Namun sebelum sempat bertindak, siluet Han Sen sudah terjun menyusuri aliran udara. Kali ini bola merah itu belum sempat meledak, sudah ditangkap di tangannya.
Segumpal cairan aneh berwarna merah seperti agar-agar digenggam Han Sen di tangannya. Tanpa basa-basi, dia langsung menyodokkannya ke mulut dan menelannya bulat-bulat.
Rebecca dan para Pangeran lainnya geram, namun sebelum sempat bereaksi, tiba-tiba bola cahaya merah kembali menyembur dari mata air.
"Mata Air Chixia menyembur tiga kali berturut-turut! Tampaknya cadangan di sini sangat melimpah!" Seru Rebecca dan para Pangeran sambil bergegas menuju bola cahaya merah.
Kejadian serupa terulang lagi. Kecepatan gerak Han Sen sungguh tak tertandingi. Siluetnya menyambar, menyambar bola cahaya merah sebelum sempat meledak, lalu menelannya.
Begitu cairan merah seperti agar-agar itu masuk ke perut, langsung berubah menjadi tenaga dahsyat yang menyambar seluruh pori tubuh Han Sen. Kekuatan otoriter itu hampir merobek-robek dagingnya.
Han Sen segera mengoperasikan 《Yin-Yang Bian》, mengubah tenaga otoriter itu menjadi energi murni, lalu menyerapnya melalui mantra Genetika Naratif.
Proses konversi ini memang sangat menyakitkan. Dengan memaksa tenaga otoriter Mata Air Chixia mengalir terus-menerus sepanjang meridian, setiap siklus operasi akan perlahan mengubahnya menjadi energi yang cocok untuk Han Sen.
Namun sebelum konversi, seluruh meridian Han Sen terasa seperti diiris pisau tajam, rasa sakit yang sulit dipercaya.
Han Sen tetap bergeming, menahan derita konversi Mata Air Chixia sambil sorot matanya terus mengawasi ketat mata air, berharap menyaksikan semburan baru.
Awalnya kecepatan semburan air mencapai kecepatan cahaya, bahkan Han Sen pun tak bisa bereaksi.
Tapi saat kecepatannya melambat, Han Sen adalah yang pertama menyadari, dengan kecepatan jauh melampaui mereka sehingga tak memberi kesempatan untuk merebut.
Dor!
Di mata air, kilau merah menyala, sebuah bola cahaya merah yang terbentuk dari kristalisasi air mata air menyembur ke atas.
Rebecca berteriak keras: "Kalian semua cegat Han Sen! Aku yang akan mengambil airnya. Setelah dapat, kita bagi rata. Kalau tidak, dengan kecepatannya, kita bahkan tidak akan keburu merebut setetes pun!"
Setiap Pangeran yang bisa sampai di sini pasti bukan orang bodoh. Mereka adalah elit dari para elit guild. Jika tidak, para Raja tidak akan mempercayakan tugas berat ini.
Mendengar perkataan Rebecca, para Pangeran itu tanpa basa-basi langsung memblokir semua jalur yang mungkin dilewati Han Sen menuju mata air dari berbagai sudut, hampir tidak ada keraguan.
Seketika duel pedang berkecamuk, berbagai tenaga mengerikan menggeram menghantam Han Sen. Mereka bertindak keras, bukan bermaksud membunuh, tapi pasti harus menghentikannya.
Sementara itu, Rebecca dengan gesit menerjang bola cahaya merah itu. Seandainya yang bicara adalah Pangeran lain, mungkin mereka masih ragu.
"Rebecca adalah putri sulung Raja Bulan Sabit. Baik reputasi Raja Bulan Sabit di Suku Rebeite maupun reputasi pribadi Rebecca sendiri, membuat perkataannya mustahil diingkari hanya demi air mata air tersebut."
Seketika, lengkingan naga dan raungan harimau bergema. Cahaya mengerikan, amarah, asap, bayangan, serta berbagai tenaga lainnya menyelimuti Han Sen dari segala penjuru.
Ekspresi Han Sen berbeda sama sekali. Seperti phoenix menari di langit, kecepatannya meningkat drastis. Dalam sekejap, ia menerobos serangan para pangeran dan kembali mendahului Rebecca untuk merebut Mata Air Chixia.
"Kecepatan seperti itu... Hampir menyamai adipati..." Rebecca dan para pangeran lain tertegun, perasaan campur aduk antara terkejut dan amarah yang membara.
Padahal ini hanya seorang baron! Hanya mengandalkan sepasang sepatu bot mutan berkecepatan fantastis, membuat para pangeran yang sudah naik level ini terus-menerus makan malu. Bagaimana mungkin mereka tidak marah malu?
Tapi begitu Han Sen mendapatkan Mata Air Chixia, langsung menelannya bulat-bulat, sama sekali tidak memberi mereka kesempatan merebut kembali.
