Lipan itu membuka proboskisnya, bersiap menelan cerpelai kecil itu. Tiba-tiba ia berhenti, semua mata di tubuhnya menatap ke arah luar.
Tak! Tak! Tak!
Han Sen berjalan seperti robot, langkah demi langkah perlahan mendekat.
Lipan itu menjerit histeris, tubuhnya melengkung membentuk setengah lingkaran. Mata-mata di punggungnya memancarkan cahaya hijau yang saling menyilang, menyelimuti tubuh Han Sen.
Cahaya hijau yang bertautan itu jatuh pada Han Sen, menyinarinya bagai sorot lampu panggung.
Postur Han Sen terhenti sejenak. Kali ini tubuhnya tidak membeku total, hanya berhenti kurang dari satu detik sebelum melanjutkan langkah perlahan.
Varietas lipan terus menerus mengeluarkan teriakan histeris, cahaya hijau di matanya meledak dengan gegap gempita, satu demi satu kilatan hijau menghujani tubuh Han Sen, berusaha membekukannya kembali.
Dalam hujan cahaya hijau itu, Han Sen melangkah mantap ke arah varietas lipan. Bukannya terkunci, langkahnya justru semakin cepat dan gerakannya semakin halus lancar.
Bila diamati lebih dalam, cahaya hijau yang menyinari tubuh Han Sen ternyata tidak langsung menyentuh kulitnya. Seolah ada penghalang tak kasat mata yang menahan cahaya itu tiga inci dari permukaan tubuhnya.
Bahkan jarak ini terus meluas, membentuk kubah transparan yang memutus baik cahaya hijau maupun kilau merah di sekelilingnya.
Lipan menjerit-jerit sambil menembakkan cahaya hijau yang menghantam penghalang tak kasat mata lalu musnah tanpa suara. Berapapun banyaknya serangan hijau yang dilancarkan, semuanya tak berguna.
Han Sen dengan sorot mata tenang mengawasi lipan, tetap melangkah demi langkah mendekat. Penghalang tak kasat mata di sekelilingnya semakin membesar, hingga akhirnya menyelimuti seluruh tubuh varietas langka lipan itu.
Varietas langka lipan sepertinya merasakan krisis, semakin gila memutar-mutar tubuhnya. Mata batu permata di punggungnya berkedip-kedip tanpa henti memancarkan cahaya hijau.
Di dalam penghalang tak kasat mata itu, tenaganya masih bisa meledak. Namun setiap semburan cahaya hijau seolah berdistorsi, melesat mengikuti lintasan melengkung di dalam barrier, tak satupun yang berhasil menimpa Han Sen.
Han Sen menggerakkan telapak tangannya. Pisau Gigi Hantu melesat secepat kilat, langsung membelah tubuh varietas langka lipan menjadi dua bagian.
"Pemburuan varietas langka level Viscount Mata Iblis Naga, gen varietas langka berhasil ditemukan."
Han Sen merasa sedikit sayang. Kekuatan aneh seperti ini tidak bisa memperoleh roh binatangnya. Tapi kegembiraan karena Jing Dongxuan naik ke level Viscount telah memudarkan segalanya.
"Creek creek!" Tujuh Cerpelai Merah Senja kecil mengeluarkan suara. Kilau harta terlihat di tubuh mereka, ekor dan akar tanaman terputus, lalu jatuh dari tanaman.
Setelah tujuh Cerpelai Merah Senja kecil matang dan jatuh, tanaman itu langsung layu. Sekejap mata berubah menjadi tumpukan debu.
Tujuh Cerpelai Merah Senja kecil tampak penakut. Begitu menyentuh tanah, mereka langsung ingin kabur ke segala arah.
Dengan konsentrasi penuh, Han Sen mengaktifkan aura Dongxuan tak kasat mata yang langsung menyelimuti tujuh Cerpelai Merah Senja. Makhluk-makhluk itu pun pontang-panting seperti lalat tanpa kepala di dalam aura, tapi tak satu pun bisa kabur.
"Aneh, bagaimana level anggota-anggota ini begitu rendah, ternyata hanya varietas langka tingkat Baron?" Han Sen merasa ada keanehan di hatinya. Makhluk yang tercipta di tempat seperti ini, setelah menghisap begitu banyak kabut kemerahan, bagaimana mungkin hanya varietas langka kelas Baron.
Cukup mengacungkan jari, ketujuh Cerpelai Merah Senja kecil itu langsung melayang mendekat, mengambang di hadapannya. Sekeras apapun meronta, tetap tidak bisa kabur.
Han Sen mengulurkan tangan mengambil satu untuk diamati lebih dalam. Seluruh tubuhnya berbulu merah-emas, badan gemuk montok sebesar kepalan tinju, mata yang luar biasa besar menempati sepertiga wajah, pipi kembung seperti dua bola, ekor yang hampir mirip tupai, besar dan berbulu lebat.
