Bagian atas Istana Surgawi adalah langit，bagian bawahnya juga langit，hanya pulau-pulau melayang yang berdiri di antara tabir awan.
Han Sen duduk di atas Burung Besar milik Qian Yu He，menyaksikan pemandangan aneh Istana Surgawi. Setelah lebih dari satu jam，Burung Putih Salju akhirnya mendarat di salah satu pulau melayang.
Pulau melayang itu berada di antara tabir awan，tampak samar-samar. Tapi terlihat dua belas menara giok putih yang kadang tampak kadang samar di balik kabut.
Burung Putih Salju mendarat di pulau melayang. Qian Yu He dan Han Sen turun. Han Sen menemukan seluruh permukaan pulau ternyata terbuat dari giok putih salju，tanpa menyisakan secuil jejak pahatan biaya tenaga kerja.
Qian Yu He berjalan sendiri menuju Menara Giok Putih. Han Sen mengarahkan pandangannya, melihat sinar jingga mengalir di pulau. Dari atas terlihat bayangan dua belas menara giok, namun saat berdiri di pulau, hanya satu menara giok berkilauan yang terlihat di depan, sementara sebelas menara lainnya menghilang tanpa jejak.
Menara Giok Putih bertingkat tujuh. Dari kejauhan, menara itu tampak transparan seperti kristal, seolah diselimuti cahaya permata. Sama seperti seluruh pulau melayang, tidak ada bekas pahatan pada menara ini, persis seperti batu giok alam yang kebetulan berbentuk menara.
"Saudara Qian Yu, siapakah bijak bestari yang membangun Menara Giok Putih ini?" tanya Han Sen sambil berjalan.
Qian Yu He menjawab sembari melangkah: "Dua Belas Menara Lima Kota Baiyu Jing telah ada sejak ruang varietas langka Istana Surgawi ditemukan. Semuanya terbentuk secara alami, bukan karya makhluk hidup seperti kita."
"Itu memang agak ajaib." Han Sen semakin tertarik dengan Bai Yu Jing.
Keduanya tiba di depan menara giok tujuh tingkat itu. Sepanjang perjalanan tidak ada penjaga, Qian Yu langsung mendorong pintu dan masuk.
Han Sen tampak sedikit kecewa: "Bukannya katanya Bai Yu Jing bukan tempat yang bisa dimasuki sembarangan orang? Kenapa tidak ada penjaga? Bukannya berarti siapa saja bisa masuk?"
Qian Yu berkata dengan datar: "Tidakkah kau lihat dua penjaga giok di depan menara? Kau bisa masuk karena membawa piringan giok. Makhluk tanpa piringan giok yang mendekat akan langsung ditelan di pintu masuk. Nanti jika tak membawa piringan giok, jangan sembarangan menerobos Bai Yu Lou."
"Oh begitu." Barulah Han Sen teringat, di pintu menara giok memang ada dua patung giok setinggi lebih dari tiga meter yang mirip harimau sekaligus qilin, berdiri di kedua sisi menara. Tadinya dikira patung mati, ternyata makhluk hidup.
Qian Yu He tidak berbicara lagi, langsung berjalan ke dalam.
Han Sen mengamati menara giok putih ini, seluruh bagian dalam menara benar-benar kosong, hanya ada tangga batu giok yang menuju ke lantai dua.
Melihat Qian Yu He mulai menaiki tangga giok, Han Sen pun mengikutinya naik.
Lantai dua sama kosongnya dengan lantai satu, hanya ada tangga batu giok menuju lantai tiga. Han Sen yang penasaran tak bisa menahan pertanyaan: "Kenapa Bai Yu Lou ini kosong? Apa manfaatnya berlatih di sini?"
Qian Yu He sambil menuju tangga menjawab: "Saat ini Bai Yu Jing belum diaktifkan, wajar belum terasa. Semakin tinggi lapisan Bai Yu Lou (7 lantai), semakin banyak energi giok yang akan mengalir setelah Bai Yu Jing aktif. Dengan tubuh Viscount-mu, berlatih di lantai tiga saja sudah cukup. Jika mampu menahan energi giok di lantai tiga, baru naik ke lapisan atas."
Sambil berkata, Qian Yu menaiki lantai tiga. Han Sen pun mengikutinya naik.
Di lantai tiga, akhirnya tidak lagi kosong. Terlihat beberapa pemuda-pemudi ras Surgawi sedang duduk atau berdiri, namun tak satu pun mengeluarkan suara atau berbincang.
Beberapa pemuda itu segera berdiri dan memberi hormat saat melihat Qian Yu masuk: "Tabik Paman He."
Qian Yu mengangguk perlahan lalu melanjutkan ke lantai empat.
