"Gila, anggota ini ternyata juga ahli teknik suara sehebat itu?" Murid Istana Surgawi yang menyaksikan langsung ternganga.
Yun Suyi semakin berseri, beralih ke Yun Changkong: "Ayah, apakah Han Sen sudah lulus ujian ini?"
"Bisa dibilang begitu." Yun Changkong melihat kaligrafi Han Sen bernuansa tinggi, tapi karena dia tidak ahli di bidang ini, dia tak berani menjawab dengan pasti.
“Giliranmu.” Gu Zhu melirik tujuh karakter yang diukir Han Sen, sekilas aneh terpantul di pupil matanya, tapi sekejap kemudian kembali normal. Dengan tenang dia berkata pada Han Sen.
Han Sen diam-diam lega. Dulu dia pernah belajar Teknik Pedang Enam Jalan dari Kaisar Enam Jalan, termasuk Jalan Suara Pedang. Untung dia punya kemampuan ini, kalau tidak pasti sudah kalah di sini.
Nuansa Teknik Pedang Enam Jalan milik Kaisar Enam Jalan tidak kalah dari ahli jalan pedang manapun di alam semesta genetik. Andai dia lahir di alam semesta genetik, pasti akan menjadi ahli jalan pedang termasyhur.
Tiba-tiba hati Han Sen berdebar saat mengingat teknik itu: "Jalan Pedang Spiritual dalam Teknik Pedang Enam Jalan bisa memicu emosi negatif musuh, membuat mereka hancur oleh perasaan sendiri. Gu Zhu yang mengalami tragedi ribuan zaman pasti menyimpan emosi negatif tak terbayangkan. Semakin kuat emosi negatifnya, semakin besar efek Jalan Spiritual Pedang. Mungkin dengan ini aku bisa mengalahkannya."
Han Sen berpikir, memandang Gu Zhu yang berdiri di hadapannya, lalu berkata sambil tersenyum bahagia: "Aku punya satu jurus pedang, mohon penilaian Yang Mulia."
"Silakan." Gu Zhu berkata dengan datar.
Han Sen mengalirkan aura-nya. Saat mempelajari Teknik Pedang Enam Jalan, fokus utamanya adalah pada Jalan Hati Pedang. Lima jurus lainnya hanya dipelajari sekadarnya, meski tiruannya cukup bagus, tapi tidak seantusias saat mempelajari Jalan Hati Pedang.
Jari telunjuk dan jari tengah tangan kanannya disatukan membentuk bilah pedang, lalu diarahkan ke titik di antara alis Gu Zhu.
Gu Zhu awalnya tidak menghindar, hanya mengawasi gerakan pedang jari Han Sen dengan tenang. Namun saat jurus pedang itu semakin mendekati dahinya, ekspresi Gu Zhu tiba-tiba berubah drastis.
Para bangsawan kerajaan Istana Surgawi yang menyaksikan pertarungan itu terkejut melihat perubahan raut wajah Gu Zhu. Mereka sama sekali tidak memahami misteri apa yang tersembunyi dalam jurus pedang itu, sampai-sampai membuat Gu Zhu yang biasanya tenang bisa berubah ekspresi.
"Serangan pedang ini di mata orang lain, bahkan para petarung kuat level raja, hanyalah sabetan biasa tanpa transformasi mistis sama sekali, tak ada bedanya dengan serangan paling sederhana."
"Kenapa? Ada apa dengan sabetan itu? Kok aku tidak melihat keistimewaannya?"
"Kalau kamu bisa melihatnya, berarti kamu sudah setara dengan Senior Gugu."
"Ini bahaya. Bisa membuat Senior Gugu berubah ekspresi, Han Sen itu benar-benar sulit ditaklukkan."
……
Dalam sekejap mata, jari telunjuk Han Sen sudah menyentuh dahi Gugu. Dengan anggun menarik kembali jarinya ke belakang, ia kembali ke posisi semula.
Wajah masam yang tegas itu kini berdistorsi hebat. Di kedua bola matanya, urat-urat darah merayap seolah sedang berjuang keras mengendalikan sesuatu.
Tapi aura mengerikan di tubuhnya semakin menjadi-jadi. Aura menakutkan itu menyebar dari seluruh tubuhnya, bagaikan seekor iblis jahat dan binatang buas yang bersembunyi di dalam raganya. Hanya sedikit aura yang terluap, sudah cukup membuat siapapun yang melihatnya merasa ngeri.
"Bahaya! Sabetan pedang Han Sen telah memancing hantu batin Gu Zhu!" Wajah Yun Changkong berubah drastis.
"Ayah, sebenarnya ada apa?" Yun Suyi dan yang lain bingung menatap Yun Changkong.