"Memang benar tingkat Baron, sungguh aneh." Dengan aura Dongxuan menyelimuti ketujuh Cerpelai Merah Senja kecil, Han Sen berjalan mendekati mayat lipan varietas langka. Jenazahnya diurai, mata-mata hijau bak batu permata itu satu per satu dikeluarkan.
Varietas langka yang begitu mengerikan itu, mutasi gen mata justru sangat cantik, hanya sebesar telur merpati, memancarkan cahaya hijau berkilauan, mirip permata zamrud.
Setelah mengumpulkan semua mata, Han Sen bersiap meninggalkan area itu, namun melihat tujuh Cerpelai Merah kecil masih tiarap di tubuh lipan mutan sambil mengunyah daging.
Raga mereka memang terlalu kecil, baru makan sedikit saja perut kecil mereka sudah menggembung bulat seperti drum, cakar nyaris tak bisa menyentuh tanah.
Dengan konsentrasi penuh, tujuh Cerpelai Merah kecil itu terbang mendekat dan mendarat di dalam tas Han Sen.
Setelah keluar dari gua, Han Sen mengaktifkan aura Dongxuan-nya. Dalam radius 10 meter, kilau merah tak lagi bisa menghalangi ketujuh indranya - segalanya terlihat jelas bagaikan siang hari.
Dengan aura Dongxuan, Han Sen memiliki kemampuan pencarian di dalam Lembah Kilau Merah. Namun setelah menyisir seluruh lembah, masih belum menemukan posisi mata air.
"Sepertinya hanya bisa menunggu hingga Mata Air Chixia menyembur, baru bisa menemukan lokasi mata airnya." Han Sen berpikir sejenak, lalu berjalan menuju mulut lembah, berniat memeriksa apakah masih ada varietas langka yang cukup merepotkan di antara para heterogen.
Tapi baru saja sampai di mulut Lembah Kilau Merah, dia melihat Xie Qing Di terkepung oleh gerombolan heterogen, sedang bertarung habis-habisan dengan mereka.
"Kakak Qing, kenapa kamu ke sini?" Han Sen keluar dari lembah, bertanya dengan terkejut.
"Suku Rebeite mengirim banyak Viscount ke sini. Katanya keputusan klan, Mata Air Chixia harus dibagi bersama semua orang. Gu Qingcheng sudah memeriksa dokumen yang mereka bawa, memang benar. Wang Yuhang sedang menggiring mereka berputar-putar di pegunungan. Aku datang dulu untuk memberitahumu." Xie Qing Di berkata sambil terus bertarung dengan para heterogen.
“Bagaimana mungkin mereka tahu ada Mata Air Chixia di sini?” Han Sen mengerutkan kening halus.
Yang mengetahui tentang Mata Air Chixia hanyalah Xie Qing Di dan beberapa rekannya, serta Ishara. Xie Qing Di dan kawan-kawannya secara alami dapat dipercaya. Sedangkan Ishara yang berstatus penting seperti itu, setelah berjanji membiarkannya menyerap Mata Air Chixia, seharusnya tidak mungkin ingkar janji.
“Berhenti bertarung, mari kita lihat situasi sebenarnya.” Han Sen dan Xie Qing Di bersama-sama menerobos kerumunan varietas langka. Makhluk-makhluk itu yang ingin merebut Mata Air Chixia enggan meninggalkan lembah terlalu jauh, sehingga tidak mengejar mereka.
Xie Qing Di menyodorkan sebuah dokumen. Han Sen menerimanya dan memeriksa, lalu mengangguk: “Ini memang dokumen resmi dari Dewan Sesepuh, seharusnya tidak ada kesalahan.”
Han Sen sudah tahu jawabannya tanpa perlu membaca. Pasti benar adanya. Kalau tidak, tanpa izin Ishara, bagaimana mungkin para Viscount itu berani datang ke sini?
“Sekarang mereka berada di mana?” tanya Han Sen.
“Begitu tiba mereka langsung ribut minta kami antar ke lokasi Mata Air Chixia. Karena jumlah mereka terlalu banyak, Gu Qingcheng khawatir akan mengacau di markas dan melukai anak-anak serta wanita, jadi menyuruh Wang Yuhang mengajak mereka muter-muter di pegunungan.” Xie Qing Di menambahkan sambil menyipitkan mata: “Haruskah kita suruh Wang Yuhang mengeliminasi mereka? Bawa mereka ke area varian langka level tinggi, jamin mereka tidak akan kembali.”
“Perintah dari Dewan Tetua, ditandatangani tujuh Penguasa termasuk Ishara. Kalau tidak antar ke Mata Air Chixia nanti bisa masalah, apalagi aku sulit mempertanggungjawabkan ke Ishara.” Han Sen menyelidiki dokumen itu lalu tersenyum: “Biarkan saja mereka datang.”