Yang membuat mereka semakin frustasi, menurut legenda setelah menelan Mata Air Chixia, raga akan menerima guncangan tenaga otoriter yang membuat hampir lebih buruk dari kematian.
Han Sen yang sudah menelan begitu banyak Mata Air Chixia, justru terlihat seperti orang biasa yang tidak mengalami apa-apa, tidak terlihat sedikit pun tanda kesakitan padanya.
Perlu diketahui, orang biasa saja dengan menelan satu tetes bisa mengalami evolusi kedua menjadi Baron, sementara varietas langka tingkat Baron dengan menelan sepuluh tetes lebih sudah berpeluang naik pangkat jadi Viscount.
Han Sen ternyata telah terus-menerus menelan empat lima gumpalan Mata Air Chixia - jika setiap gumpalan dihitung paling sedikit tujuh delapan tetes, totalnya sudah lebih dari tiga puluh tetes, tapi ternyata sama sekali tidak terluka.
Mereka mana tahu, Han Sen sebenarnya juga merasakan sakit. Di dalam raganya terasa seperti ditusuk-tusuk pisau, namun karena telah melalui begitu banyak penderitaan, daya tahannya terhadap rasa sakit jauh melebihi orang biasa. Dengan kesabaran itu, dia bisa melakukan dua hal sekaligus: sambil memurnikan Mata Air Chixia, sambil bersaing dengan Rebecca dan kawan-kawan.
Rebecca dan yang lain tak bisa melihatnya, tapi Sang Penguasa yang menyaksikan pertarungan ini memperhatikan dengan jelas.
"Visi Sang Ratu Pisau Tajam memang tepat. Mampu menahan rasa sakit sedemikian rupa sambil tetap tenang melakukan dua tugas sekaligus tanpa kesalahan sedikitpun. Di usia dan levelnya dulu, bahkan kita mungkin tak sanggup seperti itu," puji Raja Bulan Hitam.
Wajah Raja Sungai Malam berkerut masam. "Lalu apa gunanya? Empat lima gumpalan Mata Air Chixia, setidaknya 30 tetes lebih, tapi tak ada reaksi kenaikan level sama sekali. Dengan bakat dan tingkat kesulitan kenaikan level seperti ini, kau pikir dia mungkin menembus level Raja?" dengusnya sinis.
“Siapa yang tahu? Hal-hal di dunia ini sulit dipastikan.” Raja Bulan Hitam hanya tersenyum tipis.
Raja Liu Hua dan Raja Bulan Sabit juga bersama-sama mengawasi segala yang terjadi di dalam lembah. Raja Liu Hua mengerutkan kening berkata: "Sepertinya cadangan Mata Air Chixia ini cukup melimpah. Mungkin masih akan menyembur beberapa kali lagi. Hanya saja sepatu Han Sen itu terlalu mengerikan, sampai-sampai seorang Baron bisa melesat dengan kecepatan hampir menyamai Adipati. Rebecca dan yang lain akan sulit merebut mata air itu sebelum dia berhasil mengolahnya."
Raja Bulan Sabit malah tersenyum dan berkata: "Belum tentu juga."
Raja Liu Hua melirik Raja Bulan Sabit dengan sedikit keheranan. Melihat dia tidak melanjutkan perkataannya, ia pun tidak bertanya lebih lanjut. Tapi kira-kira mengira sang Raja Bulan Sabit pasti punya persiapan tertentu.
Dor!
Sebuah bola cahaya merah kembali disemburkan keluar dari mata air. Han Sen kembali meledakkan tenaganya dan melesat menuju bola cahaya merah itu.
Tujuh delapan Pangeran menggeram kompak, melepaskan seluruh tenaga mereka, namun tetap tak mampu menghalangi kecepatan mengerikan Han Sen yang sudah mencapai puncak. Mereka hanya bisa menyaksikan Han Sen menerobos masuk ke depan bola cahaya merah.
Ekspresi rumit melintas di wajah Rebecca. Di tangannya, ia memegang jimat kura-kura dari kristal giok. Di permukaannya, simbol-simbol yang terkristal dari cahaya magis terus mengalir.
Seolah sangat enggan melepasnya, namun akhirnya Rebecca mengatupkan gigi dan melemparkan jimat kura-kura itu ke arah Han Sen.
Kilau kristal melesat melintasi kehampaan, dalam sekejap menghujam tubuh Han Sen. Meski dengan kecepatannya yang luar biasa, Han Sen terlambat menghindar. Jimat itu langsung menempel erat di tubuhnya.
Saat jimat menyentuh kulit Han Sen, seluruh raganya terasa berat seperti ditindih gunung. Kecepatannya merosot drastis, sensasi gravitasi palsu ini hampir membuatnya terjatuh dari udara.
Darah dalam tubuh mendidih, Han Sen memaksakan diri merentangkan tangan dan dengan gemilang berhasil menangkap gumpalan Mata Air Chixia sebelum terjatuh, lalu mendarat di tanah.