Dengan raut wajah bermacam perasaan, Yun Changkong menjelaskan: "Gu Zhu menggunakan kegigihan luar biasa untuk bertahan melewati tragedi ribuan generasi dalam mimpinya. Tapi dia hanya bertahan, bukan benar-benar melepaskannya. Ibarat banjir bandang yang datang, dia terus meninggikan tanggul untuk memaksa menahan air di dalamnya. Sekali demi sekali banjir berhasil dihalau, tapi air itu tidak lenyap, tetap menumpuk. Semakin sering dia mencegah, semakin berat akumulasi emosi negatifnya. Bayangkan betapa mengerikannya simpanan emosi negatif dari ribuan generasi itu."
"Tapi 'Mimpi Sepuluh Ribu Generasi' sudah berakhir padanya, dan dia memang berhasil menahan tekanan. Tanpa interferensi eksternal, metode itu bisa dianggap layak. Namun sabetan pedang Han Sen ternyata mampu memicu emosi negatif, membuat akumulasi emosi negatif selama ribuan generasi itu meledak seketika. Pertahanan psikologis yang dibangun Gu Zhu sudah runtuh. Gelombang emosi negatif yang terakumulasi selama ribuan generasi menerjang, jauh lebih mengerikan dibanding kehidupan sebelumnya mana pun - mungkin sepuluh ribu kali lipat lebih dahsyat. Bahkan kehendak petarung level Raja sekalipun, di bawah tekanan negatif sebesar ini, mungkin akan hancur. Gu Zhu dia..." Suara Yun Changkong terhenti, wajahnya dipenuhi kecemasan.
Di medan pertempuran, Gu Zhu bernapas seperti binatang buas. Urat-urat di seluruh tubuhnya menonjol keluar, aura di sekelilingnya semakin tidak terkendali bagaikan setan yang hendak menerobos sangkar. Murid-murid Istana Surgawi yang menyaksikan langsung merasakan deg-degan hanya dengan melihatnya sekilas, seolah menghadapi momok menakutkan.
“Roar!” Gu Zhu mendongak ke langit mengeluarkan teriakan mengerikan, aura di dalam tubuhnya benar-benar tidak terkendali lagi, menerjang keluar dengan gila-gilaan.
Seluruh Dojo Bintang dipenuhi nuansa mengerikan yang tak terucapkan. Jangankan Han Sen yang berada di dalam medan gaya, bahkan murid-murid Istana Surgawi di luar batas gaib yang tingkat kehendaknya sedikit lebih lemah, begitu merasakan secuil aura Gu Zhu, mata mereka langsung banjir air mata. Seolah hati mereka telah menjadi abu mati, merasa ingin segera mati saja sebagai bentuk kedamaian.
Beberapa murid tingkat Baron sudah tak bisa mengendalikan diri. Mereka menghunus pedang ke leher mereka sendiri, seakan dunia ini telah dipenuhi keputusasaan dan kesedihan. Tak ada lagi yang layak dipertahankan, hanya ingin mati sebagai solusi.
"Hah!" Desahan pilu terdengar dari Istana Awan. Kekuatan misterius menyelimuti seluruh Dojo Bintang, mengisolasi aura yang dipancarkan Gu Zhu di dalamnya.
Para murid Istana Surgawi yang mencabut pedang untuk bunuh diri itu baru tersadar, wajah mereka pucat pasi dan beberapa bahkan celananya basah kuyup karena ketakutan.
Di dalam Dojo Bintang, sorot mata Gu Zhu menatap tajam ke arah Han Sen, aura di sekujur tubuhnya semakin mengerikan, wajahnya pun semakin berubah menyeramkan.
Han Sen tidak menyangka emosi negatif Gu Zhu jauh lebih dahsyat dari yang dibayangkannya. Ia pun mulai menyesal—andai saja Gu Zhu tak tahan tekanan hingga benar-benar bunuh diri, sekalipun petarung kuat Istana Surgawi bisa menyelamatkannya, mental yang hancur total sudah pasti membuatnya tak berguna lagi.
Han Sen hanya ingin menang, bukan menghancurkan Gu Zhu.
Tapi sekarang sudah terlambat untuk berhenti. Dialah yang memicu emosi negatif itu, namun untuk meredakannya, ia sama sekali tak berdaya.
"Ayah, sebenarnya apa yang sedang terjadi?" Kali ini bahkan Yun Sushang tak tahan lagi bertanya.
Yun Changkong dengan ekspresi serius berkata perlahan: "Sabetan pedang Han Sen terlalu mengerikan, sepenuhnya meledakkan emosi negatif Gu Zhu. Kini Gu Zhu sudah terjebak hantu batin yang sangat dalam. Sekarang hanya ada dua kemungkinan: pertama, mengalahkan hantu batin dan memulihkan jati dirinya; kedua, tertipu oleh hantu batin hingga terjerumus ke Neraka yang abadi—entah bunuh diri atau membunuh orang."
"Apakah Senior Gu Zhu bisa bertahan?" tanya Qian Yuhe.
"Sulit!" Yun Changkong hanya mengucapkan satu kata.