Pandangan penasaran para pemuda itu tertuju pada Han Sen. Wajah asingnya membuat mereka bertanya-tanya, tak menyadari dialah murid Sang Ratu Pisau Tajam yang pernah digendong masuk Istana Surgawi.
Namun salah satu di antara mereka mengenali Han Sen - Su Nu yang pernah menyaksikannya menapak Jalan Surgawi bersama pria paruh baya berjubah abu-abu. Nama lengkapnya Yun Suyi, "Su Nu" adalah panggilan keluarga untuknya.
Mata Yun Suyi melengkung membentuk bulan sabit, duduk di sudut ruangan sambil mengawasi Han Sen, bergumam dalam hati: "Dia benar-benar berani datang ke sini. Orang yang dibopong masuk Istana Surgawi, sejak zaman dahulu hingga kini dialah yang pertama."
Para pria-wanita ras Surgawi lainnya penasaran dengan Han Sen. Bagaimanapun, ras lain yang bisa masuk Istana Giok Putih sangat jarang, apalagi mereka belum mendengar ada yang mendapat izin masuk belakangan ini.
Seorang pria muda mendekati Han Sen dan berkata: "Aku Yun Fei, murid keturunan Sembilan Kursi. Dari aliran mana kamu?"
"Aku bukan murid Istana Surgawi. Guruku adalah Sang Ratu Pisau Tajam," jawab Han Sen.
"Kamu itu Han Sen yang dibopong masuk Istana Surgawi?!" Yun Fei terkejut, menunjuk Han Sen dan berseru.
Para pemuda-pemudi lainnya juga memandang Han Sen dengan kagum, sikap mereka persis seperti sedang mengamati hewan langka di kebun binatang.
“Benar, aku adalah Han Sen itu.” Han Sen mengangkat bahu, berkata dengan sikap yang tak terlalu ambil pusing.
“Kakak, hebat sekali! Sejak ras kami mendominasi Istana Surgawi, kamu adalah orang pertama dalam sejarah yang dibopong masuk. Bagaimana caranya?” Yun Fei menepuk bahu Han Sen sambil tertawa terbahak-bahak.
“Aku juga tak sengaja menjadi yang pertama sepanjang masa. Sungguh tidak bermaksud, kalian tak perlu iri.” Han Sen tersenyum menjawab.
Yun Fei dan para anggota ras surgawi lainnya melihat watak Han Sen cukup baik dan bisa menerima lelucon, akhirnya mereka pun mengobrol santai dengannya.
Mereka adalah elit guild Surgawi yang memenuhi syarat masuk Istana Giok Putih. Tanpa konflik kepentingan langsung dengan Han Sen, secara alamiah tak ada yang berniat menargetkannya. Percakapan pun berlangsung dengan penuh keharmonisan.
Yun Suyi hanya diam mengamati dari samping, tidak ikut serta dalam obrolan. Melihat Han Sen dan Yun Fei berbincang dengan akrab, hatinya bergumam: "Penampilannya memang tampak baik, sayangnya kehendaknya terlalu rapuh. Entah bagaimana Sang Ratu Pisau Tajam mau menerima murid seperti ini. Lagipula dia bukan dari Suku Rebeite."
Setelah mengobrol sebentar, Yun Fei tiba-tiba berkata: "Waktunya habis. Kita lanjutkan nanti."
Sambil berkata demikian, dia mencari tempat untuk duduk. Beberapa pria dan wanita lain juga melakukan hal serupa, langsung duduk di lantai.
Han Sen tahu itu pertanda Baiyu Jing akan segera dibuka. Dia pun meniru mereka, mencari tempat untuk duduk.
Di dalam Menara Giok tidak ada debu sama sekali. Permukaan lantai giok terasa sejuk dan halus saat dirabakan. Begitu Han Sen duduk di atasnya, dia langsung merasakan hawa dingin meresap ke dalam raganya.
Belum sempat Han Sen merasakan dengan seksama aura dingin itu, dia melihat asap putih berkilauan mengalir keluar dari batu giok transparan. Asap mirip giok dan kristal itu merembes dari setiap inci batu giok di Menara Giok, dalam sekejap telah memenuhi seluruh ruang.
Yun Fei dan yang lain mengaktifkan tenaga diri mereka untuk menyerap asap yang keluar dari batu giok, membentuk pusaran-pusaran gas kecil di sekitar mereka.
Dari obrolan sebelumnya, Han Sen sudah memahami situasi di dalam Menara Giok Putih. Melihat ini, dia pun mengaktifkan teknik gen-nya untuk menyerap aura giok yang memenuhi menara.
Seketika, Han Sen merasakan aliran energi dingin menyusup ke dalam raganya.
