Seperti yang dikatakan Raja Bulan Sabit, kekuatan murni yang ditunjukkan Yue Po milik Han Sen memang hanya 30% dari levelnya. Sebab Han Sen menggunakan Jing Dongxuan yang hanya bisa menyimulasikan sekitar 30%.
Sekarang level Jing Dongxuan memang terlalu rendah. Bisa menyimulasikan 30% saja sudah bagus. Dengan pertumbuhan Jing Dongxuan, nanti menyimulasikan dengan lebih akurat pun tidak akan sulit.
“Han Sen, kamu benar-benar anggota yang mempersulit.” Ishara menghela napas lemah. Persoalan Han Sen berakting dengan Moon Force sudah diketahuinya.
Seperti yang diprediksi Han Sen, Ishara memang sengaja memintanya berlatih Moon Force sebagai eksperimen. Dalam waktu latihan yang singkat ini, hanya dengan sekali melihat pisau ramping Celah Bulan, ternyata Han Sen sudah mencapai pemahaman diri dan berhasil mencapai level baru. Ini menghilangkan keraguan Ishara dan membuatnya mulai percaya bahwa Han Sen memang memiliki bakat teknik yang mengerikan.
Di saat yang sama, kondisi hati Ishara menjadi rumit. Bakat sehebat ini pasti disukai siapa pun. Memiliki murid seperti ini jelas merupakan hal yang bagus baginya.
Tapi begitu mengingat kesulitan sulit Han Sen dalam meningkatkan tingkatan, kepala Ishara kembali pusing.
Ishara menghela nafas pelan dan bergumam: "Sepertinya perlu direncanakan bagaimana caranya agar dia bisa terus naik level. Hanya mengandalkan sumber dayaku sendiri tidak cukup, akhirnya tidak akan bertahan lama."
Setelah Han Sen kembali ke markas Bintang Gerhana, sambil masih merasakan getaran itu, dia berlatih teknik Yue Po lagi. Teknik kemurnian dan kelembutan ini sangat efektif, cocok dengan sifat asli Han Sen.
Setiap malam ketika ada kesempatan, Han Sen selalu berteleportasi kembali ke perlindungan untuk berkumpul dengan keluarga.
Pada hari ini, baru saja Han Sen tiba di rumah, Luo Lan dan Han Yu Fei langsung mendekat dengan wajah berseri-seri: "Berhasil! Berhasil!"
Han Sen terhentak, matanya membelalak tak percaya memandang Luo Lan dan Han Yu Fei. Lama kemudian baru berdecak kagum: "Ayah, semangatmu benar-benar tidak berkurang sejak dulu! Adik laki-laki atau perempuan?"
“Anak kurang ajar ngomong apa sih?” Luo Lan memukul Han Sen dengan keras, wajahnya sedikit memerah, tapi tetap berseri-seri berkata: “Ini Yanran yang hamil lagi, anak perempuan.”
“Ah!” Han Sen langsung berseri-seri tak bisa menyembunyikan kegembiraannya, hampir melompat kegirangan.
“Cepat pergi lihat Yanran.” Han Yu Fei menepuk bahu Han Sen sambil berkata.
Kehamilan kedua Ji Yanran membuat seluruh keluarga senang, juga sedikit mengurangi pengaruh kepergian Xiao Hua terhadapnya, sehingga kondisi hatinya membaik.
Tapi baru tiga bulan lebih, masih lama menuju waktu produksi.
Dengan alasan berburu varietas langka di gunung, Han Sen memilih bertahan di rumah setiap hari menemani Ji Yanran berkeliling.
Dengan kru markas yang mengurus pekerjaan, Han Sen tak kekurangan gen varietas langka. Gen Viscount-nya sudah penuh, sebelum kenaikan pangkat ke Pangeran, makan gen lagi tak ada gunanya.
Han Sen seharusnya ada menemani Ji Yanran hingga melahirkan, tapi tak lama kemudian markas mengirim kabar: Ishara mau ke ras Buddha, memintanya bersiap ikut.
Han Sen tak bisa menghindar, dengan frustasi mengemasi barang, tiba di Bintang Tajam Pisau mengikuti Ishara naik pesawat ruang angkasa.
"Yang Mulia Ratu, ada hal penting apa di ras Buddha?" Sudah datang sampai sini, Han Sen berusaha sebaik mungkin mencari solusi pulang cepat.
Ishara mengemudikan pesawat, sorot matanya sama sekali tidak ke Han Sen. Kali ini Ishara tidak pakai kapal perangnya, hanya membawa pesawat kecil berukuran mini dengan Han Sen seorang diri.
"Leluhur setiap lebih dari seratus tahun berpidato tentang kitab suci. Kita ke Kerajaan Buddha mendengarkan." Ishara bicara santai.
"Apakah Leluhur adalah Tuhan ras Buddha?" tanya Han Sen.
Ishara mengangguk pelan: "Leluhur adalah sosok setengah dewa yang menyalakan Lampu Gen untuk ras Buddha. Sekalipun di Klan atas, leluhur seperti ini yang masih bertahan hidup sudah tak banyak lagi."
