terlalu banyak kekuatan yang datang merekrut ras Gamma. Mereka semua punya niat serupa dengan Han Sen - sekalipun gagal mendapatkan ras Gamma, tidak boleh pulang dengan tangan kosong.
Bahkan Baron biasa pun banyak kekuatan yang menginginkannya, para Baron itu memilah-milah, mana mungkin mempedulikan kekuatan kecil seperti Han Sen ini. Sekalipun ingin bergabung dengan Suku Rebeite, mereka semua kabur ke pihak Raja Jin Yu.
Setelah Han Sen pergi begitu lama, pihak mereka bahkan belum merekrut satu Baron pun.
Tak lama kemudian, Long Nu membawa Wang Yuhang untuk bergabung. Staf di pesawat ruang angkasa sangat gembira, setidaknya datang seorang Baron. Tapi Long Nu meminta agar Wang Yuhang ikut menandatangani kontrak bersama, kalau tidak dia juga tidak mau tanda tangan. Hal ini membuat staf pusing.
Jika berada di planet perang lainnya, mana mungkin seorang Baron memiliki hak untuk mengajukan syarat. Tapi di sini, jika mereka tidak menyetujui syarat, bahkan satu Baron pun tidak akan bisa direkrut.
Pada akhirnya Han Sen yang memberikan perintah, memerintahkan mereka untuk tetap dipertahankan. Barulah staf berani menandatangani kontrak dengan mereka.
"Duke Es, ingin merekrut personel di sini terlalu sulit. Menurutku lebih baik kita ganti planet lain." Han Sen menyembunyikan Gu Na di kamarnya, berencana meninggalkan Planet Quyan secepatnya.
"Baik." Duke Es sudah memperkirakan situasi ini sejak awal. Sebelum datang pun dia sudah mengingatkan Han Sen, jadi sekarang tidak banyak bicara dan langsung menyetujui.
Saat pesawat bersiap lepas landas, tiba-tiba banyak Alat Terbang datang dari luar dan mengepung pesawat mereka.
Hati Han Sen langsung berdebar kencang: "Apa ada masalah? Apakah kasus penangkapan Gu Na olehku terbongkar? Benar juga kata orang, kejahatan memang tak boleh dilakukan. Demi langit-bumi, aku cuma ingin cari sekutu, tak berniat apa-apa padanya. Masak hukum karma datang secepat ini?"
Berbagai rencana melintas di benak Han Sen. Ia merenung, jika benar tereskpos, bagaimana cara bertahan hidup dan kabur dari sini.
Han Sen melihat banyak anggota ras Ka'ao turun dari alat terbang. Duke Es sudah membawa anak buahnya menyambut dan berbicara sesuatu dengan pemimpin Ka'ao. Tak lama kemudian, rombongan Ka'ao itu pun mundur.
"Duke Es, untuk apa kedatangan ras Ka'ao tadi?" tanya Han Sen setelah duke itu kembali ke pesawat.
Duke Es menyodorkan selembar undangan kepada Han Sen sambil berkata: "Tak disangka, seluruh ras Gana ternyata terjebak di parit licik dan berhasil dikendalikan oleh Ka'ao. Mereka berencana melelang para tawanan dan mengundang kita ke acara lelang."
"Luar biasa! Bagaimana mungkin ini terjadi?" Baru sekarang Han Sen tahu bahwa bukan hanya Gu Na yang tertangkap, seluruh ras Gana telah menjadi tahanan.
"Dalam situasi saat ini, yang bisa melakukan hal seperti ini, mungkin hanya Klan Kao yang selama ini menjadi sandaran Klan Gana. Kekuatan besar dari luar justru tidak punya kesempatan seperti ini. Setiap gerakan diawasi ketat oleh banyak orang. Siapa yang pertama bertindak akan menjadi sasaran kemarahan bersama," kata Duke Es.
"Klan Kao ini ternyata mengadakan lelang. Mereka tidak benar-benar berniat bisa membawa kabur uang banyak setelah menjual Klan Gana, kan?" Han Sen mencibirkan bibir berkata.
"Mungkin otak mereka ditendang keledai, atau ada kekuatan di belakang layar. Tapi ini tak ada hubungannya dengan kita. Seingatku kamu tidak punya sumber daya besar untuk ikut kompetisi lelang?" Duke Es sangat paham dengan kekayaan pribadi Han Sen.
Han Sen memang sangat miskin. Gen varietas langka yang dihasilkan Bintang Gerhana juga terlalu sedikit, namun sebagian besar gen varietas langka itu telah dia bawa kembali ke tempat perlindungan untuk digunakan oleh keluarga dan teman dekatnya, sama sekali tidak ada sisa. Di mana ada uang untuk bertingkah unpredictable di lelang.
