Aura mengerikan pada Pisau Gigi Hantu semakin menjadi-jadi, tenaganya terus bertambah. Gu Zhu seolah sudah berada di ambang kehilangan kendali total. Dia berusaha mengkristalkan tebasan terkuat untuk mengakhiri pertarungan ini, memenggal Han Sen yang ada di hadapannya.
Di dalam Dojo Bintang yang sudah lama menjadi barang rongsokan, kembali hancur terinjak-injak di bawah geram pisau yang mengerikan, seluruh permukaan tanah seolah tertekan beberapa kaki ke bawah.
Han Sen menerima tekanan ganda dari niat pisau dan emosi negatif, tenaga dan nuansa seni terkurung dalam raga hampir tidak bisa melakukan pelepasan.
Justru penindasan seperti ini membuat Han Sen merasa sedikit lebih lega, semakin besar tekanan yang diterima, semakin potensi tak terbatas yang bisa ditunjukkan oleh orang dengan sifat aslinya seperti dia.
Menghadapi Gu Zhu yang otoriter setelah kenaikan pangkat menjadi Marquis, keyakinan untuk menang di hati Han Sen justru semakin membara, pengaruh emosi negatif terhadapnya jauh berkurang.
Mantra zirah memancarkan cahaya putih berkilauan, kulit dan tulangnya telah berubah menjadi warna es giok, darah mendidih seperti lava yang bergemuruh dalam tubuh Han Sen.
Han Sen perlahan mengangkat pedang giok di tangannya. Meski pedang ini sendiri tidak memiliki tenaga khusus, namun fakta bahwa pedang itu tidak terputus dalam pertempuran seintens ini membuktikan materialnya masih tergolong bagus.
Han Sen menatap Gu Zhu, jarinya mengelus bilah pedang giok. Aliran tenaga disuntikkan ke dalam pedang, namun seluruh energinya tersimpan rapat di dalam bilah tanpa sedikit pun kebocoran.
"Apa Han Sen berniat menahan langsung tebasan ini?" tanya Yun Suyi dengan cemas sambil menggenggam lengan Yun Sushang.
"Sepertinya iya," jawab Yun Sushang sambil kebingungan. "Seandainya sama-sama Marquis, Han Sen masih bisa melawan. Tapi dengan selisih satu level, mustahil dia mampu menahan tebasan ini."
"Dia tidak punya pilihan selain menerimanya," kata Yun Changkong.
"Mengapa?" Yun Suyi mengernyitkan alisnya.
“Dojo Bintang terlalu kecil. Kehendak Yi Dongmu atau mungkin hantu batinnya sudah mengunci seluruh medan latihan. Selama Han Sen masih berada di dalam Dojo Bintang, mustahil baginya menghindari tebasan ini. Jadi dia harus menerimanya,” kata Yun Changkong.
“Bisakah dia bertahan dari tebasan ini? Pangeran dan Marquis kan berbeda satu level...” Sorot mata Yun Suyi tak stabil, menunjukkan kegelisahan.
“Bisa! Dia pasti bisa bertahan!” Sebelum Yun Changkong menjawab, suara parau seseorang di samping mereka tiba-tiba berseru dengan gigi terkunci.
Yun Suyi dan yang lain menoleh. Seorang lelaki dengan urat darah merah memenuhi matanya sedang menatap tajam ke arena, ekspresinya lebih mengerikan dan cemas daripada para petarung di medan perang.
“Yu Jing, bagaimana kau tahu Han Sen bisa menahan tebasan itu?” Qian Yu menatap Yu Jing sambil bertanya.
"Pil Marquis, aku memberinya satu Pil Marquis. Asal dia meminumnya, dia bisa sementara memiliki tenaga setara level Marquis. Jadi pasti bisa menahan tebasan ini... Dia pasti menang..." Ucap Yu Jing seolah ditujukan pada Qian Yu dan yang lain, tapi lebih mirip bisikan pada diri sendiri agar yakin.
"Pil Marquis?" Yun Sushang dan yang lain terkejut. "Kenapa kau memberinya Pil Marquis?"
"Semua hartaku kutaruhkan padanya! Dia harus menang 10 pertandingan beruntun! Kalau tidak, aku bangkrut total! Jadi dia harus menang... Dia PASTI menang..." Suara Yu Jing terdengar dipaksa keluar dari gigi geraham. Kedua tangannya erat menggenggam hingga kuku menusuk daging.
Seandainya sejak awal Han Sen memang bukan tandingan Gu Zhu, Yu Jing yang tak terlalu berharap mungkin tak akan sebegitu nekat.
