Makam Raja Asura ini ternyata di luar dugaan Han Sen. Makam itu sendiri adalah sebuah planet, planet yang mampu mengendalikan orbit terbangnya.
Planet ini telah dipindahkan oleh Suku Asura ke dalam sektor tandus. Planet serupa di sektor tandus sudah terlalu banyak. Jika bukan karena Ratu Shura yang membawanya ke sini, sekalipun Han Sen melihat planet ini, dia tidak akan menyangka bahwa di sinilah letak makam Raja Asura.
Puncak gunung raksasa tiba-tiba bergeser, di sinilah pintu masuk makam. Hanya dengan tanda buka gudang di tangan Kaisar Asura, makam bisa dibuka.
Han Sen melangkah masuk ke dalam makam tanpa ragu. Di kedua sisi dalam makam terlihat banyak makhluk penjaga makam. Belum lama dia masuk, dua baris makhluk penjaga itu tiba-tiba seolah hidup kembali. Mereka membuka mulut lebar-lebar dan memuntahkan kekuatan tak kasat mata - Tenaga Non-Surga yang sangat dahsyat, setara dengan petarung Tingkat Dewa di Alliance.
Begitu banyak makhluk penjaga makam menyemburkan Tenaga Non-Surga secara bersamaan, ini sama saja dengan puluhan petarung Tingkat Dewa yang menyerang sekaligus.
Tapi tenaga mengerikan itu bahkan belum sampai di hadapan Han Sen, sudah terisolasi sepenuhnya. Bahkan area tiga meter di depan tubuhnya tak bisa ditembus, seolah ada perisai tak kasat mata yang melindungi di luar tubuhnya.
Ratu Shura dan Yu Ming'er tertegun seperti patung. Kekuatan sehebat ini ternyata tak cukup layak membuatnya bertindak, benar-benar sulit dibayangkan.
Seluruh mekanisme mengerikan di Makam Raja Asura sama sekali tak berpengaruh di hadapan Han Sen. Tanpa bertanya tentang situasi internal makam kepada Ratu Shura, dia langsung membawa mereka masuk lebih dalam. Tak ada rintangan yang bisa menghalangi langkahnya.
Ratu Shura semula masih mengharapkan larangan mistis di Makam Raja Asura bisa menghukum Han Sen. Tapi sekarang dia sudah tuntas kecewa. Han Sen bagaikan sesungguhnya dewa, seolah tak ada tenaga di alam semesta ini yang layak membuatnya menggerakkan satu jari, maupun yang bisa menggoyang raganya.
"Bagaimana mungkin ada kekuatan yang lebih dahsyat seperti ini di dunia?" pandangan Yu Ming'er bergetar. Segala yang terjadi sekarang sulit diterimanya.
Iman hampir sepenuhnya runtuh. Entah untuk apa dulu dia berlatih keras selama ini. Di hadapan Han Sen, tenaganya tak berarti bagai semut, sama sekali tak ada yang bisa dibandingkan.
"Aku yang memimpin jalan. Jangan sampai menyentuh larangan-larangan itu lagi." Ratu Shura aktif maju ke depan. Jika membiarkan Han Sen terus melangkah, seluruh larangan keluarga kerajaan Shura akan hancur. Nantinya siapa pun bisa datang-pergi leluasa.
Di bawah pimpinan Ratu Shura, mereka akhirnya mencapai lapisan terdalam keluarga kerajaan Shura. Di sana tersimpan peti-peti batu, masing-masing mewakili seorang mantan Raja Asura.
Sementara di bagian belakang aula, terdapat peti mati berbentuk manusia Shura yang berdiri megah di atas altar dewa. Di depan peti tersebut terdapat sebuah kolam yang sudah lama mengering, tak tersisa setetes air pun.
Di dasar kolam yang kering itu berserakan beberapa botol. Han Sen meliriknya dan menemukan botol-botol itu sama persis dengan wadah cairan gen khusus misterius yang pernah dilihatnya.
"Ketika nyawaku hampir mencapai akhir, aku akan datang ke sini untuk mati," kata Ratu Shura.
Han Sen mengamati seluruh aula. Tak ditemukan tulisan ritual maupun prasasti, bahkan satu huruf pun tidak ada. Seluruh ruangan hanya dipenuhi peti-peti mati tersebut.
“Apakah ini benar-benar tempat Raja Asura tertidur panjang?” Han Sen mengaktifkan aura Dongxuan, menjaring seluruh area sekitarnya. Selain tempat ini, tidak ditemukan lagi ruang makam lainnya.
“Ya, hanya di sini.” Ratu Shura menjawab dengan afirmatif.
Han Sen melirik peti-peti batu itu: “Di sini hanya ada 24 peti batu. Bukankah kaisar suku Shura jumlahnya lebih dari dua puluh empat?”