"Pergi ke lelang untuk menambah wawasan juga bagus." Han Sen berpikir, jika dia pergi sekarang, itu akan terlalu mencolok.
Sudah datang ke Planet Quyan untuk merekrut ras Gamma, tapi malah ingin pergi tanpa ikut lelang sama sekali. Bagaimanapun dipikir, ini agak mencurigakan.
Mengingat ras Gamma sudah runtuh, para anggota Gamma sendiri kesulitan menjaga diri, dan tidak ada yang tahu keberadaan Gu Na di sini, seharusnya masih aman untuk sekarang. Jadi dia berniat mengikuti lelang dulu baru pergi, agar tidak menarik perhatian yang justru bisa menimbulkan masalah.
Kembali ke kamarnya, Han Sen mengaktifkan perangkat shielding agar suara dan gambar dalam ruangan tidak bocor keluar. Barulah dia membiarkan Xiao Touming meninggalkan Gu Na.
"Warna di ranjang tiba-tiba berubah-ubah, raga Gu Na muncul di atas ranjang. Tubuhnya terkunci di ranjang dengan Belenggu, mulutnya juga tertutup rapat. Hanya satu ekor yang bisa bergerak."
"Lebih baik kau segera melepaskanku! Jika ada ras mana pun di Planet Qu Yan yang tahu aku di sini, kalian pasti akan mati tanpa tempat dikuburkan!" Gu Na berkata dengan penuh kebencian.
"Kuberi tahu satu kabar buruk dan baik. Kabar buruknya: sekarang seluruh Bangsa Gana telah menjadi tahanan, besok akan dilelang seluruhnya oleh Bangsa Kao. Kabar baiknya: kau tak perlu ikut lelang, karena sekarang kau milikku." Han Sen menjelaskan.
"Tidak mungkin! Jangan coba menipuku!" Gu Na membelalakkan matanya.
"Tidak mungkin? Lalu kenapa kau bisa ditangkap Jiya?" Han Sen melempar Undangan ke hadapan Gu Na dengan santai.
Meski raga Guna terkunci, ekornya masih sangat lincah. Dengan mudah ia membuka undangan. Setelah menyaksikan isinya, matanya langsung membelalak.
"Para pengkhianat itu!" Guna memancarkan amarah di wajahnya.
"Kamu beruntung tidak perlu ikut lelang. Ikuti aku dengan baik, aku pastikan hidupmu enak. Paling tidak tak jadi budak." Han Sen berkata sambil tersenyum manis.
"Sebenarnya apa maksudmu terhadapku?" Ekspresi Guna berubah-ubah tak karuan sambil menatap Han Sen.
"Bukan apa-apa. Aku sedang merekrut pengikut setia. Aturan perekrutan Suku Rebeite harusnya kau tahu sedikit, kurang lebih seperti itu." Han Sen bicara santai.
Guna terus mengawasi Han Sen: "Kamu bukan bagian Suku Rebeite. Sepengetahuanku, di antara ras lain yang berafiliasi dengan Suku Rebeite, sangat sedikit yang layak merekrut pengikut setia. Dari beberapa yang ada, kamu tidak termasuk."
"Itu karena informasimu sudah ketinggalan zaman. Aku adalah satu-satunya murid Sang Ratu Pisau Tajam, dan sekarang juga penguasa bintang satu. Tentu saja aku layak merekrut pengikut setia." Han Sen tersenyum lalu menambahkan, "Saat naik kapal tadi, bukankah kau sudah melihat sendiri? Bahkan para bangsawan Suku Rebeite pun bersikap serendah padaku."
"Apa mungkin Sang Ratu Pisau Tajam menerima ras lain sebagai murid?" Guna masih tak percaya.
"Percaya atau tidak, terserah. Bagiku tidak masalah." Han Sen berkata sambil merebahkan diri di ranjang.
"Apa yang kau lakukan?!" Guna terkejut, berusaha menghindar. Tapi raganya terkunci di ranjang, ruang geraknya sangat terbatas. Bahkan turun dari tempat tidur pun mustahil.
"Apa lagi kalau bukan tidur?" Berbaring menyamping, Han Sen menatap Guna di sebelahnya sambil berkedip-kedip. "Atau... ada maksud lain?"
"Jangan bertindak semena-mena... Kalau tidak, aku lebih baik bunuh diri..." Guna gemetar melihat sorotan Han Sen. Konon banyak ras cabang yang melakukan hal-hal mengerikan.
Han Sen tersenyum manis sambil mengulurkan telapak tangan, menggenggam dagu Guna.
