Tubuh Han Sen melesat seperti ilusi menghindari sinar tombak Long Shisan, kecepatannya bahkan lebih cepat dari sebelumnya.
"Dua Gembok Hati Surgawi?" Wajah Long Shisan berubah pucat.
Seorang Pangeran seperti Han Sen yang memiliki kemampuan tempur luar biasa sambil memikul satu Gembok Hati Surgawi saja sudah mengejutkan. Tapi siapa sangka, ternyata dia membawa dua sekaligus!
Jika tidak menyaksikan langsung, Long Shisan tidak bisa mempercayai bahwa seorang Pangeran yang memikul dua Gembok Hati Surgawi, ternyata masih mampu bertarung dengannya hingga tingkat seperti ini. Mengungkapkannya pun mungkin tak ada yang percaya.
Han Sen kini merasa seluruh raganya melayang-layang seperti dewa, begitu santai dan percaya diri hingga seolah setiap langkahnya bisa langsung terangkat ke langit menjadi dewa.
Pisau mengikuti gerakannya. Sinar tombak yang sebelumnya sulit dihindari, kini dengan mudah dielakkan Han Sen tanpa sedikit pun merasakan tekanan seperti dulu.
Tubuhnya juga tak lagi mudah lelah seperti sebelumnya. Seluruh dirinya seakan hidup kembali.
Namun Long Shisan tidak bisa menahan kerutan di dahinya. Han Sen yang telah melepas dua Gembok Hati Surgawi membuatnya kehilangan perasaan penindasan mutlak itu.
Dua siluman bergerak cepat di dalam gua, energi pedang dan sinar tombak terus-menerus berkilauan dan bertabrakan. Meski gaya absolut Han Sen masih jauh tertinggal, namun kini dia sudah bisa bertahan dengan susah payah, tidak seperti sebelumnya yang diredam begitu memilukan.
Sementara Han Sen bertempur sengit dengan Long Shisan, Shalong juga terus berkonflik dengan serangga monster Liuli perak. Efek perisai perak makhluk itu sungguh hebat, tetap utuh meski telah menerima ratusan tebasan dari Shalong.
Shalong mengerutkan kening halus, sepertinya ingin menyelesaikan pertempuran dengan cepat. Ketidakhadiran Long Shisan yang terus-menerus membuatnya merasa ada yang agak tidak beres dalam situasi ini.
Aura di sekujur tubuhnya tiba-tiba berubah. Kilau hitam mengalir dari tubuh Shalong, mengkristal di pedang melengkungnya sebelum menghantam ganas ke arah serangga monster Liuli perak.
Pedang melengkung yang awalnya tidak mengancam armor perak, di bawah serangan ini berhasil membuat efek perisai perak bergoyang tidak stabil, muncul retakan di permukaannya.
"Efek perisai yang luar biasa, ternyata bisa bertahan dari satu serangan gaya naga iblis pemecah kejahatanku tanpa hancur. Kemampuan pertahanan makhluk ini di kalangan Marquis pantas disebut makhluk tingkat tertinggi." Shalong mengerutkan kening halus, namun pedang melengkung di tangannya tidak berhenti, kembali menghantam serangga kristal Liuli perak.
Shalong adalah anggota ras iblis, namun darahnya mengandung sebagian garis keturunan naga. Selain 《Kitab Iblis Surga》, dia juga mempelajari 《Kitab Rahasia Pemecah Kejahatan》 milik komunitas naga. Gaya pemecah kejahatan yang bisa dilepaskannya bahkan lebih mengerikan daripada Long Shisan.
Hanya saja fakta bahwa Shalong memiliki darah naga tetap menjadi rahasia bahkan di antara ras iblis. Biasanya Shalong tidak akan mudah menggunakan gaya pemecah kejahatan tersebut.
Sekarang Sha Long merasakan situasi mulai tidak beres, tak peduli banyak pertimbangan lagi, ingin segera mengeliminasi varietas langka perak ini.
Sha Long terus menghantam efek perisai serangga kristal perak dengan pedang melengkungnya, membuat kilatan pelindung itu berkedip tak menentu, retakan di armor semakin banyak - kehancuran total hanyalah masalah waktu.
Serangga kristal perak yang panik berusaha kabur, tapi di mana mungkin? Sha Long seperti hantu menguntitnya, pedang melengkungnya kembali menyambar tanpa ampun.
Long Shisan terus-menerus mengejar Han Sen, tapi kecemasan di hatinya kian menjadi-jadi.
Meski menyandang gelar "Pemberani Terhebat Para Dewa", komunitas naga bukanlah tak terkalahkan sungguhan. Han Sen yang telah membuka dua Gembok Hati Surgawi membuat Long Shisan semakin kesulitan meredamnya.
