"Di mana Duke Es dan yang lainnya?" Di atas kapal perang Tajam Bagai Pisau, Ishara mengawasi ketat Han Sen sambil bertanya.
"Yang Mulia Ratu, aku pun tidak tahu di mana Duke Es sekarang." Han Sen menjawab sambil tersenyum pahit. Dia sudah berniat untuk tidak mengakui tuduhan ini. Bagaimanapun juga, di Planet Quyan tidak ada yang tersisa - yang masih hidup semuanya terkurung dalam neraka Kerajaan Surga. Selama dia tidak mengakui, takkan ada yang bisa menemukan bukti.
"Mengapa kamu tidak tahu? Duke Es seharusnya ada di sisimu untuk melindungimu." Suara Ishara terdengar tenang, tapi Han Sen bisa merasakan kondisi hatinya yang sebenarnya sama sekali tidak tenang. Jika jawaban yang diberikan kurang tepat, tak seorang pun tahu konsekuensi apa yang akan terjadi.
Han Sen tidak ragu langsung menjawab: "Duke Es dan saya pergi bersama ke Planet Quyan. Awalnya saya berniat mencoba hoki, melihat apakah bisa merekrut beberapa anggota ras Gana. Tapi setelah sampai di Planet Quyan, baru diketahui sama sekali tidak ada kesempatan. Akhirnya saya dan Duke Es berpisah untuk merekrut personel. Kemudian ras Kao memberontak, menangkap ras Gana untuk dilelang, juga mengirimkan undangan kepada kami. Duke Es langsung pergi ke acara lelang. Karena saya punya target rekrutmen lain, jadi tidak ikut..."
"Apa yang terjadi kemudian?" tanya Ishara.
"Kemudian baru saja aku merekrut mereka, belum sempat kembali ke pesawat ruang angkasa, Planet Quyan tiba-tiba terbungkus lapisan awan keemasan. Di tanah bermunculkan banyak tangan-tangan mengerikan, lalu juga muncul beberapa hewan-hewan lokal aneh. Aku dan mereka terpaksa bersembunyi sementara di gua sambil bertahan melawan makhluk-makhluk hidup mengerikan itu. Setelah menunggu hampir satu hari, makhluk-makhluk aneh raksasa, tangan-tangan, dan lapisan awan itu barulah menghilang. Setelah kembali ke pesawat, ternyata Duke Es dan yang lain sudah lenyap. Seluruh makhluk hidup di Planet Quyan semuanya menghilang." Perkataan Han Sen sembilan benar satu dusta. Bagaimanapun Ishara percaya atau tidak, dia harus tetap bertahan.
Ishara memandang Han Sen, lalu menatap Han Meng'er, Long Nu, dan Wang Yuhang. Akhirnya sorot matanya kembali ke wajah Han Sen: "Bagaimana cara kamu melawan makhluk aneh raksasa dan tangan-tangan itu?"
“Lengan-lengan itu sangat mengerikan. Tenaga kita tidak ada gunanya saat menyerangnya. Jika tertangkap oleh mereka, akan langsung ditarik ke bawah tanah dan menghilang. Makhluk aneh itu bahkan lebih mengerikan. Kebanyakan serangan kita tidak efektif terhadap mereka. Hanya mantra dan kekuatan Meng'er yang bisa membunuh makhluk-makhluk itu..." jawab Han Sen.
“Kau bilang mantra dan kekuatannya bisa membunuh makhluk neraka dunia?” Ishara mengerutkan kening bertanya.
“Benar. Tapi kekuatan mereka juga tidak berguna terhadap lengan-lengan itu. Kami bisa bertahan berkat ini. Ini bisa memutus lengan-lengan mengerikan itu.” Han Sen mengeluarkan bilah pisau mentah dan meletakkannya di hadapan Ishara.
Ishara menerima bilah pisau mentah itu dengan setengah percaya. Jarinya mengelus bilah pisau tersebut. Tenaga ungu merembes dari jemarinya dan dioleskan ke bilah pisau itu. Namun tenaga ungu itu tidak bisa menembus masuk ke dalam bilah pisau.
Ishara memandang dengan sedikit keheranan di matanya: "Bilah pisau ini ternyata sudah memiliki secuil keilahian, pantas saja bisa memutus Tangan Neraka."
"Dengan adanya keilahian, apakah ini berarti sudah menjadi senjata mitos?" Hati Han Sen langsung berbunga-bunga.
Ishara menggelengkan kepala: "Masih belum bisa disebut senjata mitos, paling banter hanya material untuk senjata mitos."
"Material pun tak masalah, nanti bisa ditempa menjadi senjata mitos. Yang Mulia Ratu, cepat simpan bilah pisaunya! Setelah berhasil menempa pisau ilahi dan mencapai Ambang Mitos, kemampuan Yang Mulia akan seperti harimau bersayap, pasti bisa mengguncang alam semesta." Han Sen cepat-cepat berkata.
"Kamu rela menyerahkannya padaku?" Ishara memainkan bilah pisau itu dengan ekspresi seolah tersenyum tapi juga menangis, matanya menatap Han Sen.
