Ratu Shura naik ke altar dewa, berdiri di depan Peti Mati Leluhur Shura. Setelah memberi penghormatan dengan khidmat pada peti mati leluhur, baru ia mencabut pisau belati dari pinggangnya dan menusukkannya ke bagian dahi peti mati tersebut.
Pisau belati itu berwarna ungu pekat, materialnya sangat aneh. Terlihat mirip dengan tanduk di kepala Ratu Shura, namun warnanya lebih gelap dan kepadatannya lebih tinggi.
Di permukaan Peti Leluhur Shura yang tampak mulus tanpa celah, pisau belati itu tiba-tiba menusuk masuk secara mengerikan. Tidak ada hambatan sama sekali, hanya menyisakan gagang pisau yang mencuat di luar, seolah peti itu bertanduk.
"Kres!" Peti leluhur yang semula tertutup rapat bergetar. Tutupnya membuka diri ke samping secara otomatis, perlahan memperlihatkan seluruh isi peti.
Sorot mata Han Sen tak lepas dari peti leluhur. Namun saat peti terbuka, tenaga mengerikan tiba-tiba menyembur. Energi itu melilit Ratu Shura dan Yu Ming'er yang berdiri di depan, menarik mereka masuk ke dalam peti.
Bahkan Ratu Shura dengan kekuatannya tak mampu melawan. Raga nyaris terhisap masuk. Yu Ming'er yang tak sempat bereaksi langsung terseret masuk.
Han Sen menggerakkan telapak tangannya, dengan gemilang memutus aliran tenaga itu, menarik kembali Ratu Shura dan Yu Ming'er. Peti Mati Leluhur Shura yang baru saja terbuka langsung menutup rapat kembali, sudah kembali ke kondisi semula yang tertutup rapat. Pisau belati yang tadinya menancap di peti mati itu kini telah menghilang.
Meski hanya sekejap, Han Sem sempat melihat bagian dalam peti mati itu adalah kegelapan kosong bagaikan lubang hitam, sama sekali tidak sesederhana peti mati kecil biasa.
Ratu Shura dan Yu Ming'er masih gemetar ketakutan, tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Wajah mereka pucat membiru seperti salju.
"Ke mana pisau belatimu?" Han Sen mencoba mendorong tutup peti mati namun tetap tidak bisa terbuka, lalu berpaling ke Ratu Shura bertanya.
Ratu Shura tersenyum pahit: "Pisau belati itu sudah otomatis kembali ke altar suci bintang induk Suku Asura. Calon Raja Shura berikutnya akan bisa meraihnya dari altar suci itu."
Han Sen tidak berkata lagi. Dia percaya Ratu Shura hanya mengetahui sebatas ini. Tubuhnya bergerak, tenaga dahsyat menerpa Ratu Shura dan Yu Ming'er, langsung merobek ruang bagai teleportasi antariksa menuju Istana Shura.
"Lanjutkan peranmu sebagai Ratu Shura. Anggap peristiwa kali ini tak pernah terjadi." Han Sen melirik Ratu Shura dan Yu Ming'er.
Usai berkata, tubuh Han Sen melesat membawa Bao'er menghilang tanpa jejak.
Ratu Shura dan putrinya saling pandang dengan jantung berdebar. Rasa takut di hati belum sirna. Ternyata ada manusia mengerikan semacam itu di jagat raya. Takdir ras Asura sepenuhnya berada di genggaman pihak lain, bahkan kemampuan melawan pun tak mereka miliki.
Han Sen membawa Bao'er pulang. Peti Mati Leluhur Asura jelas merupakan portal ke dimensi aneh. Tapi ruang dimensi itu terhubung ke mana, hingga detik ini Han Sen masih belum mengetahui jawabannya.
Dugaan yang paling mungkin, saluran itu menuju ke alam semesta genetik, dan tempat yang dituju mungkin adalah wilayah Ras Iblis. Jika benar demikian, maka semua penjelasan menjadi masuk akal.
Tapi saluran itu memberi Han Sen perasaan tidak aman. Gelombang ruang di dalamnya tidak stabil. Seberapa rendah persentase keberhasilan teleportasi melalui saluran ruang tidak stabil? Bahkan Han Sen sulit memperkirakannya.
Pesan leluhur Asura mengatakan "hanya boleh dicoba ketika hampir mati". Pernyataan ini secara tidak langsung membuktikan bahaya memasuki saluran tersebut.
Jika ini benar-benar saluran menuju wilayah Ras Iblis, maka ini sungguh luar biasa.
Perlindungan terisolasi dari alam semesta genetik. Luar biasanya Asura bisa menciptakan saluran seperti ini - meski tidak stabil - sudah termasuk hal yang sulit dipahami.
Tentu, semua ini hanya hipotesis Han Sen. Mungkin saja saluran ruang itu sama sekali bukan jalan menuju alam semesta genetik.
