"Cukup, pergilah." Panglima Istana Surgawi melambaikan tangan memberi isyarat Han Sen boleh pergi.
"Ahem, Yang Mulia Panglima, kewibawaan ilahi Paduka sungguh tak tertandingi, dalam sekejap sudah membuat murid tak mampu bergerak... Benar-benar membuka wawasan..." Langkah kaki Han Sen tetap tak bergeser.
Tubuhnya terasa seperti ditindih gunung kecil, sekadar berdiri diam saja sudah sangat melelahkan.
Tuan Istana Surgawi tersenyum manis melihat Han Sen: "Ini juga hadiah dariku untukmu. Jika tidak segera pergi, akan kutambah satu lapis lagi."
Han Sen berbalik dan pergi tanpa basa-basi, dalam hati bersumpah takkan lagi menemui panglima istana aneh ini.
"Jawaban apaan itu, imbalan macam apa ini? Aku kan pahlawan berjasa, tak diberi hadiah saja sudah keterlaluan, malah disuruh memberi makan kuda? Makanan kuda apaan sih!" Baru setelah keluar dari Istana Surgawi, Han Sen berani mengolok dalam hati.
Sekadar berjalan meninggalkan Istana Surgawi sudah membuat bajunya basah kuyup. Tuan Istana Surgawi menggunakan teknik gen misterius yang memberi tekanan kuat di seluruh tubuhnya. Meski masih dalam batas toleransi, sekarang bahkan terbang pun tak bisa, bahkan kabur pun tak mampu - terpaksa bergerak maju perlahan selangkah demi selangkah.
"Bagaimana? Hadiah apa yang diberikan Panglima?" Qian Yu menyambutnya dengan pertanyaan.
"Jangan ditanya. Aku tanya kamu, apakah dulu Shifuku di Istana Surgawi pernah berselisih keras dengan Tuan Istana?" Han Sen dalam hati berpikir, pasti Ishara pernah membuat Tuan Istana Surgawi sangat marah sampai orang tua itu membalas dendam padanya.
"Kenapa kamu bertanya begitu? Dulu Tuan Istana paling memanjakan Shifumu, sampai-sampai ingin menjadikannya murid terakhir. Hal ini seluruh warga Istana Surgawi tahu." Kata Qian Yu.
"Itu aneh. Kalau Shifuku begitu disayang, kenapa dia tidak memberiku penghargaan malah menggunakan teknik gen aneh untuk menekan ragaku, lalu menghukumku memberi makan kuda?" Han Sen mengerutkan kening. "Apa karena gagal menerima murid, lalu dilampiaskan amarahnya padaku?"
"Ada apa ini?" Qian Yu buru-buru bertanya.
Han Sen menceritakan seluruh persoalan yang dialaminya. Setelah mendengar, mata Qian Yu langsung membelalak dengan mulut ternganga, memandangi Han Sen seolah melihat hantu.
“Kamu juga merasa dia keterlaluan, bukan?” Han Sen berbicara sambil mengolok dalam hati: "Aku cuma mengutuk beberapa kalimat dalam hati, perlukah dia mengerjaiku seperti ini?"
Qian Yu baru saja sadar, memandangi Han Sen dengan raut wajah penuh keanehan: "Kamu benar-benar tak tahu diri di tengah keberuntungan. Teknik gen yang menyerangmu adalah teknik rahasia Istana Surgawi 《Gembok Hati Surgawi》 dari 《Kitab Langit Tak Bertulisan》. Hanya petarung level Raja yang bisa menggunakan dengan susah payah, setiap penggunaan akan menyebabkan kerusakan pada tubuh asli. Biasanya, bahkan untuk kerabat darah sekalipun, Sang Penguasa tak akan sembarangan menggunakannya. Orang yang menguasai 《Kitab Langit Tak Bertulisan》 sendiri sudah langka, apalagi yang mau mengorbankan diri. Panglima Istana malah menggunakannya dua kali padamu. Kasih sayang seperti ini mungkin bahkan Gu Zhu pun belum pernah menerimanya."
Han Sen terkejut membelalakkan matanya: "Beneran nih?"
"Tentu saja benar. Nama Gembok Hati Surgawi di Istana Surgawi bukanlah rahasia. Teknik ini meski membelenggu ragamu, tapi jika kamu bisa melepaskannya dengan kekuatanmu sendiri, kemampuan fisik dan kemurnian aura-mu akan meningkat secara signifikan, bahkan berhasil mencapai batas kemampuannya. Pentingnya dasar kemampuan tak perlu kujelaskan lagi. Keuntungan bisa menembus batas tanpa menaikkan level seperti ini, banyak orang yang mati-matian menginginkan tapi tak dapat. Kamu malah mendapat dua kali, masih mengeluh di sini. Sungguh ingin kuhajarmu," kata Qian Yu dengan nada iri.
Han Sen bertanya dengan raut wajah penuh keanehan: "Lalu soal memberi makan kuda? Memberi makan kuda pasti bukan hal bagus juga kan?"