"Apa itu rela tidak rela? Yang Mulia Ratu adalah guru saya. Ada pepatah kuno yang berbunyi: Jika Anda baik, saya juga baik. Kejayaan Anda adalah kejayaan saya. Semakin tinggi pencapaian Yang Mulia, semakin besar kehormatan murid ini. Bukan cuma sebilah pisau mentah, seandainya saya punya pedang mitos pun pasti akan saya berikan lebih dulu kepada Yang Mulia. Jika kehidupan Yang Mulia sejahtera, mana mungkin murid ini hidup sengsara?" Han Sen berkata dengan wajah penuh kesungguhan.
Sorot mata Ishara mencair. Ia mengembalikan bilah pisau itu: "Niatmu sudah cukup. Tapi bilah pisau ini lahir dari Makam Pedang, sulit untuk dibentuk ulang. Lagipula keilahiannya terlalu sedikit, keterbatasan diri untuk mencapai tingkat senjata mitos. Tidak ada gunanya saya menyimpannya."
Terhenti sejenak, Ishara melanjutkan: "Saya akan menyuruh orang mengantarmu kembali ke Bintang Gerhana dulu. Saya harus pergi ke Planet Quyan, berharap bisa menemukan petunjuk. Siapa pun yang menyakiti Ice Bird, permusuhan ini pasti akan saya balas!"
"Duke Es mengalami musibah karena mengawal murid, sebagai murid biarkan aku ikut bersama Anda?" Han Sen cepat-cepat berkata.
"Kamu tidak perlu ikut. Selain itu, kepergianmu ke Planet Quyan jangan beri tahu siapa pun. Kalau tidak, akan ada masalah tak berkesudahan." Ishara kembali berpesan pada Han Sen sebelum menyuruh orang mengantarnya kembali ke Celah Bulan, sementara dia melanjutkan perjalanan ke Planet Quyan.
Baru setelah kembali ke Bintang Gerhana, Han Sen bisa menghela napas lega. Rupanya dia berhasil mengelabui kali ini. Sekalipun Ishara tidak sepenuhnya percaya, selama tidak ada bukti, seharusnya dia tidak akan menargetkannya.
Setelah membawa Han Meng'er dan yang lain kembali ke markas, Han Sen mengambil banyak gen varietas langka untuk diberikan pada Wang Yuhang agar cepat mengkristalkan rompi anti peluru genetik, sedikit meningkatkan kekuatannya.
Meski ada baju zirah harta mutan level Marquis sebagai pengganti nyawa, Han Sen masih khawatir kekuatan Wang Yuhang terlalu buruk. Jangan-jangan nanti gelombang sisa masih bisa menggoyangnya hingga mati meski memakai zirah, itu benar-benar akan menjadi kekalahan yang memilukan.
"Barang lain memang tidak ada, tapi gen varietas langka tingkat Baron yang dimiliki Han Sen sangat banyak. Hanya dalam beberapa hari, gen Baron Wang Yuhang sudah diberi makan hingga mencapai 100 poin.
Wang Yuhang langsung memulai evolusi, mengkristalkan rompi anti peluru genetik berwarna hitam.
Sayangnya Wang Yuhang tidak bisa berevolusi kedua. Han Sen terpaksa memberikan sebutir Buah Magnet Semesta padanya, menyelesaikan evolusi keduanya hingga menjadi seorang Baron bangsawan.
"Paman, persenjataan genmu ini agak hebat ya!" Han Sen mengawasi persenjataan gen Wang Yuhang dengan sedikit terkejut.
Persenjataan gen Wang Yuhang ternyata adalah sebuah motor off-road hitam dengan desain retro, meski begitu sudah cukup mencengangkan.
"Haha, udah dari dulu aku tahu bahwa Wang Yuhang memang ditakdirkan menjadi tokoh utama. Bagaimana? Luar biasa kan? Kalau ada masalah nanti, cari paman saja, paman yang akan lindungi kamu." Wang Yuhang penuh kebanggaan sambil menunggangi motornya.
"Apa saja kemampuan dari persenjataan gen ini?" Han Sen bertanya dengan penasaran.
“Itu baru hebat.” Wang Yuhang mengendarai motornya dengan kencang, berputar mengelilingi markas lalu kembali ke hadapan Han Sen dengan wajah sombong. “Bagaimana? Cepat kan? Liar kan? Keren kan?”
“Kecepatannya memang cukup baik, selain untuk kabur, apa ada kemampuan lain?” tanya Han Sen.
“Bisa untuk menabrak orang juga...” Jawaban Wang Yuhang terdengar kurang meyakinkan.
“Berarti tidak ada ofensif. Lalu ada fungsi pendukung lain? Misalnya bisakah berjalan di atas air? Atau terbang ke langit?” Han Sen bertanya lagi.
“Kakak, ini motor. Yang kau sebut itu kapal cepat atau pesawat kali?” Wang Yuhang mencibirkan bibir.
Han Sen langsung frustasi. Rupanya motor ini sama seperti motor biasa, hanya bisa dipakai kabur.