"Petarung kuat yang termitosis, kalau begitu kitab suci yang dia ajarkan harus benar-benar didengarkan," kata Han Sen.
Tak disangka Ishara berkata: "Kitab suci boleh tidak didengarkan, tapi Tanah Suci Kebahagiaan Kerajaan Buddha harus kamu mampir ke sana."
"Tanah Suci Kebahagiaan?" Han Sen menatap Ishara dengan bingung.
Ishara hanya tersenyum tipis: "Setelah Leluhur selesai berpidato tentang kitab suci, Tanah Suci Kebahagiaan akan dibuka. Seorang makhluk hidup hanya bisa pergi sekali seumur hidup. Aku sudah pernah melakukannya, kali ini membawa Kamu terutama demi memungkinkanmu pergi ke Tanah Suci Kebahagiaan, mungkin akan membantu kenaikan levelmu di masa depan."
"Apa keuntungan pergi ke Tanah Suci Kebahagiaan?" Han Sen mengedipkan mata dan bertanya.
“Ini sulit dipastikan, jika berjalan baik akan ada manfaat besar, jika tidak mungkin tidak ada gunanya. Nanti kamu akan tahu sendiri, terlalu banyak penjelasan juga tidak berguna, pertolongan dari luar tidak bisa diandalkan.” Ishara tidak menjelaskan lebih detail.
Di hati Han Sen masih ada rasa penasaran besar terhadap ras Buddha, terutama hubungan antara Iblis Kuno dengan ras Buddha, membuatnya ingin lebih memahami kondisi ras Buddha.
Jika perkataan Iblis Kuno benar, maka Asura juga memiliki hubungan yang sangat dalam dengan ras Buddha, bahkan Alliance Suku Asura dan Ras Iblis di alam semesta mungkin terkait dengan ras Buddha.
Ras Buddha memiliki hubungan baik dengan Suku Rebeite, kedua ras ini juga letaknya berdekatan. Sepanjang perjalanan, Ishara mengemudikan pesawat ruang angkasa sambil menikmati pemandangan, tidak terburu-buru.
“Planet ini bernama Illusi-Kebenaran, termasuk salah satu planet di bawah ras Buddha. Penguasa sebenarnya planet ini adalah klan Illusi, ras yang sangat menarik. Kita bisa melihat-lihat.” Ishara memarkir pesawat di pelabuhan planet lalu mengajak Han Sen turun.
Han Sen meski ingin cepat pergi dan kembali agar bisa lebih banyak waktu mendampingi Ji Yanran, tapi tidak bisa mengubah keputusan Ishara, terpaksa mengikuti Ishara berkeliling Planet Fantasi.
Baru turun dari pesawat, Han Sen langsung melihat banyak makhluk berbentuk basket. Tidak bisa sepenuhnya disebut basket, makhluk-makhluk itu bulat berguling-guling sebesar bola basket, berwarna-warni, seperti agar-agar berbentuk bola yang melonjak-lonjak di tanah saat bergerak. Di permukaan bola tersebut tumbuh sepasang mata besar yang terlihat sangat menggemaskan.
"Apakah bola-bola agar-agar ini adalah klan Illusi?" tanya Han Sen penasaran.
Ishara mengangguk: "Klan Illusi adalah ras yang sangat spesial. Mereka sendiri hampir tidak memiliki sifat agresif, tapi terkadang kemampuan tempurnya mungkin bisa menjadi kuat secara luar biasa."
Han Sen hendak bertanya kenapa, tiba-tiba melihat sebuah bola agar-agar berwarna pink meloncat ke hadapan mereka. Bola itu mengedip-ngedipkan mata besarnya ke arah Ishara. Setelah sekejap, terdengar suara "bunyi ciuman". Bola agar-agar pink itu ternyata berubah menjadi sosok Ishara.
Han Sen terkejut sampai matanya membelalak. Selain aura yang lebih lemah, penampilan yang ditiru bola agar-agar pink itu persis sama dengan Ishara, tidak berbeda sedikit pun. Dengan mata telanjang, mustahil membedakannya.
Ishara pun tidak ambil pusing. Bahkan ia mengulurkan tangan untuk mengelus kepala klan Illusi itu. Anggota klan Illusi tersebut terlihat sangat menikmati saat menggesek-gesekkan dirinya di telapak tangan Ishara.
Han Sen juga ingin mengulurkan tangan untuk meraba, tapi tiba-tiba mendapat sorotan mata penuh kebencian dari Ishara. Barulah Han Sen teringat—klan Illusi itu telah berubah menjadi sosok Ishara. Jika ia merabanya, itu sama saja seperti meraba tubuh Ishara sendiri.
Meski merasa agak menyesal, Han Sen akhirnya menyimpan kembali tangannya.
“Dua tamu datang tepat pada waktunya, bayi baru klan Illusi kami baru saja lahir. Apakah kalian berminat mengadopsi satu?” ujar Illusi yang berubah wujud menjadi Ishara dengan suara manis.
“Gila, apa yang terjadi? Apakah klan Illusi menjual anak-anak mereka? Mereka kan punya planet sendiri dan perlindungan ras Buddha, tidak mungkin sampai separah ini?” gumam Han Sen penuh kebingungan.