Tapi setelah pertarungan mencapai level ini, kekalahan Han Sen sekarang justru akan menjadi pukulan lebih berat bagi Yu Jing.
"Asal ada Pil Marquis, Han Sen masih punya kemampuan bertarung." Yun Suyi yang tahu Han Sen masih ada kesempatan, langsung bersukacita diam-diam di hatinya.
Yun Changkong malah berkesedihan: "Seandainya dia langsung memakan Pil Marquis sejak awal, mungkin masih ada harapan. Tapi sekarang sudah terlambat."
"Terlambat bagaimana maksudnya?" Yu Jing mendengar ucapan Yun Changkong, nyaris melompat saking kaget. Tak peduli tata krama lagi, nekat langsung menanyakan hal itu pada Yun Changkong.
Yun Changkong tak memperdebatkan sikapnya, dengan tenang menjelaskan: "Niat pisau Gu Zhu telah mengunci mati Han Sen. Sekarang begitu ada celah sekecil apapun dari Han Sen, akan memicu Serangan Penuh Tenaga dari Gu Zhu. Menurutmu masih ada kesempatan baginya mengeluarkan Pil Marquis lalu memakannya?"
Yu Jing yang mendengar penjelasan itu bagai tersambar petir, seluruh tubuhnya membeku tak bergerak.
Hati Yun Suyi yang baru tenang sebentar tiba-tiba menggantung lagi. Buru-buru bertanya: "Lalu bagaimana? Apakah tebasan Senior Gu Zhu ini benar-benar akan membunuh Han Sen?"
“Ada Panglima Istana di sini, tidak mungkin melihat Han Sen dibunuh, tapi sekarang jika bertindak menghentikan, pasti akan menghancurkan anak itu.” Yun Changkong berkata dengan sedih.
Di dalam Dojo Bintang, tenaga Pisau Gigi Hantu masih terus bertambah, sementara Han Sen yang memegang pedang giok berdiri di tengah amarah pedang yang kejam itu, tampak tidak terpengaruh sama sekali, sekuat gunung.
Aura mistis mengalir dalam raga Han Sen, itu adalah tenaga Jing Dongxuan yang menjadi miliknya. Dalam situasi aura pribadinya yang sepenuhnya diredam, Jing Dongxuan yang sebelumnya stagnan justru berhasil mencapai terobosan di bawah tekanan, menuju level Pangeran. Tenaga yang diberikan aura Dongxuan pada Han Sen semakin kuat.
Meski masih belum bisa menerobos amarah pedang Gu Zhu untuk menyebarkan aura pribadinya, pandangan Han Sen semakin jernih.
Niat pisau yang kejam dan emosi negatif itu, di mata Han Sen berubah menjadi rantai-rantai keteraturan yang berjejal sangat rapat saling bersilangan, bagaikan jaring laba-laba raksasa yang membungkus tubuhnya.
Seiring dengan aura Dongxuan yang terus menguat, rantai keteraturan di mata Han Sen juga semakin jelas terlihat. Banyak detail yang sebelumnya samar-samar, kini menjadi semakin nyata.
Boom!
Kekuatan Jing Dongxuan meledak di dalam tubuh Han Sen, seolah-olah semua sel dalam raganya hancur berkeping-keping.
Meski itu hanyalah ilusi, Han Sen merasakan perubahan luar biasa. Seluruh raganya seketika terlepas dari ikatan, di bawah tekanan niat pisau mengerikan dan eksploitasi emosi negatif, fisik dan mentalnya tiba-tiba menjadi lega. Ia bahkan merasa seolah menghadapi gunung pisau dan api pun terasa seperti hembusan angin musim semi yang lembut.
Semua tekanan menghilang secepat itu, betapapun dahsyatnya tenaga, di mata Han Sen hanyalah sekumpulan rantai keteraturan yang tersusun dari partikel.
Han Sen tetap tenang, dua jenis tenaga berbeda menjulang dari tubuhnya, sekaligus membanjiri pedang giok, membuatnya memancarkan kilauan misterius.
Niat Gigi Pedang dan aura pedang Han Sen sendiri terjalin bagaikan gir dan rantai yang menyatu erat, dua kekuatan dan nuansa yang sama sekali berbeda terhubung secara mengerikan namun harmonis, memenuhi pedang giok hingga kilatan pedangnya bergemuruh dahsyat, bahkan nyala pedang mengerikan itu tercerai-berai oleh cahaya pedang.
Han Sen berdiri tegak membawa pedang, bagaikan Tuhan pedang yang berdiri di tengah lautan nyala, tak peduli seberapa kuat tenaga Gu Zhu dan Pisau Gigi Hantu ditingkatkan, tetap tidak bisa meredam aura-nya.