Kilatan dingin menyambar lebih dulu, disusul tombak yang menyembur bak naga mengamuk.
Tombak Poxie Long Shisan sudah mencapai puncak kesempurnaannya, namun saat sinar tombak itu menembus tubuh Han Sen, ia langsung tahu bahwa serangan ini kembali gagal.
Dor!
Tubuh Han Sen meledak bagai bola air, ternyata hanya perpanjangan diri semata. Sementara tubuh sejatinya telah muncul dua puluh meter lebih jauh, tersenyum bahagia mengawasi Long Shisan.
Long Shisan yang masih menggenggam Tombak Spiral hendak kembali menyerang Han Sen, tiba-tiba mendengar suara datarnya: "Jika aku jadi kamu, aku akan diam di tempat."
Long Shisan mendengus dingin, mengabaikan perkataan Han Sen, dan terus maju dengan tombak di tangan.
Krek!
Suara retakan baju zirah langsung menyusup ke telinganya. Armor di dadanya terbelah oleh helai benang pisau tak kasat mata. Berbeda dengan sebelumnya, helaian ini membelah bahkan dagingnya, namun tetap utuh seperti kawat baja yang tak terputus.
Di tangan Han Sen, Pedang Bulu Darahnya mengayun ke depan. Meski secara indra tak terasa tenaga, namun di ruang sekeliling seolah muncul jalinan benang tipis tak kasat mata yang mengikat tubuh Long Shisan. Mengikuti arah jurus pedang Han Sen, benang-benang tak kasat mata itu semakin mengencang.
Bagai jutaan kawat baja tak terlihat membelit lengan, pelindung kuat, pinggang hingga kepala Long Shisan. Tubuhnya langsung terentang kaku di udara membentuk huruf "", terikat oleh ribuan benang pedang tak kasat mata yang menghancurkan zirahnya menjadi fragmen-fragmen yang beterbangan.
Benang-benang itu mencekik masuk ke dalam dagingnya, meninggalkan goresan darah di kulit putih transparannya. Darah merembes membentuk kontras visual tajam dengan tubuh naga yang transparan seperti giok.
“Sialan kau!...” Long Shisan menggeram penuh amarah, gaya pemecah kejahatan melesat keluar dari tubuh indahnya, dengan gemilang memutuskan ikatan benang pisau yang membelenggunya.
Tapi baru saja memutuskan benang-benang pisau di tubuhnya, helai-helai baru sudah mulai melilit, membelenggu anggota tubuhnya. Long Shisan sama sekali tak sempat menyerang Han Sen sebelum kembali terhenti.
"Kesempatanmu sudah habis. Sekarang mengakui kekalahan dan memohon ampun masih bisa. Aku bisa menyisakan nyawamu." Han Sen menggenggam Pedang Bulu Darah, memandang Long Shisan yang terikat benang pisau sambil berkata datar, mengembalikan ucapan yang sebelumnya dilontarkan naga betina itu.
Kres! Kres!
Long Shisan terus-menerus melepaskan gaya pemecah kejahatan secara gila-gilaan, memutuskan helai demi helai benang pisau. Tapi tindakan memutus langsung dengan tubuh membuat luka di raganya kian bertambah, darah segar mengalir deras.
"Komunitas naga memang memiliki raga yang tangguh." Han Sen berdecak kagum.
Setelah melepaskan diri dari benang pedang, mata Long Shisan menyemburkan api. Ia menggenggam tombak panjangnya dan hendak menyerang Han Sen lagi. Namun begitu tangannya terangkat, benang-benang itu kembali membelitnya, membuatnya sulit bergerak layaknya boneka kayu.
Walau Han Sen berada tepat di hadapannya, Long Shisan bahkan tak sanggup mengarahkan tombaknya sekali lagi. Berulang kali ia memutuskan benang pedang, namun untaian baru terus-menerus melilit tubuhnya, membuatnya nyaris tak bisa melangkah.
"Sudah waktunya mengakhiri ini." Sorot mata Han Sen berkedip. Pedang Bulu Darah di tangannya memancarkan aura pedang ungu kehitaman. Ribuan benang di udara pun mulai diselimuti aura serupa.
Jutaan benang mengikis daging Long Shisan, membuat setiap luka di tubuhnya mengeluarkan asap ungu kehitaman yang menyengat.
"Kekuatan Gigi Mutlak!" Wajah Long Shisan memucat seperti abu.
Kekuatan Gigi Mutlak bahkan lebih mengerikan dan sulit ditaklukkan daripada gaya pemecah kejahatan-nya. Begitu terkena efek, hampir tidak ada kemungkinan berpikir untung-untungan. Apalagi sekarang luka di tubuhnya tak terhitung jumlahnya, mustahil untuk melakukan tindakan drastis.
