Ruang Rapat Bulan Purnama di Celah Bulan.
Enam raja menghadiri pertemuan hari ini: Ishara, Raja Bulan Sabit, Raja Sungai Malam, Raja Bunga Mengalir, Raja Bulan Hitam, dan Raja Bayangan.
"Tajam Bagai Pisau, kau tidak akan benar-benar percaya pada ucapannya? Hanya mengandalkan sebuah Kitab Tak Terbatas, bagaimana mungkin seorang Baron kecil-kecilan bisa melatih nuansa seperti itu? Siapakah dia? Bahkan para petarung kuat yang termitosis pun saat masih berstatus Baron, mungkin tidak punya kemampuan seperti ini." Suara Raja Sungai Malam terdengar dingin.
Raja Bulan Hitam berdehem pelan dan berkata: "Sungai Malam, ucapanmu terlalu bias. Di alam semesta yang luas ini segala hal mungkin terjadi. Bakat Han Sen memang luar biasa. Hanya karena kau tidak mampu, bukan berarti orang lain tidak boleh memiliki talenta seperti itu."
"Bulan Hitam, jangan mengada-ada! Lihatlah ke seluruh alam semesta, berapa banyak Baron yang bisa melatih nuansa seperti itu sendiri?" Raja Sungai Malam mengerutkan kening.
"Jika semua orang bisa menguasainya, lalu untuk apa ada konsep 'bakat'?" jawab Raja Bulan Hitam dengan tenang.
Raja Sungai Malam hendak membantah lagi, namun disela oleh Raja Bulan Sabit yang kemudian menoleh ke Raja Bunga Mengambang dan Raja Bayangan: "Bagaimana pendapat kalian?"
Raja Bunga Mengambang merenung sejenak: "Persentase keberhasilannya memang sangat kecil. Tapi menuduhnya bermasalah secara terburu-buru juga tidak adil baginya."
Raja Bulan Sabit mengangguk, lalu memandang Raja Bayangan. Raja Bayangan hanya berkata datar: "Lebih baik membunuh yang salah daripada melewatkan yang benar."
"Aku juga setuju dengan ini, asal-usul Han Sen terlalu mencurigakan. Pemuda ini tidak boleh dibiarkan hidup." Suara Raja Sungai Malam terdengar dingin.
Raja Bulan Sabit kembali menatap Raja Bulan Hitam. Raja Bulan Hitam berkata, "Jika kita seenaknya membunuh seorang jenius seperti ini tanpa alasan yang jelas, bukankah itu akan membuat hati ras-ras lain menjadi kecewa? Lalu di mana lagi kita bisa menemukan bakat sesungguhnya dari ras lain yang mau membelot ke suku kita Rebeite di masa depan?"
"Daofeng, kamu sudah tahu pendapat semua orang. Dia adalah muridmu, langkah selanjutnya terserah kamu putuskan sendiri." Raja Bulan Sabit beralih menghadap Ishara.
Ekspresi Ishara tetap tenang, "Aku sudah memberinya satu kesempatan. Jika dia bisa lolos tes, itu akan membuktikan dia tidak bermasalah. Jika gagal, aku akan menjeda pelatihannya dan menyelidiki semuanya secara tuntas. Jika benar ada masalah..." Suaranya mendatar, "...akan kuselesaikan sendiri dengan tanganku."
"Tes macam apa? Jika dia benar-benar buah catur yang sengaja ditanamkan oleh pihak berkepentingan di antara kita, pasti sudah mempersiapkan segalanya. Lolos tes pun bukan hal aneh." Raja Sungai Malam memprotes dengan nada kesal.
“Coba kamu cari cara agar seorang Baron bisa mengkristalkan niat Gigi Pedang dalam tiga bulan.” Raut wajah Ishara datar, berkata dengan tenang.
Mendengar ucapan Ishara, beberapa Raja tertegun sejenak.
“Mengkristalkan niat Gigi Pedang dalam tiga bulan, kamu benar-benar mau mengujinya seperti ini?” Raja Bulan Sabit bertanya dengan nada terkejut.
“Masih ada masalah?” Ishara bertanya dengan suara dingin.
“Tidak masalah. Jika dia benar-benar bisa mengkristalkan niat Gigi Pedang dalam tiga bulan, aku akan percaya dia adalah bakat sesungguhnya.” Raja Sungai Malam duduk sambil berbicara lambat-lambat.
Seorang Baron mengkristalkan niat Gigi Pedang dalam tiga bulan? Itu mustahil. Sekalipun dalam ribuan tahun sejarah panjang Suku Rebeite, belum pernah ada orang yang sembarangan seperti ini.
Raja Sungai Malam jelas tidak percaya Han Sen bisa melakukannya. Lagipula kekuatan seperti Gigi Pedang hanya dimiliki Suku Rebeite, itupun hanya segelintir orang yang bisa menggunakannya. Yang benar-benar menguasainya hanya Ishara seorang. Mustahil ada kecurangan.
"Para raja tidak ada keberatan. Jika Han Sen benar-benar bisa mengkristalkan niat Gigi Pedang dalam tiga bulan, maka menguasai nuansa jari bunga seperti itu juga bukan hal besar."