Ratu Shura menggelengkan kepala: “Aku tidak tahu. Aku hanya membaca apa yang perlu kutahui dalam Buku Warisan. Tentang jumlah peti di sini, ini juga pertama kalinya aku mengetahuinya.”
Dengan konsentrasi penuh Han Sen, ke-24 peti batu itu terbuka serentak oleh kekuatan tak kasat mata. Terlihat mayat-mayat orang Shura di dalamnya.
“Han Sen, kau berjanji tidak akan merusak tulang para pendahulu terhormat!” bentak Yu Ming'er.
Han Sen berkata tenang: “Itu bukan mayat raja-raja Shura kalian.”
“Apa?” Yu Ming'er langsung membeku di tempat.
“Suku Asura tidak hanya memiliki 24 kaisar. Jika mayat-mayat itu asli, pasti tidak hanya ada 24 peti mati, dan peti-peti itu juga tidak akan terisi penuh. Setidaknya masih ada satu peti yang disisakan untuk ibumu yang berada di sisimu.” Sorot mata Han Sen tertuju pada peti mati berbentuk manusia Asura di atas altar dewa.
Han Sen menaiki altar dewa dan berdiri di depan peti mati berbentuk manusia Asura sambil mengamati. Kesadarannya ternyata tidak bisa menembus ke dalam peti mati berbentuk manusia Asura itu, dan dia pun tidak tahu material apa yang digunakan untuk membuat peti tersebut.
Peti mati berwarna hitam keunguan itu seluruhnya seperti batu, terlihat memiliki aroma kuno.
Tanpa banyak ornamen atau desain hiasan, bahkan tanpa ukiran pola sama sekali, keseluruhan peti mati berbentuk manusia Asura ini terlihat sangat primitif dan sederhana.
Bao'er juga penasaran melihat peti mati berbentuk manusia Asura itu, bahkan mengulurkan tangan kecilnya yang gemuk untuk meraba permukaannya.
Han Sen menekan peti mati berbentuk manusia Asura itu dengan satu tangan, berusaha membuka tutupnya. Namun meski sudah mengerahkan tenaga, peti itu tetap tegak tanpa bergerak sama sekali, membuat Han Sen sedikit terkejut.
Di alam semesta Alliance, barang yang bisa menahan tenaganya tidak banyak.
Han Sen kembali mengerahkan tenaga, namun hasilnya tetap sama. Peti Berbentuk Manusia Shura itu tidak menunjukkan gerakan sedikitpun. Bahkan dengan seluruh kekuatannya, Han Sen ternyata tak bisa menggoyang tutupnya.
"Leluhur Shura memang bukan orang sembarangan." Di dalam hati, Han Sen malah merasa gembira. Ia merasakan jarak dengan barang yang diinginkannya semakin dekat.
"Giok Asura, bagaimana cara membukanya?" Han Sen menatap Ratu Shura sambil bertanya.
"Itu adalah peti leluhur nenek moyang kami. Orang Shura tidak akan menyentuhnya, apalagi membukanya. Jika bahkan kekuatanmu tidak bisa membukanya, bagaimana mungkin kami bisa membukanya?" Jawab Ratu Shura.
“Tidak, kau tahu cara membukanya.” Han Sen melirik Ratu Shura dengan dingin: "Tempat ini sama sekali bukan makam kerajaan. Jika tebakanku benar, para Raja Asura itu tidak mati di sini. Mereka juga bukan datang untuk menunggu kematian, melainkan masuk ke dalam peti leluhur kalian. Metode membuka peti leluhur itu, mungkin hanya diketahui olehmu sebagai ratu bangsa Shura."
Wajah Ratu Shura sedikit pucat, kenyataannya dia sudah lama menyadari mustahil menyembunyikan hal ini dari Han Sen.
Menghela nafas pelan, Ratu Shura berkata: "Kau benar. Para kaisar bangsa kami, selama masih memungkinkan, di ujung kehidupan mereka akan memasuki Peti Leluhur Asura. Ini adalah wasiat Yang Mulia Leluhur, sekaligus harapan bagi seluruh raja Asura."
"Harapan apa?" tanya Han Sen.
“Harapan untuk terus bertahan hidup.” Ratu Shura ragu-ragu sejenak lalu berkata: “Dalam wasiat leluhur Kitab Strategi Negara disebutkan, hanya ketika nyawa kita mencapai akhir perjalanan, barulah kita boleh datang ke sini dan memasuki Peti Mati Leluhur Shura. Mungkin dengan ini kehidupan bisa diperpanjang dan mendapatkan kelahiran baru. Jika peti mati dibuka sebelum waktunya, justru akan mendatangkan bencana tak terhingga.”
Han Sen tahu maksud ucapan Ratu Shura ini. Dengan datar ia berkata: “Kamu bisa memilih untuk membuka peti mati ini sekarang, atau membiarkan seluruh ras Shura mati bersamamu.”