Han Sen sementara belum berniat untuk mencoba. Jika itu benar-benar saluran menuju Ras Iblis, keamanannya tidak jauh lebih baik dibanding teleportasi ke Laut Guixu, bahkan mungkin lebih berbahaya.
Sharon dari Ras Iblis juga tewas di tangan Han Sen. Keinginan Ras Iblis untuk membunuh Han Sen tidak kalah dibanding Komunitas Naga. Jika saluran itu mengarah ke lokasi basis Ras Iblis, Han Sen bahkan tidak akan punya kesempatan kabur.
Setidaknya ada hasil yang diperoleh kali ini. Han Sen kini tahu Asura seharusnya belum mati, dan mungkin tidak semua Raja Asura tewas. Sangat mungkin mereka telah mencapai ruang dimensi lain.
Tiba-tiba Han Sen teringat sesuatu. Sebelumnya dia pernah melihat siluet yang mirip Santo Tianzhu, saat itu dikiranya hanya kemiripan biasa dan pasti bukan sosok aslinya.
Tapi setelah menyaksikan saluran ruang di peti leluhur Asura, keyakinan Han Sen atas penilaiannya sendiri mulai goyah.
Jika peti leluhur Asura benar-benar bisa memasuki alam semesta genetik, apakah Sekte Darah Hidup juga memiliki sesuatu yang serupa?
"Sekte Darah Hidup pasti bermasalah. Anggota Kucing Darah Sembilan Nyawa itu bisa masuk Sanctuary. Setelah aku memurnikan Liontin Kucing Darah Sembilan Nyawa, aku juga punya kemampuan serupa. Sedangkan Kucing Darah Sembilan Nyawa memiliki hubungan rumit dengan Sekte Darah Hidup. Jika Suku Asura punya metode untuk keluar, tidak mungkin Sekte Darah Hidup tidak tahu apa-apa." Han Sen bergolak berbagai pemikiran dalam hati.
"Dari begitu banyak santo di Sekte Darah Hidup, yang pernah kulihat sangat sedikit. Setelah aku berlatih Hidup Darah Sutra Saraf yang hanya diturunkan satu generasi, sudah ada makhluk kuat seperti Bunga Kecil dan Ling Er. Sekte Darah Hidup yang telah mewariskan begitu banyak generasi, kekuatan mereka tidak mungkin hanya segini." Semakin dipikir Han Sen, semakin yakin ada keanehan di Sekte Darah Hidup.
Tapi setelah menganalisis tindakan Sekte Darah Hidup sebelumnya, sangat mungkin mereka seperti Suku Asura - meski punya cara untuk pergi, namun begitu meninggalkan Sanctuary, tidak ada jalan untuk kembali.
Saat ini Han Sen hanya bisa membuat spekulasi sebanyak ini. Cairan gen di makam Raja Asura itu sebenarnya digunakan untuk apa, hingga detik ini Han Sen belum memiliki jawaban lengkap.
Secara wajar, cairan gen seharusnya dipersiapkan untuk para kaisar Asura itu. Mungkin untuk digunakan sebelum membuka peti leluhur Asura. Tapi kemudian dicuri oleh manusia dalam satu gelombang, tidak tahu berapa banyak yang berhasil dibawa keluar. Yang pasti sekarang sudah kering sama sekali.
"Bagaimana caranya menangkap seorang santo Sekte Darah Hidup untuk diinterogasi?" Sekarang Han Sen agak tertekan karena sama sekali tidak bisa menemukan para santo sekte itu.
"Entah apakah Tuan Li masih ada di dalam peti mati Kaisar Manusia. Anggota itu dijuluki sebagai pemimpin Sekte Darah Hidup. Mungkin bisa menangkapnya untuk dimintai penjelasan." Han Sen menghitung dalam hati.
Tiba-tiba hatinya berdesir: "Peti Suci di tempat Kaisar Manusia itu juga sebuah peti mati. Jangan-jangan benda itu juga bisa menembus ke luar perlindungan?"
Han Sen tahu sekarang memikirkan apa pun tidak ada gunanya, terpaksa mencari cara untuk pergi melihat perlindungan Kaisar Manusia terlebih dahulu. Secara teori, tempat itu bukan alam semesta Alliance, melainkan lapisan bawah perlindungan, seharusnya tidak mungkin langsung teleportasi ke alam semesta genetik.
Tapi ketika memikirkan si Kucing Darah Sembilan Nyawa yang pertama kali muncul dengan tiarap di atas Peti Suci, Han Sen kembali merasa kemungkinannya cukup tinggi.
"Brengsek Kucing Darah Sembilan Nyawa, jangan sampai aku mendapatkan kesempatan menangkapmu!" Han Sen bergumam dengan penuh kebencian dalam hati.