"Jika tebakanku benar, 'memberi makan kuda' yang dimaksud Panglima Istana pastilah makhluk mimpi. Apakah ini baik atau buruk, aku tak bisa pastikan," kata Qian Yu sambil berpikir.
Saat dua orang itu berbicara, seorang murid berpenampakan sekretaris mendekat, memberi hormat ringan pada Han Sen: "Saudara Han, Panglima Istana memerintahkanku mengantarmu ke Pulau Mimpi. Kau harus bekerja untuk Yang Mulia Makhluk Mimpi selama tiga bulan. Mau berangkat sekarang atau kembali dulu menyiapkan barang-barang?"
"Senior, bolehkah aku pergi besok?" tanya Han Sen.
"Boleh, besok aku akan menjemputmu," jawab sang senior sambil tersenyum.
"Terima kasih banyak, Senior." Setelah berterima kasih, Han Sen menoleh ke Qian Yu: "Si Tua Bangau, carikan akal untuk mengantarku ke Pulau Giok Kecil. Dengan berat badanku sekarang, kurasa burung jenjang tak berkaki ini takkan sanggup membopongku."
Qian Yu tersenyum: "Jangan takut. Gembok Hati Surgawi hanya mengunci raga, tidak menambah berat badan. Tak ada pengaruh pada beban eksternal."
Dengan setengah percaya setengah ragu, Han Sen menyeret tubuh beratnya merangkak ke punggung burung jenjang tak berkaki. Benar saja, makhluk itu tak menunjukkan reaksi khusus. Dengan entengnya mengepakkan sayap, mereka pun melambung ke udara.
Anggota ini sudah banyak mengonsumsi daging varietas langka level tinggi bersama Han Sen, raganya semakin gagah, tenaganya juga bertambah besar, terbangnya sedikit lebih cepat dibanding sebelumnya.
Tapi peningkatannya hanya sedikit saja. Sayapnya terluka, membuatnya terbang dengan kikuk, tak bisa mencapai kecepatan maksimal.
Setelah kembali ke Pulau Giok Kecil, Han Sen mencoba menggunakan segala jenis tenaga untuk membuka Gembok Hati Surgawi. Kecuali tubuh Super God, semua kemampuan sudah diujinya, tapi tak ada yang berhasil.
Dengan pasrah, Han Sen membereskan barang-barangnya. Keesokan paginya, senior seperguruannya menjemputnya menuju Pulau Mimpi.
Pengetahuan Han Sen tentang makhluk mimpi sangat terbatas. Satu-satunya yang ia tahu: makhluk mimpi adalah varietas langka level mitos. Gu Zhu terkurung selama sepuluh tahun oleh jurus andalannya "Mimpi Sepanjang Era".
“Jangan-jangan si orang tua ingin membuat makhluk mimpi memberiku semacam Mimpi Sepanjang Era? Aku tak ingin mengalami barang aneh itu. Hidupku adalah komedi sepenuhnya, sama sekali tak butuh tragedi...” Han Sen semakin dipikir semakin merinding.
Bahkan Gu Zhu butuh sepuluh tahun baru sadar. Sekalipun kemampuannya melebihi Gu Zhu, pasti perlu beberapa tahun baru bisa keluar. Nanti saat Ling Er sudah dewasa bahkan tak mengenali ayahnya sendiri, bukankah itu sangat menyedihkan?
“Tidak boleh! Aku sama sekali tidak boleh dikenakan Mimpi Sepanjang Era. Aku harus kembali menemui si orang tua untuk menjelaskan semuanya.” Han Langsung berbalik ingin pergi.
Tiba-tiba terdengar suara aneh dari belakangnya: “Siapa yang mengizinkanmu pergi?”
Raga Han Sen langsung membeku. Perlahan ia menoleh dan melihat di permukaan danau yang seperti cermin itu, seekor varietas langka berwarna putih salju mirip unicorn sedang mendekat perlahan.
Ini mungkin varietas langka dengan penampakan terindah dan tersuci yang pernah dilihat Han Sen, tapi saat menatap sorot matanya, Han Sen tak bisa menahan tubuhnya yang gemetar, perasaan tidak enak menggelora di hatinya.
Sepasang mata biru indah bak mimpi itu menyimpan senyuman, namun entah mengapa, senyuman itu justru membuat bulu kuduk Han Sen merinding.
"Ahem, Yang Mulia Mimpi, hamba diperintahkan Panglima Istana untuk menanyakan apakah Yang Mulia memiliki kebutuhan tertentu. Jika ada, hamba akan segera melapor dan mengantarkan barang yang dibutuhkan." Han Sen buru-buru berbicara, dirinya merasa harus cepat-cepat meninggalkan tempat ini.
"Oh, begitu? Aku memang punya permintaan. Kemarilah." Makhluk mimpi itu melangkah anggun di atas rumput, menatap Han Sen dengan ekspresi ambigu antara senyum dan tangis.