"Jika dipastikan Han Sen tidak bermasalah, dan memang jenius langka sepanjang masa, haruskah kita memberinya penghargaan? Sebenarnya dengan statusnya, bergabung ke Paviliun Bulan saja sudah wajar. Ditambah lagi dalam diskusi internal kali ini, dia telah menorehkan jasa besar bagi Suku Rebeite. Jika masih tidak mengizinkannya masuk Paviliun Bulan, khawatir akan mendinginkan hati banyak ras lain di Celah Bulan." Kata Raja Bulan Hitam.
"Jika dia bisa menguasai niat Gigi Pedang dalam tiga bulan, bukan sekadar jadi murid di Paviliun Bulan, bahkan menjadi mentor pun aku takkan protes." Suara Raja Sungai Malam terdengar dingin.
"Raja Bulan Sabit, bagaimana pendapatmu?" Setelah mendengar ucapan Raja Sungai Malam, Raja Bulan Hitam tersenyum sambil menatap Raja Bulan Sabit.
"Jika benar tak ada masalah, ditambah bakat sehebat ini, bergabung dengan Paviliun Bulan memang sudah seharusnya." Raja Bulan Sabit berkata sambil merenung.
"Kalau semua tidak keberatan, kita bertemu lagi tiga bulan kemudian." Ishara berdiri dan meninggalkan Ruang Rapat Bulan Purnama.
……
Lyu Xiaomei berjalan di jalan dengan lingkaran hitam pekat di matanya, sambil terus mengusap kepalanya.
Sejak Han Bao'er masuk TK, dia mulai merasakan tekanan yang sangat besar.
Dulu saat menjadi guru TK, dia selalu melihat anak-anak menangis enggan masuk. Tapi sekarang setiap hari, gerbang TK terasa seperti pintu neraka. Andai bukan karena gaji tinggi dan keadaan keuangan yang sulit, dia sangat ingin kabur dari tempat itu dan tak pernah lagi melihat si imp kejam itu.
"Aku tidak bisa melanjutkan lagi, kalau terus begini pasti mati. Manfaatkan libur hari ini, harus makan enak buat tambahan nutrisi, lalu lakukan perawatan kecantikan SPA, setelah itu belanja kompensasi untuk diri sendiri. Sejak imp itu datang, aku terasa sepuluh tahun lebih tua..." Lü Xiaomei tiba di depan klub wanita pribadi kelas atas, melihat kartu kristalnya, dengan mengatupkan gigi tetap masuk: "Wanita harus memperlakukan diri sendiri dengan baik, paling-paling nanti minum nutrisi cair lagi selama setengah bulan."
Setelah masuk ke dalam klub, di bawah layanan elegan penuh semangat staf, Lü Xiaomei merasa seluruh dirinya seolah terangkat ke tingkat lebih tinggi, seakan ada sedikit aura bangsawan pada dirinya.
"Inilah kehidupan yang seharusnya kumiliki, akhirnya tidak perlu setiap hari berhadapan dengan imp kejam itu." Lü Zimei membungkus diri dengan handuk mandi, tidur nyenyak di ranjang air sambil menunggu kedatangan teknisi pijat pesanannya.
"Guru Lü..."
Suara itu masuk ke telinga Lü Zimei, langsung membuat seluruh ototnya kaku. Dengan refleks, dia melompat tinggi sambil menengok ke kiri-kanan. Tak melihat sosok yang familiar, barulah dia menghela napas lega dan perlahan kembali duduk di waterbed sambil bergumam lirih: "Aku sudah mulai berhalusinasi. Tekanannya terlalu besar. Nanti harus belanja banyak untuk mengurangi stres."
"Guru Lü, mau belanja ke mana?" Baru saja Lü Zimei berbaring nyaman, suara itu kembali terdengar di telinganya. Saat menoleh, terlihat seorang gadis kecil yang sangat cantik dan menggemaskan berdiri di sisi waterbed, tersenyum manis memandangnya.
"Kamu... Kamu... Bagaimana bisa ada di sini..." Lü Zimei bereaksi seperti melihat hantu, melompat tinggi sambil menunjuk gadis itu dengan gemetar.
"Klub wanita pribadi ini milik keluarganya, Guru Lü tidak tahu?" Bao'er memiringkan kepala bertanya.
Lü Zimei langsung membelalakkan matanya: "Ini... milik keluargamu?!"
"Iya, keluarga kami punya 31 toko rantai di dalam 'kota' ini..." Bao'er berkata dengan wajah polos.
"Dasar imp kecil, memamerkan lagi..." Lü Zimei iri sekaligus frustasi, sangat ingin langsung menghilang dari hadapan Bao'er.
Sorot mata Bao'er berkelip licik: "Ngomong-ngomong Bu Guru Lü, aku mau ke Area VIP untuk SPA, mau ikut?"
"A...Aku boleh?" Lü Zimei langsung takjub dan girang. Harga di klub wanita pribadi ini sangat tinggi, sebulan sekali datang saja harus hidup dengan nutrisi cair selama dua minggu. Area VIP bahkan lebih eksklusif - punya uang belum tentu bisa masuk, non-anggota VIP sama sekali tidak diizinkan. Dari dulu dia ingin mencoba.
"Tentu saja. Jika Bu Guru Lü mau, aku bisa minta manajer membuatkan kartu VIP untukmu." Bao'er tersenyum manis.
